7 Tanda Kamu Menjalin Hubungan Rebound

7 Tanda Kamu Menjalin Hubungan Rebound
ISTOCK

Banyak yang menilai menjalin hubungan rebound adalah sesuatu yang tidak lazim. Benarkah? Apakah hubungan kalian termasuk?

"Ah, nggak—nggak rebound, kok." Perkataan ini kita ucapkan saat memulai hubungan dengan seseorang. Plus, ada yang bilang bahwa "cara terbaik untuk melupakan seseorang adalah dengan menjalin hubungan dengan orang lain." Menurut Brumbaugh dan Fraley, rebound relationship didefinisikan sebagai sebagai "hubungan yang dimulai tak lama setelah putus cinta sebelum perasaan-perasaan tentang mantannya tersebut diselesaikan."

Pertanyaannya sekarang: apakah memang setiap hubungan baru setelah patah hari dari hubungan lama diberi label "rebound?" Mary Lamia, Ph.D., seorang psikolog klinis dan psikoanalisis menjelaskan pada Psychologytoday: "Jarak waktu antar satu hubungan dengan hubungan lain tidak penting untuk kesejahteraan psikologis.

Orang-orang membutuhkan hubungan, dan melanjutkan hidup bisa menolongmu untuk melupakan masa lalu." Dalam beberapa kasus malah keduanya benar-benar jatuh cinta. Namun, sayangnya tidak semua kisah berakhir Disney-esque; ada beberapa hubungan yang bila kamu mau jujur masuk dalam kategori "rebound". Berikut beberapa signal untuk mengetahui apakah kamu hanya "selingan" pasanganmu saat ini. 

Tanda Kamu Menjalani Hubungan Rebound

1. Terlalu Cepat-Atau Terlalu Lama

Berjalan secepat kereta supersonik atau... sesantai kura-kura yang sedang menikmati jalan sore. Dalam situasi yang pertama, bisa jadi orang tersebt benar-benar terluka atas hubungan sebelumnya dan belum siap untuk mengambil komitmen lebih serius.

Dan untuk skenario kedua, bisa jadi sudah sejak lama mereka mendambakan memiliki hubungan dengan seseorang sehingga memilih untuk mempercepat proses perkenalan.

2. Kamu "UNIK" Dibandingkan Pasangan Dia Sebelumnya

Diakui atau pura-pura tidak sadar, kebanyakan dari kita memiliki "tipe ideal" dalam hal percintaan. Namun setelah drama putus hubungan sebelumnya yang berurai dengan air mata, terkadang kita memilih seseorang yang sama sekali tidak ada mirip dengan tipe ideal tersebut.

Harapannya sih, agar tidak terluka lagi. Hati-hati, bisa jadi merupakan tanda kamu merupakan "persinggahan" dalam hubungan tersebut, alias tidak berprospek untuk berakhir serius. 

3. Mereka Plin-Plan

Satu minggu semuanya indah dan mulus, eh... tiba-tiba mereka menghilang ditelan bulan. Atau mengutip istilah tren 2017: ghosting (seperti hantu). Lalu, muncul tiba-tiba atau istilah tren 2017: submarining dan zombie-ing. Hidup lagi setelah mati.

Seperti zombie, seperti hantu yang mati penasaran. Kemungkinan besar mereka memang ingin memiliki pasangan, hanya saja belum siap. Dan kalau mereka belum siap, agak susah mengubah pikiran tersebut. 

4. Mereka Tidak Mau Berkomitmen

Salah satu prinsip rebound relationship adalah "perlu kalau lagi butuh." Jika kamu merasa harus selalu menyesuaikan dengan jadwal dan mood mereka, lebih baik akhiri dari sekarang.

Melakukan konfrontasi juga terkadang tidak ada gunanya karena mereka akan panik. Lebih baik buru-buru cari pintu keluar dan lanjutkan hidupmu. 

5. Iklim Hubungan Ini: Pancaroba

Berubah dengan sangat cepat, sebentar panas, sebentar dingin. Kondisi tidak stabil seperti ini membuat pusing dan bingung. Idealnya, kamu seharusnya menjalin hubungan dengan seseorang yang 100% satu frekuensi denganmu. Idealnya lagi, kamu sebaiknya meninggalkan hubungan dengan iklim seperti itu. 

6. Mereka Membicarakan Pasangan yang Dulu

... Dan masih berhubungan dengannya. Jika si dia masih membicarakan tentang mantannya, apa yang biasa mereka lakukan, rutinitas kencan, bla, bla, bla, dan bilang bahwa mereka masih bertukar sapa setiap pagi dan sebelum tidur, sudah saatnya mengucapkan "hasta la vista, baby. see you never." Atau ekstrim lain adalah mereka tidak sudi membicarakan si ex sama sekali.

Bertingkah seperti mantannya tidak pernah eksis dalam hidupnya. Ini juga berarti kamu tidak perlu eksis di orbitnya. 

7. Pembicaraan Kalian Tidak Esensial

Yeah, yeah, kalian selalu ngobrol, pagi, siang, sore, dan tengah malam, tapi bahan obrolannya sangat remeh. Misalnya, mengupas panjang lebar apa yang kamu makan hari itu—bagaimana cara masaknya, sausnya apa, pedas atau hambar, beli di warung mana, yada yada yada.

Namun tidak pernah tentang masa depan, apa posisimu dalam hubungan tersebut—apakah kira-kira di masa depan kalian memasak bersama. Ini salah satu trik untuk membuatmu tetap merasa tersanjung, tapi sekaligus metode menjaga jarak. Pintar, 'kan? Jadilah lebih pintar, dan lebih baik masak sendirian. 

Baca juga: Apakah Pasangan Perlu Berubah Seperti yang Kamu Mau?