Kamu Introver dan Jatuh Cinta Pada EktroverLalu Harus Bagaimana?

Love
ISTOCK

Dengarkan tips dari psikolog ini agar hubunganmu lancar jaya.

Kamu introver, dan sedang jatuh cinta—untungnya gayung bersambut. Lantas apa yang bisa kamu lakukan mengingat dua satu ciri khasmu adalah menikmati waktu sendiri dan tidak bisa hidup tanpa headphones?(Ciri khas lain introver: berhasil membaca "Quiet: The Power of Introverts in a World Can't Stop Talkingkarya Susan Cain sampai halaman terakhir dan tersenyum-senyum.) Oh, satu lagi, setelah ditelaah, ternyata pasanganmu ekstrover. Alamaaak. 

“Pertama, kita harus mengetahui dulu tentang dua kepribadian ini,” kata Rebeka Pinaima, M. Psi., Psiokolog, seorang psikolog klinis dewasa dari Pion Clinician dan pendiri Cinta Setara. Ia melanjutkan, “kepribadian introvert dan ekstrovert pertama kali diperkenalkan oleh tokoh psikolog dari Swiss, yaitu Carl Gustav Jung. Orang dengan kepribadian introvert memiliki kepribadian yang cenderung lebih tertutup dan menjaga privasi dari dunia luar, serta lebih banyak berpikir sendiri dalam memaknai suatu kejadian atau membuat keputusan. Biasanya mereka menyukai suasana yang tenang, serta lebih senang melakukan aktivitas sendiri, karena dalam situasi tersebut mereka dapat me-recharge energinya kembali. Sementara itu, orang dengan kepribadian ekstrovert lebih menyukai interaksi dengan dunia luar dan umumnya memilih untuk melibatkan diri dalam berbagai aktivitas sosial. Orang berkepribadian ekstrovert biasanya tampil easy going dan supel, merasa lebih bersemangat sesudah bertemu dengan banyak orang, saat bekerja dalam kelompok, maupun saat berada di suasana yang ramai.”

Seperti langit dan bumi. Bagai Paris Fashion Week dan London Fashion Week; bagai Bill Gates dan Elon Musk.

Menurut Rebeka, inilah tantangan terbesar yang dijalani ketika si introver dan ekstrover berhubungan cinta.

  • Pasangan introver biasanya membutuhkan me-time, atau waktu khusus untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang mereka sukai seorang diri. Umumnya, pasangan introvert memanfaatkan me-time untuk mengatasi permasalahan hidupnya serta untuk menenangkan diri. "Saat me-time inilah, seorang introvert dapat menjadi sangat tertutup dengan permasalahannya, misalnya ketika bertengkar dengan pasangan. Hal ini dapat menjadi tantangan bagi pasangan yang ingin langsung mendiskusikan pertengkaran hingga tuntas, tetapi pasangan introvert-nya justru ingin merenungkannya sendiri terlebih dahulu atau bahkan memutuskan untuk tidak menyampaikan isi pikiran dan perasaannya sama sekali," ujar Rebeka.

  • Di lain pihak, pasangan yang ekstrover pun dapat menjadi tantangan tersendiri ketika ia memiliki beragam aktivitas dan juga banyak sekali pertemanan atau jejaring sosial. "Dengan stok energi yang seakan tidak habis-habis, pasangan ekstrovert biasanya memiliki jadwal bersosialisasi yang padat dan perlu terampil membagi waktunya dengan pasangan, keluarga, serta banyak lingkaran pertemanannya. Maka jika pasangan ekstrovert sedang kesulitasn mengelola waktu, mereka mungkin saja kurang mengalokasikan waktu yang cukup bagi pasangannya dan pasangannya dapat merasa kurang diperhatikan atau tersisihkan."

Namun, seperti yang Susan Cain tuliskan di bukunya: introver dan ekstrover adalah yin dan yang—kita cinta dan saling membutuhkan. Setiap kepribadian memiliki kelebihan yang membuat kita makin cinta. 

  • Salah satu hal terbaik jika kita berpasangan dengan orang berkepribadian introver, yaitu "preferensi mereka untuk menjalin deep meaningful conversations, atau percakapan-percakapan yang bermakna dan umumnya personal. Tidak mudah bagi seorang introvert untuk membuka diri dan menceritakan hal-hal personal tersebut. Maka ketika orang introvert sudah dapat memercayai pasangannya untuk berbagi percakapan bermakna dan menceritakan seputar hidup mereka secara mendalam, umumnya mereka akan sangat mengapresiasi pasangan dan menjaga relasi tersebut sebaik-baiknya."

  • Sosok pasangan yang berkepribadian ekstrover memiliki keunggulan dalam membangun relasi, karena sifat mereka yang mudah bergaul dengan siapa saja, luwes saat berkomunikasi dan biasanya terampil bekerja sama dengan orang lain. "Dengan memiliki pasangan ekstrovert, seseorang dapat turut mengekplorasi banyak pengalaman dan pembelajaran baru dari beragam aktivitas yang diikuti pasangan ekstrovert-nya. Selain itu, seseorang juga sangat mungkin memperoleh lingkup pertemanan dan jejaring yang luas dari pasangan ekstrovert tersebut."

