Sikap Pasangan Berubah Setelah Menikah? Ini Penyebabnya!

Sikap Pasangan Berubah Setelah Menikah? Ini Penyebabnya!
ISTOCK

Pasangan mendadak berubah tak lama setelah janur kuning berkibar? Lebih baik kamu perhatikan tanda-tandanya sejak dini!

Setelah beberapa waktu menikah, ada dinamika baru yang muncul diantara pasangan. Kita sebagai perempuan mengharapkan suami untuk bersikap lebih romantis, sementara sang lelaki terlihat cuek atau cenderung acuh.

Memang jadi tidak nyaman ketika salah satu pihak memiliki keinginan yang tidak terucapkan, tapi bukan berarti hal ini perlu memicu pertengkaran. Masih ada kok, jalan yang bisa kamu tempuh untuk berkompromi dengan suami. WOOP mencoba menelisik pertanyaan lama: kenapa sih, laki-laki jadi kurang romantis setelah menikah?

Menurut buku Men are from Mars, Women are from Venus, ketika pria menikah, mereka merasa tak perlu bersusah payah lagi mengambil hati pasangannya. Oleh karena itulah, mereka bersikap biasa saja, tak perlu melakukan effort khusus dan merasa sudah memiliki comfort zone.

Bertolak belakang dengan wanita. Wanita memerlukan “perhatian yang konsisten” dalam suatu hubungan. Istri ingin diperlakukan secara romantis, sedikit dicemburui, dirayu, dipuji, butuh bermesraan, dan lain sebagainya. Apalagi bila sebelum menikah dulu laki-laki sudah tampak romantis, maka perempuan memiliki harapan yang tinggi bahwa suaminya akan semakin romantis setelah menikah.

Dari sini, problem yang mungkin muncul adalah permasalahan ekspektasi. Contohnya, dulu si pasangan adalah pendengar yang baik, tapi setelah menikah menjadi cuek. Selain itu, waktu pacaran pasangan selalu memperhatikan tanpa henti. Lumrah bila istri jadi berekspektasi lebih dong, apalagi setelah menikah. Nyatanya, pasangan justru berubah. Kalau sudah begini, bagaimana menyiasatinya? 

Kuncinya adalah membangun komunikasi yang baik. Sebagai faktor penting, cobalah untuk tidak membatasi komunikasi yang melulu berbicara soal pekerjaan atau anak, melainkan juga mengenai hubungan kalian berdua. Jadi, mintalah perhatian penuh dari suami tentang hal ini. Namun, kamu juga harus peka dengan situasi! Susah kan, meminta perhatian suami untuk ngobrol ketika dia sedang fokus menonton tayangan olahraga favoritnya di televisi atau jika suami sedang terburu-buru bersiap berangkat ke kantor.

Memang, ketika masa pacaran, biasanya ada konsep mengejar. Begitu menikah, bagi suami konsep ini berakhir. Namun, sebagai istri, kamu tetap berhak mendapatkan perhatian dan bentuk afeksi dari suami. Yang perlu disepakati bersama adalah perhatian seperti apa yang diinginkan masing-masing. Sebagai wanita, kita memang memiliki kesulitan untuk mengatakan apa yang diinginkan.

Akan tetapi, untuk masalah seperti ini, cobalah untuk lebih terbuka. Contohnya, jika memang ingin ditelepon oleh suami, coba katakan asal dengan berkompromi; frekuensinya tidak setiap hari, melainkan 2 atau 3 kali seminggu. Atau, kalau suami sibuk, tak ada salahnya kamu berinisiatif menelepon duluan. Tak perlu berpanjang-panjang, cukup misalnya, menanyakan sudah makan siang atau belum. Atau, jadwalkan waktu makan malam bersama berdua, tanpa anak-anak. Jadi, jangan putus komunikasi di antara kalian!

Selanjutnya: