Evolusi Pengobatan Jerawat dari Masa ke Masa

Evolusi Pengobatan Jerawat dari Masa ke Masa
ISTOCK

Beberapa metode aneh bin ajaib. Sejarah mencatat ritual absurd ini dipraktekkan di periode tahun 379 Masehi

Tahukah kamu bahwa suatu waktu di jaman dulu bintang jatuh dianggap sebagai obat jerawat yang ampuh? Lucu dan "eh"? Namun, sejarah mencatat ritual absurd ini dipraktekkan di periode tahun 379 Masehi. 

Berbagai metode digunakan oleh manusia untuk memerangi jerawat, dari jaman Hawa sampai sekarang; beberapa membuat kita "what the..." dan yang lain membuat kita garuk-garuk kepala. Di bawah ini merupakan kompilasi evolusi pengobatan jerawatan dari masa ke masa. 

Evolusi Pengobatan Jerawat Dari Masa ke Masa

1776 S.M: BUNGA PEACH DAN MAKANAN PENDINGIN

Menurut Pengobatan Tradisional Cina, jerawat ada kaitannya dengan suhu tubuh. Karena pencernaan makanan yang buruk, tubuh menjadi panas, lalu berpindah ke aliran darah, berubah menjadi iritasi dan akhirnya jerawat. Jadinya, penganut sistem obat ini percaya bahwa makanan dan rempah-rempah yang mendinginkan tubuh seperti echinace, dan sayuran berdaun gelap bermanfaat untuk menghindari hal ini. 

Pengobatan ini juga menggunakan bunga peach untuk memelihara dan mempercerah kulit. Tanaman ini dipercaya memiliki kekuatan supernatural yang mengobati "penyakit dari kekuatan jahat", yakni kulit berjerawat. 

1332 S.M: DAUN NILAM DAN SUSU BASI

Bahkan firaun pun punya masalah kulit: dari dokumen sejarah terbukti bahwa Raja Tut memiliki luka bekas jerawat dan bahkan ditimbun dengan obat-obatan seperti daun nilam. Daun ini mampu memperkuat jaringan kulit dan menyeimbangkan produksi minyak, sehingga tak heran dianggap sebagai perawatan jerawatan paling hebat. 

Selain itu, susu basi. Yikes! Eits... faktanya adalah lactic acid didapat dari susu asam, dan juga laktulosa yang terfementasi dari susu basi akan berubah menjadi lactic acid. Bahan ini merupakan exfolian yang ampuh yang membantu mengurangi jerawat dan tanda-tanda penuaan.

753 S.M: MANDI SULFUR  

Romawi Kuno merupakan kelompok pertama yang menggunakan metode mandi ini sebagai bentuk pengobatan jerawat. Mereka percaya bahwa pori-pori bisa dibersihkan dengan merendamnya di dalam campuran air dan sulfur. Kabarnya, sulfur memang bisa mengurangi jumlah bakteri dalam kulit dan meredakan inflamasi. 

379 MASEHI: BINTANG JATUH

Dari sekian banyak pengobatan dan mitos obat jerawat, yang satu ini sepertinya bisa masuk daftar "tidak masuk akal". Seorang ilmuwan Romawi Kuno bernama Theodosius the First mengatakan bahwa untuk menghilangkan jerawat, seseorang harus mengelap wajah mereka dengan kain sambil melihat bintang jatuh. Lalu, sama halnya seperti bintang itu, jerawat-jerawat akan jatuh dari badan. Seandainya segampang itu... 

794 MASEHI: KOTORAN BURUNG BULBUL

Pada periode Heain (794 sampai 1185 Masehi), orang-orang Korea memperkenalkan kotoran burung bulbul (burung penting dalam budaya Asia) kepada orang Jepang sebagai satu obat jerawat. Berbeda dengan binatang kebanyakan, burung memiliki satu pembukaan (kloaka) tempat semua sisa disimpan—dan kotoran mereka kaya akan nitrogen (komponen urin), dan guanine (asam amino yang dipercaya bisa menghasilkan kulit lebih cerah dan bersih). Percaya atau tidak, memang metode ini masih populer sampai sekarang, meski sama sekali tidak bisa dijamin akan merasa nyaman saat menggunakannya. 

1600: TEMPELAN BELUDRU HITAM

Selain dipakai untuk menutupi luka akibat epidemik cacar air di Eropa, wanita pada periode tahun tersebut juga memotong kecil-kecil kain beludru hitam atau sutra dalam berbagai bentuk (misalnya bintang dan bulan) untuk mengobati jerawat. 

1902: X-RAYS

Pada tahun 1902, W.A. Pusay, seorang peneliti Amerika, untuk pertama kalinya mempublikasikan penggunaan X-ray sebagai pengobatan ampuh untuk mengatasi jerawat. Dia menuliskan bahwa emisi X-ray pada titik-titik tertentu akan mampu mengatur kelenjar-kelenjar sebum yang berlebihan, bakteri, dan inflamasi. Metode perawatan ini lalu mulai menyebar di tahun 1940an; akan tetapi, setelah peristiwa bom Hiroshima, orang-orang mulai hati-hati menggunakan sinar radiasi sebagai metode pengobatan. Saat ini, emisi cahaya yang lebih aman digunakan untuk meredakan jerawat: sinar LED. 

1930: PENCAHAR

Karena kondisi jerawat dimulai sekitar masa puber, beberapa percaya bahwa jerawat terkait erat dengan keperawanan. Nah, karena para perawan tidak bisa mengeliminasi racun penyebab jerawat dengan berhubungan intim, maka dibutuhkan cara lain untuk merilis racun-racun ini dari sistem mereka. Terpilihlah pencahar, yang digunakan untuk meningkatkan pembuangan sebagai cara membersihkan kulit. 

1950: ANTIBIOTIK 

Penisilin merupakan bentuk antibiotik pertama yang tersedia, sehingga digunakan untuk mengobati jerawat setelah penemuan bahwa bakteri eksis di luka jerawat. Akan tetapi, para peneliti menemukan bahwa penisilin hanya bersirkulasi di aliran darah, bukannya meluncur ke kulit, sehingga pada akhirnya dianggap tidak efektif mengobati jerawat. Tak lama setelah itu, tetracyline (antibiotik lain) ditemukan dan ternyata memiliki tingkat keefektifan yang lebih tinggi sehingga mulai diberikan kepada pasien. 

1970: VITAMIN A ACID

Atau biasa dikenal dengan nama Retin-A, (bentuk retinol yang lebih keras), ditemukan sebagai bahan yang mengendurkan kulit mati di dalam folikel untuk membantu membersihkan pori-pori yang tersumbat. Bahan ini meningkatkan pergantian sel kulit mati, sehingga otomatis juga dipakai sebagai obat mengurangi keriput. 

1980: ACCUTANE

Berada dalam kelas yang sama dengan Retin-A, Accutane diciptakan sebagai pengobatan oral yang kuat untuk menyembuhkan jerawat kronis. Meski tak terhitung percobaan yang membuktikan bahwa pil ini merupakan solusi hebat untuk rasa sakit, jerawat parah, pemakaian bahan ini bukanlah tanpa efek samping signifikan, sehingga harus didiskusikan dengan dokter sebelum menggunakannya. 

1990: LASER