Dear Pasangan, Serius Aku Sangat Kesal Denganmu!

Dear Pasangan, Serius Aku Sangat Kesal Denganmu!
ISTOCK

Rasanya, rasanya ingin... 

Dua akhir belakangan, kegiatan rutinmu adalah: menarik nafas dalam-dalam. Setiap 10 menit, tarik nafas, baik terangkat, tahan, dan hah... bahu turun seturun-turunnya. Penyebabnya: pasanganmu melakukan sesuatu yang membuatmu kesal sampai-sampai kulitmu berwarna hijau. Hulk. Di dalam benakmu, saat ini kamu adalah Hulk yang sedang menarik nafas panjang. 

“Kesal adalah salah satu bentuk emosi, saat kita mengalami sebuah kejadian yang mengecewakan, karena apa yang kita harapakan tidak sesuai dengan kenyataan,” ujar Maharsi Anindyajati, M. Psi, Psikolog., seorang psikolog klinis dewasa dari Rumah Sakit Islam Cempaka Putih, Jakarta. Dan itu "sesuatu yang wajar," katanya, "selama tidak desktruktif."

Hulk ketika marah menjadi hijau dan bajunya robek-robek, hanya tinggal celana, dan menyalurkan emosi tersebut untuk menghancurkan penjahat. Minim verbal. Manusia biasa seperti kita, bagaimana cara yang tepat mengekspresikannya? "Yang baik dan sehat tentunya adalah cara mengekpresikan yang tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Komunikasikan dengan baik-baik apa yang menjadi sumber rasa kesal kita. Misalnya nih, kesal karena pasangan ingkar janji pergi ke suatu tempat, katakan saja bahwa apa yang dia lakukan membuat kamu kecewa. Karena kamu sudah mempersiapkan banyak hal untuk itu," sarannya. Dan oh, "tanyakan juga kepada pasangan apa yang menyebabkan si pasangan ingkar janji,” jawabnya.

Loki hanya muncul sesekali, dan tetap saja membuat Hulk marah. Sementara nih, sumber kekesalan itu adalah tindakan rutin pasangan. Jadi, sepertinya sulit mengendalikan emosi kesal. Tidak heran jika seringkali terucapkan sesuatu yang tidak diinginkan. 

“Tentunya, rasa kesal yang dirasakan jangan sampai merugikan kamu sendiri dan orang lain. Jangan melakukan hal yang tidak diinginkan, seperti mengamuk dan menghina pasangan. Atau, kamu malah menyakiti diri sendiri, dengan memukul-mukul kepala, bahkan memendamnya kekesalannya sendiri,” jawab Nina.

Lalu, bagaimana cara agar kita bisa menghilangkan rasa kesal (yang sudah memuncak) dengan pasangan?

“Komunikasi kuncinya,” ungkap Nina. “Jangan lupa untuk membicarakan tentang masalah ini dengannya. Bicarakan apa yang kamu rasakan dan alasan apa yang membuatnya mengecewakan kita. Bisa jadi alasannya ternyata tidak seburuk yang kita bayangkan,” sarannya.

Tapi, tapi, tapi, 'kan... rasa kesal tidak akan pernah langsung pergi (seperti angin), kemungkinan (sisa-sisa) kekesalan itu masih memendam di hati melebihi 24 jam. Adakah cara kita menghadapi dan mengatasinya? “Memaafkannya!” tegas Maharsi. “Memaafkan diri sendiri dan pasangan. Pasti ada hikmah di balik hal atau masalah yang membuat kita kesal. Jangan biarkan kekesalan itu malah menggerogoti kita dari dalam," tegasnya. 

Atau cara lain: tonton film Hulk—bila perlu bersama pasanganmu.