Menurut Studi: Mereka yang Menjalani Open Relationship Sebahagia yang Bermonogami

Menurut Studi: Mereka yang Menjalani Open Relationship Sebahagia yang Bermonogami
ISTOCK

Status: open relationship.

Tabu. Konon katanya, hubungan ini tidak memuaskan. Kita sedang membicarakan tentang open relationship, yakni konsep hubungan non-monogami yang disetujui oleh kedua pihak, yang artinya semua orang yang terlibat di dalamnya secara konsensus tidak keberatan jika pasangannya lain memiliki pasangan seksual dan romantis lain. Yep, dianggap tabu—dan kamu bukan satu-satunya yang memiliki perspektif. Akan tetapi, dengarkan: sebuah penelitian baru memperlihatkan bahwa mereka yang terlibat dalam hubungan yang sangat terbuka itu ternyata mendapatkan kepuasan yang sama dengan mereka yang bermonogami. Sebuah studi yang dilakukan oleh Guelph Universitas di Kanada dan dipublikasikan di Journal of Social and Personal Relationship mengungkapkan bahwa struktur hubungan bukan selalu menjadi penentu kepuasan, melainkan dorongan seksual.

Untuk sampai kepada konklusi ini, para peneliti menyurvei lebih dari 140 individual yang memiliki hubungan non-monogami dan lebih dari 200 orang yang menjalin hubungan monogami. Kepada para partisipan diajukan pertanyaan tentang kepuasan yang dirasakan terhadap hubungan romantis yang sedang dijalani (kepada mereka yang ber-non-monogami ditanyakan tentang pasangan utamanya). Selain itu, juga ditanyakan tentang seberapa sering mereka mempertimbangkan untuk berpisah, apakah mereka curhat kepada pasangannya, dan seberapa bahagia mereka secara general. Hasilnya (jeng, jeng, jeng) terbukti bahwa para pasangan non-monogami mengalami kepuasaan hubungan yang sama dengan mereka yang bermonogami. 

"Kami menemukan orang-orang yang secara konsensual melakukan hubungan non-monogami mengalami level kepuasaan hubungan, kesejahteraan psikologis, dan kepuasaan seksual yang sama dengan mereka yang berhubungan monogami," jelasJessica Wood, Ph.D, penulis utama studi tersebut. "Hal ini mematahkan pandangan sosial [yang mengklaim] bahwa monogami adalah struktur hubungan ideal." 

Selain menemukan kesimpulan tersebut, studi ini juga menginvestigasi motivasi seksual para partisipan. Hasilnya: apa pun struktur hubungannya (monogami atau tidak), orang-orang yang berhubungan seks dengan pasangannya dengan tujuan untuk mendekatkan diri dan memenuhi kebutuhan seksualnya merasakan kepuasaan yang lebih dibandingkan mereka yang berhubungan seks karena alasan-alasan lain, misalnya karena ingin menghindari konflik. 

"Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa pilihan kita terhadap struktur hubungan bukanlah sebuah indikator seberapa bahagia atau puasnya kita atas hubungan utama [yang sedang kita jalani]," kata Wood. Intinya, dari penelitian ini adalah sepanjang kamu dan pasangan (-pasanganmu) memenuhi kebutuhan emosi dan fisik masing-masing, kamu akan bisa bahagia apa pun jenis hubungan yang kamu pilih. 

Sementara untuk mau yang singel... dan bingung menata keuangan, dengarkan tips dari penasihat keuangan ini