Cemburu: Tanda Cinta atau Tanda Apa, ya?

Cemburu: Tanda Cinta atau Tanda Apa, ya?
ISTOCK

Ketahui penyebab dan cara mengatasinya. Inilah jawaban tentang kecemburuan yang kalian cari.

Cemburu itu 'imut' saat masih awal pacaran, atau bikin 'ahhh' jika skenarionya seperti drama-drama Korea. Jika seintens dan 'sepanas' Bride of Chucky... tidak, terima kasih banyak. Namun, tidak jarang kita bertemu dan berhubungan dengan pribadi super pencemburu.

“Cemburu (dalam konteks hubungan romantis) merupakan sesuatu yang biasanya dilandasi oleh pemikiran seputar tidak lagi dicintai, tidak lagi jadi pilihan utama, tidak lagi diandalkan dan sebagainya. Biasanya, akan mengarah pada pemikiran: 'tidak lagi saya, melainkan.... Apa pun yang dianggap sebagai pesaing (objek/pilihan ketiga) dalam mendapatkan perhatian/ afeksi dari pasangan,” ujar Cahyo Amiseso, M. Psi., seorang psikolog klinis dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (LPTUI).

Ada kata pepatah jadul, 'cemburu tanda cinta'—mungkinkah bisa diralat menjadi 'cemburu itu bukan tanda cinta? “Iya!" jawab Cahyo. Melainkan, “pertanda dari diri kita atas sesuatu yang terjadi pada kita, dan biasanya sesuatu itu bersifat negatif. Bisa juga menjadi pertanda mengenai insecurity diri, rasa rendah diri, ketakutan kehilangan pasangan, kecemasan dalam membina kedekatan, dan sebagainya. Hal-hal negatif yang membuat kita berpikir ada saingan dan pasangan akan lebih memilih objek atau pihak ketiga tersebut, ketimbang diri kita sendiri,” ungkapnya.  

Well, statusnya masih manusia biasa, pastinya sering kali ingin menjadi prioritos. Top of the top. Termasuk dari pasangan: selalu ingin menjadi yang pertama dan yang terdepan. Kaulah (akulah) segalanya.

“Tak ada manusia yang sempurna, setiap orang pasti pernah cemburu untuk hal-hal spesifik yang bermakna bagi dirinya," tegas Cahyo. "Pengalaman pahit dalam hidup seputar hubungan dan kelekatan (emotional attachment) bisa terjadi pada setiap orang. Hal ini yang (salah satunya) menjadi dasar terjadinya rasa cemburu. Terpenting bagi kita adalah segera mengenali rasa cemburu itu dan mengomunikasikannya dengan pasangan,” katanya.  

Masih menjadi pertanyaan, sebenarnya rasa cemburu itu baik atau buruk untuk suatu hubungan?  

“Cemburu menjadi buruk, jika tidak ada upaya perbaikan situasi dari kedua belah pihak. Setiap momen dan situasi selalu menjadi sumber pikiran negatif dan kecemasan. Bukan ini yang kita inginkan dari sebuah hubungan," papar Cahyo. "Cemburu bisa menjadi positif, apabila ada upaya perbaikan situasi dan kondisi dari kedua belah pihak. Saling menyampaikan atau menjelaskan kondisi masing-masing dan mengupayakan apa yang baik demi menciptakan sebuah hubungan yang sehat bagi pasangan."

Selain itu, Cahyo juga  menambahkan bahwa, “sebenarnya, cemburu hal yang negatif, sehingga biasanya emosi negatif yang juga muncul: marah, cemas, sedih. Kita merasa perolehan cinta dan kasih sayang dari pasangan tersaingi oleh seseorang atau sesuatu yang membuat kita merasakan emosi-emosi negatif tersebut.”  

Jika dikatakan sebagai hal yang negatif. Adakah cara untuk mengatasi rasa cemburu itu? 

“Ada!” jawabnya dengan tegas.  

Menurutnya, rasa cemburu itu sesungguhnya bisa diatasi. Tergantung pada siapa rasa cemburu itu muncul, apakah itu pada pasangan kita atau justru kepada kita sendiri. Sebagai informasi, menurut Cahyo ada dua penyebab rasa cemburu, yakni:

2 Penyebab Rasa Cemburu

Hal-hal yang sepele

hal-hal sepele
hal-hal sepele

Misalnya, muncul rasa cemburu karena pasangan lebih asyik berkumpul dengan teman-teman sehobi ketimbang menghabiskan waktu denganmu. Plus, jika teman-teman sehobinya berbeda jenis kelamin dan akrab. Sebenarnya kamu tahu, hobi tersebut merupakan sesuatu yang penting bagi pasanganmu, sesuatu yang bermakna bagi hidup pasanganmu (contohnya, hobi lari, karena ingin sehat dan melepaskan stres). "Pada situasi ini, kecemburuan menjadi pertanda bahwa kita sendiri yang memiliki kekurangan diri yang tercolek oleh situasi persaingan afeksi tersebut," jelas Cahyo.  

Hal-hal yang serius

hal-hal serius
hal-hal serius

Misalnya, kamu tahu bahwa pasanganmu pernah punya riwayat tidak setia (pernah selingkuh saat berpacaran). Kamu pun menjadi cemburu saat ia menunjukkan perilaku yang membuatmu merasa “tidak lagi saya, melainkan....” "Pada situasi ini, kecemburuan dapat menjadi sebuah pertanda bahwa pasangan boleh jadi kembali menunjukkan perilaku yang mirip-mirp dengan momen saat ia berselingkuh dahulu."

Sepele dan serius, tapi intinya tetap sama: memicu, memancing, dan menggelorakan rasa cemburu. Dari dua hal penyebab di atas, Cahyo memberikan langkah-langkah untuk mengatasi rasa cemburu:  

Langkah Untuk Mengatasi Rasa Cemburu

Pikiran Negatif

Kurangi kebiasaan-kebiasaan yang memupuk pikiran negatif dan menguatkan rasa cemburu. Terkadang, kamu sendiri yang mencari kecemasan dengan melakukan hal-hal yang tidak diperlukan (sementara pasangan menunjukkan loyalitas dan kasih sayang yang amat cukup selama ini). Misalnya, kurangi stalking, kurangi cek isi handphone pasangan. Cegah diri sendiri melakukan hal-hal yang justru membuatmu semakin curiga.    

Percaya Diri