Sexting: Ini Panduan yang Harus Diketahui Setiap Perempuan

Sexting: Ini Panduan yang Harus Diketahui Setiap Perempuan
ISTOCK

Percaya atau tidak, sexting itu ada formulanya juga. 

Sexting. Yep, kita semua pernah mendengar kata ini dan mungkin mengasosiasikannya dengan, yah… nakal atau bisa jadi illegal? Ada banyak miskonsepsi tentang fenomena ini, tapi sebuah penelitian di tahun 2001 mengemukakan bahwa sexting merupakan “bagian dari monogami modern dan budaya pacaran.”

Studi yang dipublikasikan di Computers in Human Behaviour pada tahun 2001 tersebut mengatakan bahwa mengirimkan teks-teks seksi atau foto bisa jadi merupakan sebuah pertanda adanya komitmen di dalam hubungan tersebut.

Hipotesis awal para peneliti: orang-orang yang memiliki ketidaknyaman dalam hal hubungan personal (menurut teori mereka yang termasuk ke dalam kategori ini adalah mereka yang merasa tidak nyaman dengan hubungan cinta dan khawatir pasangan akan meninggalkan mereka) dan pada dasarnya takut menjadi singel, akan cenderung memiliki rating sexting lebih tinggi. Namun kesimpulan akhirnya yang didapat sangat mengejutkan mereka: meski ditemukan hubungan antara rasa cemas akan apa yang dipikirkan oleh  pasangan tentang kebiasaan sexting, kesimpulan lain muncul bahwa orang-orang cenderung merasa nyaman dengan hubungan cinta mereka melakuan sextiing lebih banyak. Dengan kata lain, sexting lebih erat kaitannya dengan kenyamanan dalam hubungan intim, dibandingkan faktor ketidaknyamanan.

Penelitian lain menemukan, selain sebagai satu indikator komitmen dalam berhubungan, sexting ternyata merupakan sesuatu yang biasa dalam hubungan banyak orang dewasa dan bisa bermanfaat bagi beberapa tipe hubungan tertentu. Studi, yang dipresentasikan oleh American Psychological Association Convention, pada tahun 2015 ini mensurvei 870 orang Amerika dari usia 18 sampai 82 tahun, dan menemukan lebih dari 80% partisipan melakukan sexting tahun sebelumnya. Dengan pengecualian mereka yang termasuk dalam kategori “sangat berkomitmen”, sexting diasosiasikan dengan kepuasan hubungan percintaan yang lebih tinggi.

Semua penelitian ini membuktikan bahwa sexting bisa jadi tidak jauh berbeda dengan, yah… hubungan seks biasa: terjadi saat orang menjalani sebuah committed relationship, banyak yang melakukannya, dan seharusnya konsensual.

Akan tetapi, tentu saja semua keuntungan sulit didapat jika dilakukan secara sembrono. Ada panduan yang sebaiknya diingat baik-baik sebelum mengklik tanda “send". 

1. JADILAH DIRI SENDIRI

Saran ini mungkin terdengar basi banget, tapi menjadi kunci dari banyak hal. Saat melakukan sexting, tetap gunakan kata atau frasa yang biasa kamu gunakan selama ini, sehingga tidak merasa “ih” sendiri. Jika mulai menggunakan kata-kata aneh, percakapan akan terasa seperti dibuat-buat dan kalian berdua akan terdengar seperti bukan pasangan.

2. WAKTU ADALAH KUNCINYA

Jika mungkin, kirim pesan kepada pasanganmu di pagi (atau beberapa hari sebelum dia pulang dari tugas luar kota). Menurut seksologEmily Morse, sexting bisa membangun antisipasi atas apa yang akan terjadi nanti. “Kata-kata merupakan aprodisiak, dan skenario yang coba kamu buat… bisa membantu melembutkan seks yang akan dilakukan nantinya,” katanya.

3. GUNAKAN EMOJI

Malu? Normal, kok. Jika kamu tidak punya ide harus mengirimkan apa, coba gunakan emoji. Atau, buat bahasa emoji yang hanya kalian berdua yang mengerti. Benar-benar tidak punya ide? Cek Flirtmoji

4. HAVE FUN 

Tujuan dari utama sexting adalah agar kamu dan pasangan bertumbuh bersama-sama—dan bersenang-senang saat melakukannya. Namun, tidak semua aktivitas cocok untuk setiap orang, jadi jika kamu merasa tidak senang atau nyaman, bisa jadi sexting bukan untukmu. Pasalnya, pada akhirnya yang paling penting adalah komunikasi langsung (bertatap muka) dengan pasanganmu. 

5. KIRIM KATA-KATA, BUKAN FOTO