Hal Ini Sebaiknya Tidak Dikatakan Melalui WhatsApp atau SMS

Hal Ini Sebaiknya Tidak Dikatakan Melalui WhatsApp atau SMS
iSTOCK

*Pesan terkirim*. *Pesan dibaca*. Tidaaak! 

Kemungkinan 99 persen kita pernah dalam situasi ini: mengirim pesan (pastinya lewat ponsel) kepada pasangan dan ah, menyesal setengah, berharap pesan tersebut "gagal dikirim". Sepertinya staf di Line dan WhatsApp seringkali mengalami hal ini ketika memutuskan untuk membuat fitur "hapus pesan ini". Beribu-ribu terima kasih. Namun, lain skenario jika kita mengirim pesan tersebut dalam bentuk SMS (pertanyaan serius: adakah yang masih menggunakan metode ini?), atau si penerima memiliki kekuatan super cepat (atau kurang kerjaan?) membaca sehingga sudah terlanjur sampai ke tanda seru bahkan sebelum kita sadar pesan tersebut berpotensi "perang". 

Atau, skenario sebaliknya: kamu adalah penerima pesan dan setelah membacanya kamu naik darah—atau ingin menangis. 

Jika pernah mengalami satu atau dua dari kejadian tersebut, "kamu kemungkinan bermainan dengan api dan parahnya tidak sadar akan hal tersebut. Mengirim pesan merupakan sebuah struktur yang negatif untuk membangun hubungan. [Komunikasi] tatap muka adalah yang membuat hubungan hidup dan berhasil," tulis Tina Gilbertson, LPC, seorang psikoterapis dan penulis buku The Good Breakup Guide, di Psychology Today

Sudah sering kita mendengar atau membaca, "jangan kirim pesan seperti itu, seperti ini," tapi tetap saja melakukannya. Menurut Gilbertson, salah satu alasannya adalah karena banyak orang tidak yakin bisa menghadapi percakapan sulit secara langsung. "Mengirim pesan lebih aman. Kamu tidak perlu menatap mata orang tersebut dan memikirkan bagaimana merespon selama berbicara," jelasnya.

Dan jika deskripsi ini sesuai dengan kondisimu saat ini, jangan berkecil hati. Pasalnya, "sebagian besar orang tidak tahu harus bagaimana saat melakukan pembicaraan sulit. [Namun] intinya bukanlah tentang menangani sebuah topik dengan mulus. Yang paling penting adalah berdiri di depannya dan tidak malu untuk terbata-bata sedikit di depan orang yang kamu anggap penting dalam hidupmu," sarannya.

Oh, dan jika kamu butuh disegarkan tentang apa saja yang sebaiknya tidak diketik dan dikirim lewat WhatsApp, Line, atau SMS kepada pasanganmu, Gilbertson menyarankan beberapa hal. Alih-alih membahasnya panjang kali lebar kali tinggi kali dalam lewat pesan dan tidak mendapatkan solusi, lebih baik membicarakan hal ini secara langsung: 

1. Keluhan. Oleh karena ini tertulis, akan sulit menebak nada suara dan level urgensi pesan ini. Ingat, imajinasi manusia itu sangat liar!

2. Hinaan. Misalnya, "kamu selalu nggak pernah bisa diandalkan." Yakinlah, tidak ada orang yang berjoged saat membaca pesan seperti ini. 

3. Penjelasan dan permintaan maaf. Hal ini terlalu kompleks untuk dikirim dalam bentuk satu pesan panjang (plus dtls dlm singktn2 yg mmbt mt jerg n naik drh). Alih-alih coba kirim, "aku mau minta maaf. Bisakah kita ketemu?" Lalu minta maaflah secara personal dengan benar dan sepenuh hati. 

4. Pertanyaan tentang sikap atau tindak tanduk orang tersebut. Seperti, kalimat paling malas: "kamu marah, ya?" Ouch. 

5. Berita bombastis. Seperti, "dokter bilang ada sesuatu di rahimku". Atau, "aku selingkuh."

6. Informasi personal. Contoh, nomor kartu kredit, dan foto-foto telanjang.