Ini Pola Olahraga yang Sebaiknya Diadopsi, Sesuai dengan Usiamu

Ini Pola Olahraga yang Sebaiknya Diadopsi, Sesuai dengan Usiamu
ISTOCK

Saatnya menyesuaikan diri. 

Mari terima dengan lapang dada: pertambahan umur mempengaruhi sistem metabolisme. Saat masih kuliah, makan apapun sepertinya tidak banyak berpengaruh (terlebih pada perut). Namun, seiring usia melewati kepala dua, apa yang dimasukkan ke mulut harus diperhatikan dengan ekstra hati-hati dan... kita perlu tetap aktif dan olahraga.

Yang menjadi perhatian selanjutnya adalah: tetap aktif dalam segala usia sangat penting, tetapi seiring dengan perubahan badan, apakah pola olahraga juga harus disesuaikan? "Ya, tepat sekali jika dikatakan olahraga agar disesuaikan dengan umur, terkhususnya pada perempuan. Ini dikarenakan beberapa faktor fisiologis tubuh, salah satunya adalah hormon. Hormon pada perempuan berbeda dengan laki-laki sehingga olahraga pada perempuan harus lebih diperhatikan baik intensitas maupun jenis olahraganya. Namun bukan berarti di setiap tingkatan umur akan ada perbedaan tipe olahraga yang dilakukan," kata  Suranta Pratama GintingM.KesFitness Program Director APKI (Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia) saat dihubungi oleh WOOP.

Lebih lanjut Suranta menjelaskan bahwa hormon yang dimiliki perempuan, yakni estrogen, sangat berpengaruh pada saat pertumbuhan tulang. "Jadi, apabila saat perempuan yang berumur sebelum menstruasi melakukan olahraga yang bersifat high impact, semisal lompat-lompat, maka akan mempercepat menutupnya lempeng epifisis atau terjadinya kepadatan tulang. Hal ini diakibatkan oleh perkembangan jumlah hormon pada wanita yang relatif lebih cepat daripada pria sehingga lempeng epifisis juga menutup lebih awal."

Suranta juga mengatakan bahwa masih ada banyak alasan dan faktor yang menyebabkan olahraga sangat dipengaruhi oleh umur, tapi hormon tadi sangat mempengaruhi secara fisiologis

Ingin belajar lebih lanjut? Baca penjelasan dari Suranta.

20an

Tipe olahraga yang disarankan yaitu Aerob dan Anaerob. Bisa juga disebut gabungan antara latihan kekuatan dan daya tahan. Latihan aerob misalnya jogging, dan latihan anaerob seperti angkat beban. Alasan dibalik rekomendasi adalah karena pada umur 20 tahun biasanya kita masih merasa enerjik dalam segala aktivitas dan kerja dari metabolisme tubuh masih sangat baik, apalagi didukung dengan kondisi badan yang bugar. Intensitas yang dianjurkan moderate – high yang kegunaannya adalah untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan tubuh.

30an 

Pada usia ini sebenarnya tidak jauh berbeda dengan usia 20an. Tidak ada yang membedakan secara berarti tipe olahraga apa yang dilakukan, hanya saja dikarenakan pada usia ini ada fase pregnancy jadi perempuan di usia ini harus mengetahui kondisi badan ketika mereka tidak sehat misalnya seperti merasa mual atau hal-hal lain yang berkaitan dengan masa kehamilan. Anjuran pada usia ini low – moderate intensity seperti yoga dan senam ibu hamil.

40an

Sebenarnya di setiap tingkatan umur kondisi badan, pola hidup pada usia dini dan kebiasaan tidaklah berbeda secara signifikan. Hanya saja pada umur 40 tahun, perempuan akan terlihat semakin lemah saat berolahraga dikarenakan penurunan sistem metabolisme seperti hormon, daya tahan tubuh, dan lainnya. Olahraga yang disarankan tetap dengan olahraga tipe aerob akan tetapi selalu diselingi dengan latihan beban untuk menjaga kekuatan otot. Yang Direkomendasikan adalah low intensity dengan durasi lebih panjang, misalnya jalan santai atau treadmill selama 30 menit.

50an ke atas

Pada umur 50 tahun ke atas akan jauh mengalami penurunan performa, khususnya saat berolahraga disebabkan memasuki masa menopause. Pada periode ini, sistem metabolisme dalam tubuh akan turun secara drastis. Oleh karena itu harus selalu disertai latihan ringan atau low impact seperti senam lansia, jalan santai, dan berenang untuk  tetap menjaga daya tahan pada umur ini. Intensitas tidak bisa terlalu berat pada usia ini karena rentan cedera; biasanya tulang lebih rapuh pada usia lanjut.