Bagaimana Menjaga Hubungan Ketika Karier Sangat MenuntutDan Pekerjaan Tidak Ada Habisnya

Bagaimana Menjaga Hubungan Ketika Karier Sangat MenuntutDan Pekerjaan Tidak Ada Habisnya
ISTOCK

Tips simpel: pastikan kuota dan pulsa selalu ada.

Satu hal yang membuat kita lupa diri, lupa ada hubungan yang harus dipupuk, dan lupa makan: pekerjaan. Saking berdedikasi terhadap karier, fokus terhadap pasangan hanya tinggal sisa dari jatah yang sudah disedot oleh deadline, proposal, presentasi, dan laporan proyek. Lalu, tanpa disadari, hubungan itu menjadi basi, malah hanya menjadi sekadar status. Ah, memang susah menyeimbangkan dan menjaga karier dan kehidupan percintaan dalam level yang seimbang.

“Sebenarnya balik ke komitmen awal dalam relasi cinta. Dan komitmen ini harus dikomunikasikan. Misalnya, pasangan harus sama-sama mengerti kalau lagi di tengah meeting, tidak bisa angkat telepon dari pasangan, atau pasangan harus paham saat-saat pasangannya sedang ada deadline pekerjaan,” kata Sinta Mira, M. Psi., seorang psikologis klinis dewasa dari Vida Rumah Konsultasi dan Layanan Psikologi.

Menurutnya, semua hal yang terkait dengan masalah ini harus dikomunikasikan berdua (berdua ya, bukan bertiga), sehingga pola komunikasi yang terbentuk memberi ruang bagi setiap orang untuk menjalani karirnya dengan optimal. “Jangan sampai karena tidak paham pekerjaan/timing deadline pasangannya, lalu bertengkar karena pacar minta ngajak jalan-jalan padahal pasangannya ada deadline pekerjaan yang penting. Setelah itu, ya kembali ke komitmen terhadap pasangannya. Jadi, tetap menyempatkan waktu untuk berkomunikasi dengan pasangan sesibuk apa pun. Chat sederhana sudah cukup untuk menunjukkan bahwa walaupun kita sedang sibuk dengan pekerjaan, tapi masih menyempatkan untuk menyapa dan memberi perhatian pada pasangan. Bisa juga dengan komitmen berdua bahwa saat-saat weekend, tidak membicarakan urusan pekerjaan terus-menerus,” tegasnya.

Sulit. Memang. Namun, bisa dilakukan. Terlebih jika kamu merasa "hubungan ini penting, pasti kita akan mengupayakan yang terbaik,” ujarnya dengan optimis.

Hmm, bagaimana caranya? Sinta menjelaskan tentang mengatur manajemen diri dan waktu yang bisa kamu terapkan, termasuk:

Atur waktu sebijak mungkin, sehingga pekerjaan bisa selesai pada teng... tepat jam 6 sore, misalnya. Buat prioritas saat bekerja, sehingga tetap punya waktu luang untuk diri sendiri/keluarga/pasangan. "Meskipun mungkin waktu luang tersebut tidak banyak, tapi isilah dengan kegiatan yang berkualitas." 

  • Manajemen diri

“Orang dewasa sebaiknya memiliki kemampuan untuk mengendalikan dorongan dalam diri dan menjalani hidup dengan bertanggung jawab. Sehingga dengan kemampuan memahami prioritas yang harus dilakukan, kita akan bisa membagi perhatian pada berbagai hal dalam hidup ini dengan baik. Contohnya, kalau memang waktu banyak tersita dengan tugas kantor yang menumpuk, saat istirahat jangan dihabiskan dengan hal-hal yang kontraproduktif. Tapi bisa digunakan untuk meluangkan sedikit waktu dengan pasangan/keluarga,” jelas Sinta. Dalam artian, telepon atau kirimlah pesan kepada pasanganmu—jadi pastikan, kuota atau pulsamu selalu ada.

Satu lagi, “Tentunya, kemampuan menjalankan berbagai peran ini harus dipahami. Karena kita menjalani berbagai peran di kehidupan sehari-hari, sebagai anak, sebagai pasangan, sebagai karyawan, sebagai anak buah, sebagai atasan, sebagai teman, sebagai sahabat, dan sebagainya. Nah, manajemen diri membantu kita untuk bisa menjalani berbagai peran tersebut secara seimbang dan tetap berkualitas,” tutupnya.

Lagi-lagi (tolong jangan dilempar): hubungan itu butuh "dikerjakan" juga, dan harus menjadi prioritas juga, termasuk jika pasanganmu adalah blogger.