Nggak Ada yang Namanya CInta Pada Pandangan Pertama!

Nggak Ada yang Namanya CInta Pada Pandangan Pertama!
ISTOCK

Nyatanya, nggak ada yang namanya cinta pada pandanganan pertama. Itu hanya ilusimu aja kok.

Jika satu pasangan mengatakan: "Oh, kita tuh, cinta pada pandangan pertama"—apa reaksimu? "Oh, sweet banget" atau "Masa sih, nggak mungkin." (yang satu ini mungkin hanya di dalam hati)? Respon yang terakhir mungkin adalah dari mereka yang kehidupan cintanya mengenaskan atau si super pesimis, tapi ternyata para orang pintar beranggapan sama.

Menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnalPersonal Relationship oleh para peneliti di University of Groningen, ada tiga alasan utama kenapa pasangan percaya dengan yang namanya cinta pada pandangan pertama (love at first sight atau LAFS): infatuasi, ketertarikan secara fisik, dan ilusi bersama. Para ilmuwan menemukan bahwa gairah yang dirasakan ketika bertemu seseorang yang cocok memang bisa tercipta saat pertama kali, tapi setelah hubungan tersebut terjalin, kita mungkin mengubah ingatan kita sedikit untuk memberikan kesan pertemuan pertama tersebut lebih spesial. 

Para peneliti mencatat bahwa satu dari tiga orang di negara Barat mengatakan bahwa mereka pernah mengalami hal ini, sehingga tim dari Groningen ingin memastikan apakah perasaan tersebut bisa diukur. Untuk mencari tahu, mereka mengumpulkan 396 partisipan—62% perempuan, dengan rata-rata usia 24 tahun—dan meminta mereka menyelesaikan studi laboratorium dan survei daring yang berisikan foto-foto yang disesuaikan dengan preferensi seksual mereka. Sesudah itu, para peserta mencoba berkencan secara pribadi dengan tiga orang, masing-masing selama 90 menit. 

Apakah kencan tersebut langsung berbunga-bunga? Tidak juga. Sebagian besar peserta tidak merasakan cinta pada pandangan pertama, dan 30% partisipan menyebut bahwa ketertarikan fisik adalah alasan utama. Dan yang paling penting: semua perasaan berbunga-bunga tersebut tidak berbalas. Jadi, istilah belahan jiwa pada pandangan pertama tidak terjadi. 

"Ketertarikan fisik bisa sangat mungkin dalam kasus LAFS," kata para peneliti tersebut. "Kami, oleh karena itu, menyarankan bahwa LAFS bukan bentuk yang istimewa dari cinta melainkan sebuah ketertarikan awal yang hebat sehingga diberi label LAFS, baik pada saat bertemu pertama kali atau saat mengenangnya kembali." 

Jadi, lain kali ada yang bilang dengan berapi-api dan tegas bahwa kisah cinta mereka—bahkan Prince Harry dan Meghan Markle sekalipun—adalah cinta pandangan pertama, wajar banget jika kita skeptis. Penelitian ini membuktikan bahwa itu hanya dongeng, isapan jempol, dan bayanganmu saja!