Ini Mungkin Penyebab Kamu Masih Jomblo

Ini Mungkin Penyebab Kamu Masih Jomblo
ISTOCK

Apakah kamu melakukan ini?

"Kok masih jomblo, sih?" tanya seseorang. Pastinya jawabanmu seringkali tidak pernah: "Iya nih, soalnya aku orangnya nyebelin banget." Pasalnya, ini adalah salah satu jenis pertanyaan yang membuat kebanyakan orang jomblo langsung "malas" dan meninggalkan ruangan—bahkan jika status tersebut adalah pilihan pribadi.

Namun, jika dipikir dengan cermat dan serius, sebenarnya apa sih, alasanmu masih solo setiap kali datang ke pesta atau kondangan? Pertama, yah bisa jadi karena faktor pilihan dengan penuh kesadaran tadi. Kedua, punya isu komitmen. Ketiga (alasan paling sering terucapkan): "belum menemukan orang yang tepat". Atau, ada satu alasan lagi tapi yang ini memang membutuhkan kejujuran untuk mengakuinya, yakni sabotase diri.

Mungkin tidak kita sadari, tapi menurut seorang psikolog sebagian orang memegang peran penting dalam membuat dirinya jomblo, alias mensabotase dirinya untuk tetap sendirian. Kepada Huffington Post Australia, Melanie Schilling menjelaskan sabotase diri sebagai: "secara aktif mengganggu atau menghalangi kesempatan untuk sosial interaksi atau kencan yang berpotensi. Pada dasarnya memproklamirkan kepada dunia bahwa kamu tidak tertarik menjalin sebuah hubungan—entah itu [dilakukan dengan] sadar atau tidak." 

Menurutnya, memang lebih mudah untuk menyalahkan faktor-faktor eksternal, seperti cuaca atau 'pria baik nyaris punah', tapi seringkali yang terjadi adalah kita jomblo karena aksi sabotase itu dan, "dasarnya adalah rasa takut," jelasnya. Rasa takut ini bisa berasal dari pengalaman masa lalu, karena patah hati, diselingkuhi atau selalu ditolak. Atau kamu merasa tidak punya waktu karena terlalu sibuuuk! Dan jika kamu masih memiliki rasa ini, Schilling mengatakan bahwa kemungkinan besar kamu belum siap memiliki hubungan romantis dengan siapapun. 

Lantas, apa yang bisa kita—para jomblo yang ingin mengakhiri status ini lakukan? Jawabannya akan terdengar klise, tapi Schilling percaya bahwa kuncinya adalah belajar mencintai diri sendiri sebelum kita bisa mencintai orang lain. 

"Cinta diri dan kesadaran diri merupakan langkah-langkah awal dalam menarik dan membangun sebuah hubungan yang positif," tegasnya.