Suami Suka Film Porno dan Akibatnya terhadap Hubungan Suami-Istri

Suami Suka Porno dan Akibatnya terhadap Hubungan Suami-Istri
ISTOCK/ND3000

Dampak suami yang suka menonton porno dan bagaimana cara seorang istri mengintervensi. Simak penjelasan lengkapnya

WOOP.ID - Seorang teman bercerita bahwa baru-baru ini dia mengetahui bahwa suaminya ternyata penikmat pornografi. Yang terjadi adalah anak mereka meminjam iPad si ayah dan tidak sengaja membuka salah satu video koleksi porno di dalamnya. Sang istri cemas, tapi bingung harus berbuat apa: haruskah diam atau berbuat sesuatu. 

Entah kenapa ini mengingatkan saya pada data dirilis oleh salah satu situs porno terbesar di dunia, PornHub, bahwa pada tahun 2014 Indonesia sebagai pengakses kedua tertinggi (jawaranya Turki). Namun WOOP tidak akan membicarakan tentang angka, lebih ingin menyoal tentang pria yang menonton pornografi dan bagaimana sebaiknya seorang istri menyikapinya.

Definisi Pornografi

Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya mengetahui definisi pornografi untuk menyamakan persepsi. Menurut Cambridge Dictionary online, pornografi adalah buku, majalah, film, dsb, tanpa nilai artistik yang menggambarkan atau memperlihatkan aktivitas seksual atau orang telanjang yang bertujuan untuk merangsang seseorang secara seksual.

Definisi dengan sendirinya mengeyampingkan lukisan, foto, majalah atau film-film yang memiliki konten erotis tanpa tujuan merangsang siapapun; bertujuan untuk seni, misalnya. Contohnya adalah The Napalm Girl—foto ikon Perang Vietnam; meski Facebook sempat mencopotnya dan kemudian menaikkannya lagi setelah perdebatan seru dengan sebuah surat kabar asal Norwegia, Afterposten, September lalu.

Baca: Ini Ciri-ciri Pasangan yang Suka Selingkuh

Apa yang Menyebabkan Pria Relatif Lebih Sering Menonton Porno?

5 Film Dewasa Jepang Beradegan Panas Terbaik
Apa yang Menyebabkan Pria Relatif Lebih Sering Menonton Porno?

Bukan berarti wanita sama sekali tidak menonton porno. Namun, sebuah proyek University of Montreal pada tahun 2009 mencoba mencari laki-laki usia 20an yang belum pernah terekspos dengan pornografi dan mereka gagal.

WOOP mencoba bertanya tentang alasan pria cenderung lebih banyak dan sering menonton porno kepada Zoya Amirin, psikolog seksologi. “Dari segi psikobiologis, pria itu adalah mahluk visual; apa yang mereka lihat itu bisa membuat mereka lebih terangsang. Sedangkan wanita memiliki cara kerja otak yang berbeda dan memiliki kemampuan bisa berkhayal, imajinasi relatif lebih kaya dibanding dengan laki-laki. Itu yang membuat kenapa perempuan relatif tidak terlalu tertarik dengan film porno, dibandingkan ketertarikan dengan bacaan-bacaan. Itu salah satu sebabnya buku Fifty Shades of Grey sampai mendunia dan dibilang sebagai porn for women.

“Saya pernah melakukan sebuah penelitian sekitar tahun 2003 dengan hasil bahwa ada perbedaan signifikan dimana laki-laki cenderung tidak mampu lama menduda dibandingkan dengan perempuan menjanda. Saat menjanda, imajinasi perempuan itu masih bisa memenuhi hasrat romantik, sensual dan seksualnya pada saat bersamaan.

"Sementara pada pria lebih susah karena mereka mahluk yang fisikal, lebih suka melihat dan menikmati secara fisik. Pada kasus perselingkuhan pun, perempuan cenderung lebih lama melakukannya ketika kehidupan pernikahannya tidak bahagia, dibandingkan dengan ketika laki-laki tidak bahagia dalam pernikahannya.”

Baca: Banyak Belum Tahu, Alasan Sebenarnya Saat Istri Selingkuh

Dampak Porno pada Suami, dan Hubungannya dengan Istri

cara mencegah perselingkuhan
Dampak Porno pada Suami, dan Hubungannya dengan Istri

Beberapa orang berdalih bahwa menonton porno adalah hal lumrah atau biasa disebut ‘it’s a guy thing’. Zoya menegaskan, “Yang harus dipahami adalah kenapa tidak baik bagi orang dewasa untuk menyaksikan film porno karena pornografi merusak keintiman di dalam rumah tangga, pornografi juga merusak kenyataan atau hal-hal konkrit yang berhubungan dengan seksual kita, membuat kita menjadi galau dan tidak yakin terhadap seksualitas kita sendiri.

Kenapa demikian? Karena ketika kita menyaksikan film porno, kenyataan yang ada di film itu kan udah direkayasa, sudah ada manipulasinya, dan kenyataannya tidak seperti itu. Itu sebabnya kalau ini dikatakan sebagai film orang dewasa, saya juga nggak setuju. Orang dewasa yang menyaksikan ini akan membuat dia mempertanyakan kenormalan seksualitasnya.”

Baby Jim Aditya, seksolog dan juga seorang aktivis AIDS mengungkapkan hal senada. “Nggak semua orang tahu bahwa industri pornografi ini adalah industri cari uang dan industri mimpi. Semua sudah dimanipulasi sehingga tidak menampakkan kewajaran. Misalnya, bagaimana mereka berdandan sedemikian ekstrim, pakai stiletto. Sehari-hari mana ada sih, orang ML [making love, red.] pake stiletto? Yang ada pake sarung, daster, pake rol rambut, pakai masker, lampu dimatiiin karena sebel sama pasangan,” tegasnya.

Fabrikasi seksualitas yang ditampilkan di dalam produk-produk pornografi disetujui keduanya menyebabkan pria memiliki ekspektasi yang salah dan pada akhirnya, “membuatnya mempertanyakan performa seksualitasnya, termasuk memiliki imej tertentu tentang cara dia berelasi dengan si perempuan, pasangan seksnya, dan ini yang lebih berbahaya.

Ketika menyaksikan film porno, seorang laki-laki memiliki tanggung jawab terhadap dirinya sendiri yang juga dia rusak dan nantinya akan mempengaruhi performa seksualnya. Yang which is ini adalah ketakutan semua laki-laki yang nggak mau kan, performa seksualnya hancur?” beber Zoya Amirin.