Katanya, Kamu Hanya Butuh 7 Teman untuk Bahagia

Katanya, Kamu Hanya Butuh 7 Teman untuk Bahagia
ISTOCK

Terlalu banyak?

Kamu pasti punya daftar VIP di dalam hidup. Itu lho, orang yang otomatis kamu hubungi kalau butuh duit mendadak, atau selalu ingin kamu temui setiap mau curhat dan jadi tempat "sampah" (dalam definisi yang positif)? Well, menurut Bella Zanesco, seorang strategis karir dan penulis buku Smart Girls Screw Up Too: The No-Nonsense Guide to Creating the Life You Want, jumlah ideal sohib dekat adalah terdiri dari tujuh orang. Hmm...

Mari mengecek apakah mereka ada di dalam bagian "Favorites" di daftar kontakmu di ponsel. 

1. The Catalyst: Seperti yang dibicarakan di podcast asal Australia, Mamamia Out Loud, tipe pertama dari teman yang kamu butuhkan menurut Zanesco adalah "catalyst", atau mereka yang menginspirasimu untuk bertransformasi dan keluar dari zona aman. Individu ini mendorongmu untuk lebih berani mencoba strategi baru agar karirmu melesat dan belajar mengatakan "tidak" jika perlu. 

2. The Player: Orang yang kamu hubungi ketika butuh teman untuk ladies night dan tertawa sampai urat leher mau putus. 

3. The Nurturer: BFF, langsung kamu telepon saat sedih. 

4. The Inspirer: Sehabis berbincang dengan orang ini, kepalamu dipenuhi dengan ide-ide baru. Mereka mungkin membuatmu mempertanyakan arti hidupmu, tapi dalam arti yang positif dan suportif. 

5. The Challenger: Tidak takut berdebat, mempertanyakan sistem kepercayaanmu, dan—yep—sering kali membuatmu emosi dan mengumpat (dalam arti yang baik). 

6. The Lover: Mencintaimu apa adanya

7. The Maker: Menurut Bella, the maker adalah pasanganmu. Akan tetapi, sejujurnya, the maker sepenuhnya opsional, karena beberapa orang memilih menjadi singel atau belum menemukan pasangan yang tepat. 

Bagaimana menurutmu? Apakah angka 7 terlalu banyak—atau terlalu sedikit? Atau, yang namanya teman tidak perlu dikategorikan seperti itu karena satu teman bisa sekaligus menjadi tujuh kepribadian itu? Atau apakah jumlah teman menentukan kebahagiaanmu? Coba dengarkan penjelasan psikolog ini.