Tanda Kamu sedang Menjalin Pertemanan yang Tidak Sehat

Tanda Kamu sedang Menjalin Pertemanan yang Tidak Sehat
ISTOCK

Hati-hati jika beberapa hal berikut kamu alami.

Kita semua butuh teman dan memiliki mereka dalam hidup sangat bagus untuk kesejahteraan batin. Faktanya, sebuah penelitian selama 10 tahun di Australia menemukan bahwa partisipan yang memiliki grup teman yang solid memiliki kemungkinan 22% hidup lebih lama, dan peneliti di Harvard menyimpulkan bahwa kebahagiaan bisa menular di antara teman yang hidup saling berdekatan.

Yet life happens. Terkadang, kita memiliki teman yang sangat menguji kewarasan dan kesabaran. Hal menyebalkan terjadi sekali-dua kali memang tidak masalah dan mungkin bisa diselesaikan dengan cara sederhana. Akan tetapi, ada beberapa tanda yang harus kita waspadai dan dijadikan sebagai pertimbangan apakah teman tersebut pantas dipertahankan atau sudah saatnya mengambil tindakan lain.

Dia membutuhkan kita untuk segala hal.

Dalam segala hal, mulai dari menjadi konsultan atas segala keputusan hidup (kecil dan besar) sampai penopang finansial. Memang, perempuan cenderung bergantung pada teman secara emosional dan dalam level yang wajar, sah-sah saja. Namun, jika ketergantungan ini terjadi secara konstan dan menghabiskan hampir seluruh waktu yang kita miliki, bisa berbahaya.

Kalian sangat sering mengalami konflik. 

Tidak hanya satu kali dalam tiga bulan, tapi hampir setiap kalian bertemu. Bukan hanya tentang hal besar, tapi perkara kecil. Contoh nyata adalah masalah waktu. Jika kalian saling bertengkar karena temanmu kurang berusaha menyediakan waktu sementara kamu jungkir balik mengatur jadwal untuk bertemu, bisa jadi dia tidak menghargai persahabatan kalian dalam level yang sama.

Kamu mengacuhkannya dengan sengaja, berkali-kali. 

Perlu diingat: pertemanan adalah sebuah hubungan sukarela. Tidak ada yang memaksa kita untuk menjadi teman seseorang. Oleh karena itu, jika kamu membuat-buat alasan supaya tidak jadi pergi dengannya, atau pura-pura lupa menghubungi atau bahkan mengacuhkan teleponnya berkali-kali, ini mungkin saat yang tepat untuk mengevaluasi pertemanan kalian.

Hubungan kalian pasang surut.

Pertemanan yang mengalami naik-turun secara konstan, hampir sepanjang waktu, merupakan sebuah lampu merah. Kondisi pasang-surut ini bisa sangat melelahkan, membuatmu gelisah, khawatir, dan depresi karena tidak bisa menebak apa yang akan terjadi besok.

Dia tidak bisa melihat kekurangannya.

Pada saat kamu mengonfrontasi temanmu karena tingkah lakunya yang tidak menyenangkan, dia malah membalas, “Ah, lo yang terlalu sensitif!” Seorang teman yang baik seharusnya memiliki pemikiran terbuka dan tidak segan mengakui kesalahan atau konflik yang terjadi. Jadi, jika dari responnya kita bisa membaca bahwa dia sama sekali tidak mengerti duduk permasalahannya, bisa jadi ini bukanlah hubungan yang harus dipupuk.

Kamu mengalami “gejala-gejala.”

Sebuah persahabatan idealnya memberikan efek positif atas kondisi fisik dan mental, tapi yang buruk malah berdampak sebaliknya. Menurut para psikolog, jika kamu menderita sakit kepala atau sakit perut sebelum dan setelah bertemu, sepertinya pertemanan itu tidak sehat.

Dia mengkhianatimu.

Perempuan merawat hubungan pertemana dengan sangat serius karena tidak hanya cerita yang dibagikan, tapi juga hidup. Apabila ada seorang teman mengkhianati pertalian itu, jangan menyepelekan hal tersebut. Kepercayaan bukan sesuatu yang remeh—dan pengkhianatan dalam bentuk apapun merupakan tanda kuat untuk mengevaluasi persahabatan. Sebuah pengkhianatan bisa jadi mengakhiri hubungan kalian, tapi paling tidak ini hanya akan terjadi satu kali saja.