Saran dari ahli dermatologi.
Kita tahu bahwa inflamasi merupakan respon alami sistem kekebalan tubuh terhadap ancaman yang akan menyerangnya. Nicholas Perricone, MD, seorang profesor dermatologi di Yale Medical School dan penulis banyak buku, termasuk The Perricone Prescription: A Physician's 28-Day Program for Total Body and Face Rejuvenation, mengatakan kepada Well+Good bahwa beberapa tanda inflamasi bisa dengan mudah terlihat: kulit kemerahan, membengkak, berjerawat, bahkan kerutan. Namun dia percaya bahwa dengan mengubah beberapa hal simpel dalam pola makan kita bisa membawa pergantian dramatis terhadap penampilan dan kesehatan, termasuk dalam masalah inflamasi. Menurutnya, tiga makanan dan faktor di bawah ini sebaiknya dihindari jika memang ingin memiliki kulit bersih dan sehat.
- Gula dan makanan bertepung: Makanan dan minuman yang dengan cepat berubah menjadi gula merupakan salah penyebab inflamasi. Termasuk, soda, pasta, roti putih, gorengan, dan segala sesuatu dengan kandungan gula yang signifikan.
- Makanan olahan dan trans fats: refine sugars, trans fats, dan gandum olahan yang terkandung di dalam makanan jenis ini bisa menyebabkan inflamasi di badan.
- Stress: Perkataan bahwa stress merupakan penyebab jerawat bukanlah sebuah mitos. “Ini malahan merupakan salah satu penyebab utama, bersama dengan faktor lingkungan penuh stress, sistem kekebalan tubuh yang melemah, terlalu banyak terpapar sinar ultraviolet, dan perubahan hormon,” tambahnya.
