Mengapa Orangtua Perlu Kritis Saat Mendongengkan Cinderella

Mengapa Orangtua Perlu Kritis Saat Mendongengkan Cinderella
ISTOCK

Dan... Ariel, Belle, Snow White, Sleeping Beauty.

Apa dongeng yang sering kamu bacakan kepada si kecil? Jika jawabanmu: Cinderella atau Beauty and the Beast dan sejenisnya, Donald Haase, penulis buku Fairytales and Feminism, meminta para orangtua membacanya dengan kritis. 

"Mereka [orangtua] bisa membacakan atau menceritakannya dan pada saat yang bersamaan secara sengaja mempertanyakan atau menanggalkan stereotip-stereotip yang ada," kata profesor dari Wayne State University kepada The Independent

Seperti yang dilaporkan oleh The Independent, ada lima konsep klise yang perlu dikritisi oleh orangtua dan dijelaskan dengan lebih jelas kepada anak saat mendongeng. 

1. Perempuan itu mahluk lemah lembut dan hanya bisa diselamatkan oleh laki-laki. 

... Alias prince charmingDr. Victoria Showunmi, seorang dosen di University College London mengatakan kepada The Independent: "Ini membuat kedua gender merasa tertekan." Yaitu, laki-laki wajib menyelamatkan perempuan, dan perempuan harus menunggu laki-laki untuk mendapatkan kebahagiaan. 

2. Minim perbedaan. 

Baik dalam hal ras, fisik, dan seksual. Kebanyakan perempuan di cerita dongeng ini digambarkan: cantik, putih, langsing, dan berambut panjang. Ini merupakan stereotip yang tidak realistis, terutama di abad 21 ini. 

3. Saudaranya atau ibu tirinya pasti jahat. 

Hampir semua pemeran utama wanita dideskripsikan tanpa cela, berhati lembut, dan bersuara merdu, sementara ibu tirinya seperti setan, dan saudara tirinya buruk rupa dan sombong. Kemudian plot ceritanya: heroin vs ibu tiri/saudara tiri. Penggambaran yang selalu sama ini menurut Showunmi bisa menjadi penghalang saat anak akan membangun hubungan yang stabil dan suportif. 

4. Menikah adalah segalanya. 

"And they live happily ever after." Begitu biasanya sebuah dongeng ala putri dan pangeran berakhir. Di zaman banyak orang memilih untuk tidak menikah seperti sekarang ini, slogan tersebut menurut Showunmi bisa menyebabkan lingkungan berpikir bahwa seseorang yang tidak menikah "adalah sebuah aib, yang tidak ada tempatnya di masyarakat." 

"Cinta dipandang sebagai sebuah konsep yang terjadi ketika kita menemukan seseorang untuk dinikahi dan tidak dinilai sebagai konsep psikologis yang berkembang," katanya. 

5. Takdir perempuan adalah dapur. 

Ingatkan kegiatan sehari-hari Cinderella dan Belle? Bersih-bersih, bersih-bersih, dan bersih-bersih.