Tanya Psikolog: Bagaimana Menyikapi Masalah Anak di Sekolah?

Tanya Psikolog: Bagaimana Menyikapi Masalah Anak di Sekolah?
ISTOCK

Mengapa orangtua seringkali bersikap agresif? Menerima kritik itu tidak mudah—apalagi jika si buah hati yang menjadi objeknya.

Membantu anak tidak hanya dengan mengambil alih tanggung jawab dari anak. Seringkali memberikan konsekuensi dan membiarkan anak menerima konsekuensi adalah bantuan yang lebih bermanfaat bagi perkembangan dan persiapan masa depan anak.

  • Fokus pada solusi yang berupaya untuk mengoptimalkan potensi anak.

  • Namun, tetap saja sulit mendengarkan keluhan sekolah. Terlebih, jika saat di rumah yang selama ini kita tahu, si kecil baik-baik saja. Sepertinya butuh trik jitu untuk bisa lebih membuka telinga daripada menutup lubang emosi negatif. 

    "Trik agar orangtua mau mendengarkan keluh-kesah pihak sekolah adalah dengan menanamkan pemikiran dan sikap ingin mengembangkan anak," saran Lily.

    Menurutnya, ketika orangtua memiliki mindset ini, maka ia akan mau bekerja sama dengan pihak sekolah untuk melakukan hal yang terbaik untuk anaknya.

    Meski orangtua merasa sudah mengenal anak, dan anak tampil sebagai pribadi yang baik di rumah, orangtua perlu membuka mata untuk informasi yang diperoleh dari guru dan sekolah. "Sebab orangtua tidak dapat memantau keseharian anak 100%.

    Ketika orangtua mendapatkan informasi tambahan mengenai kondisi anak di luar rumah, maka orangtua akan lebih berkesampatan untuk mengembangkan anak secara tepat sesuai dengan potensinya.

    Tanamkan bahwa penyampaian keluh kesah oleh sekolah adalah bentuk perhatian dan pelayanan yang bertujuan untuk kebaikan anak, sehingga anak dapat memperoleh pembelajaran dan mampu menginstrospeksi dirinya," tekan Lily.

    Baca juga: Arti dan Efek Kata Pujian Good Job

    Apa saja kesalahan atau kekeliruan yang sering dipikirkan / dilakukan orangtua saat menerima panggilan dari sekolah?

    • Adanya perasaan malu saat dipanggil oleh pihak sekolah, karena terkesan anak memiliki masalah yang berat.
    • Adanya ketakutan bahwa seKolah akan menyalahkan orangtua dalam permasalahan anak.

    • Orangtua merasa anaknya baik-baik saja, sehingga merasa kaget dan heran mengapa ia dipanggil oleh sekolah.

    • Adanya mindset datang untuk membela anak, bukan untuk memahami masalah.

    • Orangtua berupaya untuk mengambil alih tanggung jawab anak terhadap masalah. Meski telah mengetahui kesalahan anak, orangtua berupaya agar anaknya tidak mendapat hukuman/konsekuensi.

    • Tidak mendengarkan informasi dari guru secara utuh, orangtua cenderung berfokus mencari celah agar bisa menyanggah dan membela anaknya.

    • Adanya pemikiran bahwa menerima konsekuensi akan mempermalukan anak dan keluarga. Orangtua tidak berpikir bahwa menerima konsekuensi sebagai bentuk pembelajaran dimana anak belajar untuk mengelola emosi saat menghadapi masalah, memecahkan masalah, bertanggung jawab, introspeksi diri dan belajar untuk bertindak secara hati-hati di lingkungannya.

    Seserius apa orangtua menyikapi dan menindaklanjuti teguran tersebut?