Membacakan Cerita kepada Anak Begini, Membuat Mereka Lebih Pintar

Membacakan Cerita kepada Anak Begini, Membuat Mereka Lebih Pintar
ISTOCK

Juga: batasi penggunaan ponsel.

Membaca (dan membaca ulang) buku yang sama sebelum tidur memang sebuah tradisi yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Namun, bayangkan jika seandainya ritual berjam-jam bersama Dr. Seuss dan Hungry Caterpillar tersebut bisa berdampak yang lebih hebat? Meski sebenarnya alasan quality time sudah lebih dari cukup untuk mengadaptasi kebiasaan ini di rumah, sebuah studi dari Cincinnati Children's Hospital Medical Centre menemukan bahwa membaca partisipatori—atau melibatkan anak dengan teks, tidak hanya membacakan atau menceritakannya saja kepada mereka—sesungguhnya bisa menguatkan (turbocharge) perkembangan kognitif mereka. 

"Kesimpulan untuk para orangtua dari penelitian ini adalah sebaiknya mereka lebih melibatkan anak ketika membacakan buku, ajukan pertanyaan, minta mereka untuk membalikkan halaman, dan saling berinteraksi," kata John Hutton, pemimpin studi tersebut dan juga seorang pediatrik di Cincinnati Children's, dalam sebuah siaran pers. "Hasilnya, hal ini akan memberikan energi otak untuk beraktivasi—atau 'turbocharge' perkembangan kemampuan literasi, terutama pemahaman terhadap cerita, di usia sebelum sekolah." 

Untuk sampai kepada kesimpulan ini, para peniliti memindai otak dari 22 anak perempuan berumur 4 tahun selama waktu pembacaan buku cerita dengan ibu mereka. Mereka yang lebih terlibat selama proses cerita—misalnya, menyelesaikan kalimat si ibu, membalikkan halaman, dan menyentuh lembaran buku—memperlihatkan "peningkatan aktivisi di bagian kanan daerah serebelar otak," yang berhubungan dengan "kemahiran kemampuan kognitif dan sikap dengan mengaitkannya dengan bahasa, asosiasi, dan area fungsi eksekutif." Para peneliti juga menekankan pentingnya membatasi penggunaan ponsel selama waktu baca cerita; hal ini dilihat sebagai penghalang utama selama proses penelitian.