Panduan Setiap Fase Cinta (Dari Pdkt Hingga akan Menikah) Agar Semakin Awet dan Bahagia

Panduan Dari Pdkt Hingga akan Menikah
Panduan Setiap Fase Cinta (Dari Pdkt Hingga akan Menikah) Agar Semakin Awet dan Bahagia

Artikel ini panjang—sama seperti hubungan yang membutuhkan kesabaran dan waktu. Mungkin itu adalah hubunganmu?

Ah, akhirnya dilamar juga! Skenario terindah adalah melaluinya dengan semangat dan ceria, tapi pada beberapa kasus pembatalan bisa terjadi. Alasannya bermacam-macam, misalnya perselingkuhan, ketidakcocokan antara kedua keluarga, dan perbedaan visi dan misi ke depannya. Untuk menghindari hal ini terjadi pada saat sudah sangat serius, ada baiknya meminimalisir faktor-faktor ini membicarakan hal-hal penting saat masih pacaran (misalnya, seharusnya tema visi dan misi dirembuk sebelum pertunangan). 

(DETIK-DETIK MENUJU) TAHAP PERNIKAHAN

Menurut Wita, secara teori sebaiknya setiap pasangan menjalani hubungan selama dua tahun sebelum akhirnya menikah. “Selama dua tahun hubungan, biasanya komunikasi yang dilakukan mendalam dan interaksinya intens, sehingga kita dan pasangan dapat saling mengenal pribadi dan keluarga masing-masing dengan baik."

Oleh karena menikah adalah sesuatu yang mengubah hidup seseorang (dan berharapnya hanya dilakukan sekali seumur hidup), ada yang banyak hal penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan. Salah satu cara untuk mengetahui apakah pernikahan merupakan sesuatu yang membawa berkah adalah: coba perhatikan apakah pasanganmu dan kamu memiliki hal ini: 

  1. Kemampuan untuk dapat menghargai seseorang sebagai pribadi yang unik dan memiliki minat, kesenangan, dan pilihan-pilihan yang mungkin berbeda dengan dirinya.
  2. Kemampuan untuk tidak memaksakan kehendak pribadi ataupun mengontrol pihak lain seakan benda milik pribadi.
  3. Keinginan untuk mendengarkan pendapat dan berkompromi setiap terjadi perbedaan pendapat.
  4. Kemampuan mengendalikan emosi tanpa menggunakan kekerasan (fisik ataupun kata-kata kasar) baik ketika berinterakasi dengan pasangan maupun orang lain.
  5. Memiliki kepercayaan diri yang baik sehingga kesuksesan satu pihak tidak akan mengintimidasi dirinya.
  6. Kesiapan dan kemauan untuk saling mendukung kemajuan dan pertumbuhan satu sama lain di dalam hubungan. 

Wah, banyak, ya! 

“Memutuskan untuk menikah memang perlu pertimbangan yang matang. Buatlah daftar kualitas positif dan negatif pasangan, dan kualitas positif dan negatif hubungan. Jika masih belum yakin, coba ajak bicara orangtua/keluarga yang kamu percaya. Coba sampaikan kepada pasangan, apakah ia mampu mengusahakan agar kamu menjadi lebih yakin. Jika semua sudah dicoba tapi belum berhasil, coba temui tenaga professional seperti psikolog. Diskusikan dengan pihak yang objektif dapat memberikanmu perspektif baru dan segar,” anjurnya.