Botox atau Filler: Mana yang Harus Dipilih?

Botox atau Filler: Mana yang Harus Dipilih?
ISTOCK

Seorang ahli kulit menjawabnya.

Botox dan filler. Dua hal ini mungkin bukanlah sesuatu yang kita bicarakan secara terang-terangan. Atau, saat membuat janji dengan ahli kulit untuk melakukannya, jarang ada yang memproklamirkannya dengan semangat 45. Namun, harus diakui kita penasaran dengan dua hal ini. Tidak jarang mencari informasinya lewat internet (lalu menghapus browsing history). Oleh karena itu, WOOP meminta bantuan Juliana Yu, MD. H, NH., seorang kosmetikologis, dermatologis dan nutritionis.

APA PERBEDAAN BOTOX DAN FILLER?

 “Yang harus diketahui, botox dan filler memiliki perbedaan yaitu ingredient yang digunakan kedua produk tersebut berbeda. Memang sama-sama melakukan injek dengan memasukkan cairan ke dalam jaringan kulit kita. Lanjutnya, “Botox diluncurkan dengan nama Botulinum toxin A, yaitu protein murni yang diekstraksi dari bakteri Clostridium Botulinum; sebuah proses pemurnian protein dari bakteri. Hal ini sama dengan pemurnian protein pada obat antibiotika lainnya. Oleh sebab itu, botox lebih tepat dikatakan obat, bukan kosmetik.”

APA TUJUAN MELAKUKAN BOTOX DAN FILLER?

"Tujuannya juga berbeda. Botox itu untuk merileksasikan otot yang berkerut, menaikkan alis yang disebabkan oleh mata yang menurun, mengoreksi bentuk rahang serta mengurangi keringat yang terlalu berlebihan pada ketiak, tangan, dan bagian tubuh lainnya."

Jika botox itu dikatakan obat. Lalu bagaimana dengan filler? “Nah! Sedangkan, filler itu lebih untuk mengisi bagian wajah. Seiring berjalannya waktu dan umur bertambah, kulit wajah pun mengalami perubahan. Di sinilah filler bisa digunakan, saat kita merasa wajah sudah berkurang elastisitasnya. Biasanya, banyak yang menggunakan filler pada bagian pipi, bagian smiling line, dan bagian sekitar mulut,” jelasnya.

KELEBIHAN BOTOK ATAU FILLER?

Dengan kata lain, fillers digunakan untuk mengoreksi bagian yang dianggap sudah tidak “sempurna” agar terlihat seperti dulu lagi. Saat ditanyakan tentang kelebihan keduanya, Juli mengatakan: “Kalau ditanyakan tentang lebihan keduanya, sebenarnya bukanlah kelebihan yag harus disampaikan, tapi lebih kepada kebutuhannya apa. Karena kalau bukan tuntutan pekerjaan atau bukan keterpaksaan, botox jarang digunakan untuk tujuan mempercantik wajah. Tentunya, sebelum ataupun saat ingin melakukan botox harus memperhatikan kondisinya dan efek toksin yang ditimbulkan."

ADAKAH EFEK SAMPING? 

“Perlu diingatkan, filler lebih untuk mempercantik wajah secara instan dan tentunya lebih cepat dari perawatan yang lainnya. Biasanya, orang yang sudah melakukan melakukan filler sering mengalami kecanduan, ingin terus menerus melakukannya. Sebenarnya, hal itu tidak baik, sebab akan membuat bentuk dan karakter wajah menjadi berubah dari bentuk asli," kata Juliana. 

Ha? Bisa berubah? Artinya, berbahaya? Lantas, bagaimana cara menahan orang untuk tidak kecanduan terhadap botox atau filler?

“Memang seperti itu psikologis orang yang melakukan tindakan botox ataupun filler. Tanpa disadari keinginan melakukan akan terus muncul, menahan sakit saat di injeksi, kemudian melihat hasilnya. Hal itu yang membuat orang secara psikis, bersemangat untuk melihat hasilnya.”

“Kalau untuk bahaya, sejauh ini jika dilakukan dengan dan sesuai prosedur dan pantau ahli, maka hal-hal yang tidak diinginkan tidak akan terjadi.”

MANA YANG LEBIH BAIK: FILLER ATAU BOTOX? 

Nah! Setelah kita mengetahui sedikit tentang botox dan filler di atas, jadi mana yang lebih baik? “Jika dipilah-pilah antara botox atau filler, mana yang lebih baik, tentu saja ini balik lagi pada tujuan dan fungsinya. Saat ini yang bisa disarankan, ketika kamu ingin melakukan botox atau filler, kamu harus mengetahui dulu kondisi kesehatan atau riwayat kesehatan, sebelum melakukan segala tindakan injeksi,” tutupnya.