Tips Mempraktekkan Cinta Lingkungan di Dapur

Tips Mempraktekkan Cinta Lingkungan di Dapur

Buktikan cinta lingkungan dari dapur. 

Hari Bumi memang sudah berlalu, tapi semangat "go green, green living" harusnya tetap dipraktekkan setiap hari (tidak hanya tanggal 22 April). Salah tempat yang paling tepat untuk selalu mengadaptasi pola hidup ini adalah dapur: tempat kita membuang sampah paling sering, mulai dari sisa makanan dua hari lalu, sampah bekas bahan-bahan masak, sampai membuang diam-diam adonan kue yang gagal. Bagaimana caranya? Sama sekali tidak susah; tidak sesulit membuat resep kue si Chef apalah itu. 

Mengganti Peralatan Dapur

Pilihlah peralatan masak dengan yang lebih tahan lama, sehingga  tidak perlu mungkin menggantinya terlalu sering. Mulailah untuk tidak menggunakan tisu untuk alas makanan, dan ganti dengan kain yang bisa menyerap minyak dengan mudah.

Memilih Kompor Gas VS Listrik

Saat ini, kompor gas masih menjadi primadona dibandingkan dengan kompor listrik. Kedua tenaga ini sebenarnya sama-sama memiliki kekurangan dan kelebihan, jadi pertimbangkan baik-baik dan putuskan sesuai dengan kebutuhan dan nilai keramahannya terhadap lingkungan. 

Peralatan Dapur Ramah Lingkungan

Sama seperti memilih antara menggunakan kompor gas atau listrik, sebaiknya pilih perlengkapan rumah yang memiliki komitmen menjaga Bumi, mulai dari lemari es, oven, lampu, dan peralatan dapur lainnya. 

Do It Yourself!

Lebih baik memasak makanan sendiri di rumah dengan berbagai bahan-bahan yang segar. Selain tahu persis bahan-bahan apa yang masuk ke dalamnya, juga bagaimana proses pengolahannya.

Mengganti Kantong Plastik

Menggunakan kantong plastik sudah menjadi keharusan ketika berbelanja di supermarket ataupun di pasar tradisional. Namun, kita harus mulai menghentikan kebiasaan lama tersebut: gantilah kantong plastik dengan tas belanja yang terbuat dari kain.

Mengurangi Limbah dan Recycle

Salah satunya dengan mengurangi pemakaian plastik dan hindari membeli makanan atau bahan makan dengan jumlah yang lebih besar. Selain itu, juga bisa dengan menggunakan kembali botol dan toples bekas yang tidak bisa didaur ulang. Dan yang terakhir, menjadikan limbah dari bahan-bahan organik maupun non-organik sebagai bahan pupuk kompos.