Ah, sekali lagi: yin dan yang. 

Sama seperti dengan semua hubungan, butuh usaha untuk menjadikannya panjang umur. Untuk yang penasaran bagaimana melakukannya saat kamu si ekstrover dan pasanganmu introver, begini saran Rebeka:

  • Memberikan ruang bagi mereka untuk perlahan membuka dirinya. "Ingat, tidak mudah bagi seorang introvert untuk membuka diri dan menjalin kedekatan dengan orang lain. Jadi, tidak perlu menuntut pasangan introvert untuk terus menceritakan apa yang mereka pikirkan, rasakan, maupun alami setiap saat." 

  • Menghargai me-time yang mereka memiliki dan waktu yang mereka berikan untuk pasangannya. "Diskusikan dan sepakati pembagian waktu me-time dan we-time (waktu berpacaran) dengan seimbang. Jika sudah sepakat hargai dan jalankan kesepakatan tersebut dengan tulus." Ohya, jika boleh menambahkan, tanyakan apakah si introver mau melakukan wefie, karena sejujurnya kebanyakan introver meringis (paling tidak dalam hati) saat melakukannya. 

Sedangkan, jika pasanganmu adalah ekstrover bersertifikat: 

  • Berikan kepercayaan dan pengertian bagi mereka untuk menjalani aktivitas mereka yang segudang tersebut. "Sebaiknya menghindari upaya untuk membatasi gerak serta waktu mereka atau sikap posesif berlebihan."

  • Sempatkan untuk berkenalan langsung dengan pertemanan atau jejaring yang mereka miliki, sehingga mereka merasa mendapatkan dukungan. "Biasanya orang ekstrovert akan lebih bersemangat dan merasa dihargai ketika pasangannya bisa turut berbaur dengan lingkungan pertemanannya."

Kemudian, Rebeka menambahkan: “Saat hendak menjalani hubungan yang serius, ada sejumlah hal yang perlu didiskusikan secara mendalam dengan orang introvert maupun orang ekstrovert yaitu seputar pola komunikasi, pembagian waktu kegiatan sehari-hari, serta gaya hidup. Sebetulnya tidak ada batasan yang pasti mengenai masing-masing pribadi yang ada. Contohnya, terkait pada pola komunikasi, karena orang introvert lebih tertutup maka mereka umumnya lebih banyak merahasiakan hal-hal seputar hidupnya saat bercerita kepada orang lain. Maka jika ia memilki pasangan yang ekstrovert, penting agar sosok ekstrovert tersebut berhati-hati dalam menceritakan hal seputar pasangan introvert-nya kepada orang lain,” paparnya.

Meski sebenarnya poin yang terakhir itu, tentang bercerita dan rahasia, sebaiknya tidak diceritakan kepada orang lain tanpa persetujuan yang punya cerita. 

Dan jika kamu berambisi membuat pasanganmu lebih termehek-mehek, Rebeka menuturkan saran di bawah ini.

Jika pasanganmu berkepribadian introver:

  1. Pelajari hobi, minat ataupun selami dunianya. Hal ini dapat menjadi topik pembicaraan yang menarik dan cukup personal untuk saling mengenal satu sama lain, dibandingkan memulai obrolan dengan membahas hal-hal yang sifatnya sehari-hari atau bersifat basa-basi saja (small talk).

  2. Sebelum menanyakan hal yang personal saat kencan, selalu memastikan apakan orang introver tersebut nyaman untuk mendiskusikan topik tersebut. Tidak memaksakan jika ia terlihat ragu atau tidak nyaman untuk bercerita, karena mungkin ia masih membutuhkan waktu yang lebih lama untuk membuka diri atau mungkin hal itu ia anggap terlalu personal.

Jika pasanganmu adalah seorang ekstrover: 

  1. Meski orang ekstrover senang bercerita, mereka juga tertarik untuk mengenal orang lain. Tunjukkan bahwa kamu antusias dengan kegiatannya atau topik yang ia ceritakan, lalu cobalah untuk bergantian menceritakan hal yang kamu juga gemari kepadanya.

  2. Berinisiatif untuk mengajak kencan di tempat baru ataupun dengan mencoba melakukan aktivitas baru yang menarik atau menambah pembelajaran baru, karena orang ekstrover senang eksplorasi dan umumnya memiliki minat yang luas.

Dan oh, untuk para introver, tidak apa-apa kok kalau kamu menunduk, atau menatap lurus ke depan, atau memutar balik badan untuk menghindari small talk—itulah gunanya memiliki pasangan yang ektrover! We love you extroverts

Selanjutnya: pasanganmu sejauh ini hanya, tapi bagaimana dengan jumlah teman, apakah penting memiliki banyak teman—atau satu saja sudah lebih dari cukup? Penjelasannya ada di sini.