Cinta di Atas Politik atau Politik di Atas Cinta?

Cinta di Atas Politik atau Politik di Atas Cinta?
HUFFINGTONPOST.CA

Hubungan dengan pandangan politik yang berbeda bisakah berhasil? Bisa. Hanya perlu tahu caranya.

Kenal seseorang dan sepertinya saling suka. Namun, saat sedikit menggali, ternyata si dia memiliki pandangan politik yang berbeda! Crumbs! Panik bukan kepalang, jarang-jarang bisa bertemu orang yang memiliki chemistry hebat seperti itu. Jadi, apa yang harus dilakukan? Berikut beberapa tips untuk bisa mengatasi krisis tingkat tinggi tersebut.

1. Diskusikan dari awal.

Politik bisa menjadi salah satu subjek yang diangkat saat berkencan. Well, sounds too bloody serious! Namun, jika kalian berdua memiliki perbedaan pandangan, ada baiknya dibicarakan secepat mungkin dan dipikirkan signifikansinya atas hubungan. Pastikan segala sesuatu yang bisa menghambat hubungan kalian terpecahkan! Ingat, sebisa mungkin keluar dengan solusi konkrit. Misalnya, kamu adalah pendukung berat equality pay antara wanita dan laki-laki, sementara calonmu berpendapat sebaliknya: cowok harus berpenghasilan lebih besar karena akan menjadi kepala keluarga. Bagaimana sikapmu terhadap ini? Apakah kamu akan rela mengundurkan diri saat tempat kerja memberikan promosi dan kenaikan gaji lebih dari suami? Lebih baik didiskusikan dari awal dan buat Plan B sebelum cinta mengaburkan logika.

2. Dengar baik-baik.

Bisa jadi saat si dia menjelaskan alasan pandangannya, rasanya pengin banget rolling your eyes, menghela nafas panjang, memberikan senyum ‘ah, sok tahu’ atau melihat handphone dan sibuk mengganti nada dering. Please, jangan lakukan itu. Kamu juga pasti ingin didengarkan dengan baik saat giliranmu berbicara, jadi cobalah untuk tidak menjadi cewek yang menyebalkan selama beberapa menit: dengarkan baik-baik penjelasannya. Berikan pemikiran, ide, tanggapan, terhadap pandangan mereka; kamu juga pasti ingin mereka memberikan feedback atas perspektifmu. Fair enough.

3. Nilai perasaanmu.

Tidak perlu selalu setuju dengan pendapat pasangan kita, yang lebih penting adalah mengerti perspektif mereka. Jika dalam konteks saling menghormati akhirnya tetap tidak setuju tapi mengerti alasan di balik pandangan mereka, ada kemungkinan hubungan ini bisa berlanjut. Yes!

4. Ini adalah salah satu cara untuk saling mengenal lebih baik.

Mungkin ini semua hanya tentang perspektif. Pastikan perbedaan ini tidak membuatmu murka, karena perdebatan yang sehat adalah bagian dari pertumbuhan sebuah hubungan. Jika pasangan bisa mengeksplorasi nilai-nilai dan pandangan yang membuat mereka mendukung seorang kandidat politik atau kebijakan tertentu, ini bahkan bisa menjadi sebuah metode untuk mengenal satu sama lain lebih dalam. Ingat untuk selalu menerapkan pendekatan: meski orang tersebut tidak setuju denganmu, ide mereka sama validnya dengan idemu.

5. Stop berasumsi. 

Demokrat, liberal, konservatif, dan lain sebagainya—adalah label dan kadang-kadang kita lupa akan fakta tersebut. Seringkali kita membuat asumsi berdasarkan label-label tersebut tanpa benar-benar mengenal pribadinya terlebih dulu. Lebih baik tidak beranggapan hanya karena pasangan tidak memiliki pengalaman yang sama, itu berarti pandangan mereka tidak memiliki perspektif yang valid. Di sisi lain, jangan juga berkeyakinan bahwa kamu akan mengubah mereka (meskipun itu bisa jadi keinginan terbesarmu). Pasanganmu adalah sebuah individu dengan nilai-nilai tertentu dan merupakan sebuah penghinaan jika percaya bahwa kamu bisa atau harus mengubah mereka. Relationships need mutual respect to thrive. Dan ini adalah prinsip yang harusnya melampaui perspektif politik apapun.