Inilah Tahapan dan Makna Prosesi Pernikahan Adat Jawa

Inilah Tahapan dan Makna Prosesi Pernikahan Adat Jawa
Pernikahan Adat Jawa

Kamu ingin melaksanakan acara pernikahan adat Jawa? Baca dahulu prosesinya dan makna di balik ritual tersebut.

Sebuah pernikahan memang dinilai sangat sakral, karena dengan pernikahan dua insan akan menjadi satu kesatuan. Maka dari itu, banyak orang Indonesia yang merayakan pernikahan mereka dengan menggunakan adat istiadat agar menambah kesakralan pernikahan mereka.

Salah satu yang adat yang paling sering digunakan adalah adat Jawa. Kebanyakan orang menganggap pernikahan dengan menggunakan adat Jawa itu memiliki prosesi yang rumit dan panjang. Namun, tentunya proses pernikahan adat Jawa memiliki makna tersendiri di tiap prosesnya.

Nah, jika kamu ingin menggunakan adat Jawa dalam upacara pernikahan adat Jawa, ketahui dulu runtutan prosesinya dan makna-makna didalamnya.

Proses Pernikahan Adat Jawa

Proses pernikahan dalam adat Jawa sebenarnya terbagi menjadi dua, yaitu ketika porsesi hajatan atau persiapan menjelang hari pernikahan, dan acara inti atau acara puncak.

Baca: Sebelum Nikah, Pastikan Kamu Bahas 5 Hal Ini dengan Pasangan

Prosesi Hajatan dalam Pernikahan Adat Jawa

Prosesi Hajatan dalam Pernikahan Adat Jawa
Prosesi Hajatan dalam Pernikahan Adat Jawa

1. Pemasangan Tratag dan Tarub

Pemasangan tratag atau tenda sebenarnya lebih kepada acara pernikahan yang diadakan di rumah. Karena, tragat dapat diartikan sebagai dekorasi tenda, jadi yang menikah di gedung tentu nggak membutuhkan tenda, kan? Untuk tarub sendiri adalah hiasan, seperti janur kuning melengkung yang melambangkan harapan berkah dan kemakmuran untuk kedua mempelai kepada Yang Maha Kuasa.

2. Siraman

Pada ritual ini, akan ada tujuh orang yang akan menyiramkan air ke sang pengantin. Nantinya, di dalam air yang digunakan dalam prosesi siraman juga harus terdapat tuwuhan yang dapat diartikan sebagai tumbuh-tumbuhaan dan bahkan buah-buahan sebagai harapan agar sang pengantin nanti akan cepat memperoleh buah hati.

Prosesi siraman, sang ayah mempelai wanitalah yang akan menyelesaikan ritual yang melambangkan sebagai pembersihan diri sebelum menjalan pernikahan. Sang ayah juga bertugas untuk menggendong pengantin wanita menuju kamar pengantinnya.

3. Adol Dawet

Acara dilanjutkan dengan orangtua menjual dawet sebagai hidangan kepada para tamu undangan yang telah hadir. Namun, penjualan dawet ini nggak dibayar dengan uang ya. Melainkan dengan kreweng atau pecahan tembikar dari tanah liat yang diartikan sebagai pengingat bahwa semua pokok kehidupan berasal dari bumi.

Dalam prosesi ini para ibu akan melayani para pembeli, dan ayah akan memayungi ibu. Ini memiliki arti untuk memberikan contoh ke anak-anaknya kelak, bahwa dalam kehidupan berumah tangga harus saling bergotong royong.

Baca Juga: Susunan Acara Pernikahan Lengkap dari Akad Hingga Resepsi

4. Potong Tumpeng

Orang Indonsia pasti sudah nggak asing dengan tumpeng, yaitu sajian nasi berbentuk kerucut dengan lauk pauk ditata mengelilinginya yang diletakkan di atas nampan bulat dari anyaman bambu. Dalam tradisi Jawa, tumpeng diartikan sebagai simbol kemakmuran dan kesejahteraan. Dalam upacara pernikahan, tumpeng akan dipotong oleh ayah dan ibu dengan mengambil bagian puncak tumpeng dan mengambil lauk pauknya satu per satu.

Lalu, ayah dan ibu akan memberikan suapan tumpeng ke sang anak sebagai tanda tanggung jawab terakhir dari orang tua kepada anaknya yang akan menikah.

5. Tanam Rambut dan Lepas Ayam

Prosesi dilanjutkan dengan pemotongan rambut kedua calon mempelai dan menanamkannya. Ini ditujukan agar rumah tangga mereka berdua dijauhkan dari hal buruk. Setelahnya, acara dilanjutkan dengan pelepasan ayam jantan hitam yang menandai bahwa kedua orang tua telah mengikhlaskan anaknya hidup mandiri bagai seekor ayam.

6. Midodareni

Kata midodareni sebenarnya diartikan sebagai bidadari. Prosesi midodareni diadakan ketika malam sebelum ijab kabul dilaksanakan. Ritual ini sendiri ditujukan sebagai harapan agar pengantin wanita akan terlihat cantik esok harinya seperti bidadari dari surga. Pada prosesi ini, pengantin wanita akan ditemani oleh pihak keluarga saja dan dilarang bertemu dengan calon suami. Pihak keluarga juga akan memberikan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan pernikahan.