Pasanganmu Suka Gorengan, Kamu Terobsesi Chia SeedBagaimana Membuat Opposite Attracts Berhasil

Pasanganmu Suka Gorengan, Kamu Terobsesi Chia SeedBagaimana Membuat Opposite Attracts Berhasil
ISTOCK

Berbeda itu pasti, tapi seberapa berbeda?

Dia suka jaipong, kamu suka keju. Dia memaki-maki, anti bola dan menganalisa betapa tidak masuk akalnya olahraga itu, sementara kamu punya ritual aneh sendiri sebelum menonton tim kesayanganmu, serta rela begadang demi Piala Dunia—tidak peduli bahkan ketika kantong matamu sudah selebar Danau Toba (untungnya ada timun, dan teknologi krim mata). 

Ah, opposites attract—tertarik sama seseorang karena berbeda memang membuat hubungan lebih menegangkan dan tidak membosankan. Dia suka film berdarah-darah, tapi kamu inginnya menonton layar lebar yang harus ada Sandra Bullock. Bayangkan, mesranya saat kamu ketakutan menonton film horor, dan si dia siap menjadi tamengmu menghadapi kekejian Pennywise the Clown.

Namun, terkadang juga menjadi akar konfilik.

“Menjalani hubungan dengan seseorang yang memiliki hobi atau gaya hidup yang berbeda memang akan dirasakan sangat menarik di awal. Namun, perlu banyak perjuangan, karena harus saling memahami dan saling menerima di sepanjang hubungan,” kata Sri Juwita Kusumawardhani., M.Psi., Psikolog., seorang psikolog klinis dewasa, dari LPTUI dan TigaGenerasi yang juga Pendiri dari Cinta Setara.

Hubungan itu tidak mudah. Apalagi, berbeda—kerja keras dan simbahan keringat. Awalnya sih, kamu dengan antusias menonton Mission Impossible bersamanya, tapi ternyata meskipun terkadang tidak mungkin, Mission Impossible itu berlanjut bertahun-tahun. Ada seri-seri selanjutnya, dan semuanya semakin berdarah-darah. Yang awalnya romantis, sekarang romanta. Akhirnya, konflik terpicu. Saat pikiran sedang gelap gulita dan kemarahan mendominasi, rasanya ingin putus saja! 

“Jika pasangan memiliki kedewasaan dalam berpikir dan bersikap, melakukan komunikasi terbuka, serta menyelesaikan masalah secara efektif, tentunya hubungan masih bisa dipertahankan,” ujarnya. Namun, “jika pasangan kekanak-kanakan dalam menyikapi perbedaan makan akan sulit hubungan tersebut untuk bertahan.”

Intinya, kuncinya adalah komunikasi. Ngobrol, dong. Dan butuh waktu. Dengan seseorang yang seperti kembaran sendiri saja membutuhkan kekuatan dan durasi untuk beradaptasi, apalagi yang bagaikan Korea Utara dan Selatan. Tempuh jalur diplomatis, diskusi, dan menurut Wita, ada beberapa cara agar membuat perbedaan yang kamu dan pasangan miliki bisa menjadi menyenangkan dan bisa diterima:

  • Menganggap perbedaan itu sebagai kondisi yang membuat hubungan kita bisa menjadi lebih ‘kaya’ dan membuat kita belajar suatu hal yang berbeda.  
  • Jangan paksakan diri untuk dapat melakukan atau berubah menjadi seperti pasangan, jika memang kita tidak menikmati hal tersebut (hobi atau gaya hidup yang berbeda).  
  • Perlu diingat bahwa perbedaan ini akan terus ada sepanjang hubungan, jadi jangan juga berharap bahwa pasangan dapat berubah nantinya.  
  • Pertimbangkan secara matang, apakah memang kita cocok menjalani hubungan tersebut atau tidak. Apakah ada banyak hal positif dari pasangan dan hubungan tersebut yang kita rasakan di luar perbedaan yang ada. 

Oh, satu hal: setiap perbedaan memiliki urgensi yang berbeda. Mungkin, dalam soal perbedaan selera buku atau makanan masih bisa dianggap "imut", tapi di sisi lain ada perbedaan prinsipal yang harus diperhatikan.

“Perbedaan dalam hobi atau gaya hidup masih lebih dapat diterima dibandingkan perbedaan visi, misi, nilai-nilai penting dalam hidup,” terang Wita. “Jika pasangan memiliki hobi yang berbeda tapi memiliki visi, misi yang serupa dalam hidup, maka hubungannya masih dapat berjalan. Namun, jika pasangan memiliki hobi yang serupa tapi nilai-nilai penting dalam hidup berbeda, maka akan jauh lebih sulit untuk menjalani hubungan tersebut. Jangan lupa, kita tidak akan dapat memiliki pasangan yang 100% memiliki kesamaan dengan kita, jadi jangan memaksakan untuk mencapai hal tersebut. Memiliki banyak kesamaan atau pun perbedaan, yang namanya menjalani hubungan tetap saja akan butuh perjuangan.”

Lanjutnya, “jika nanti ada masalah, terkait nilai hidup dan bertentangan serta tidak bisa dikompromikan}, berkaitan dengan hal yang mendasar tentunya perlu dipertimbangkan apa alasan memilih pasangan dan apakah ada lebih banyak hal positif yang dapat menyatukan pasangan.”

Ibaratnya, jika Edward Scissorhands saja bisa akur dengan Kim—maka hubunganmu mungkin. Hanya, yah itu tadi, pastikan "gunting-gunting" tersebut bukannya melukai, malah diusahakan agar bisa mempercantik rambutmu. Eh?