Amsterdam? Tunggu dulu.
Biasanya mereka yang sedang punya atau akan punya pacar memiliki impian untuk liburan bareng. Liburan pertama ke Maldives, merayakan anniversary ke-2,5 tahun ke Amsterdam, atau dilamar di puncak gunung bersalju Snowdonia. Namun, kapankah saat yang tepat? Bagaimana kita tahu bahwa kita siap dengan semua konsekuensi akibat liburan bersama? Bukannya langsung mengirim pesan lewat WhatsApp dan minta putus bahkan sebelum mengklaim bagasi, melainkan makin cinta setelah liburan.
Pertanyaan ini terjawab melalui sebuah penemuan baru ini: ternyata lebih baik melakukannya secepatnya—lebih cepat daripada yang dipikirkan mayoritas orang. Siap mendengar hasil penelitian mereka? Kamu disarankan untuk pergi liburan bersama pacar pada tiga bulan pertama kalian berhubungan. WOW!
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Hilton Hotels & Resorts yang melibatkan 1000 orang dewasa menemukan bahwa enam dari 10 orang berpikir bahwa merupakan ide jitu untuk bepergian bersama seseorang yang sudah tiga bulan berkencan dengan kita. Bahkan, 60% dari peserta yakin bahwa tidak ada istilah “terlalu cepat untuk libur bareng.”
Liburan pasangan memang ibarat sebuah tes bagi sebuah hubungan, dan Madeleine Mason, seorang dating coach, percaya bahwa sangat penting untuk melakukannya sebelum melangkah ke tahap yang lebih serius.
Antonia Hall, psychologist and relationship expert, mengatakan kepada Bravo TV bahwa liburan adalah sesuatu yang romantis, dan memberikan kesempatan kepada pasangan untuk berada di luar lingkungan normal mereka. “Tidak ada cara yang lebih baik untuk mengenal seseorang dibandingkan dengan bepergian dengan mereka,” kata Hall. “Ini merupakan cara yang paling informatif untuk mengetahui bagaimana calon pasangan seumur hidupmu berhadapan dengan flight delays, kemacetan, dan situasi tak terduga lainnya, dan apakah kalian benar-benar cocok atau tidak.” Well, holiday romances all around then.
