Jangan Berikan Es Saat Kaki Kram! Ini yang Harus Dilakukan

Jangan Berikan Es Saat Kaki Kram! Ini yang Harus Dilakukan
ISTOCK

Seorang fisioterapis mengatakan, lakukan hal ini saat kaki kamu mengalami kram. 

Belakangan ini lari menjadi olahraga favorit banyak orang. Selain murah, lari juga dianggap ampuh untuk menjaga berat badan. Yang harus diketahui ternyata lari juga membutuhkan pelatihan yang benar. Banyak aturan yang harus dipatuhi oleh si pelari, apalagi jika kamu ingin mengikuti lomba lari maraton.

Bisa menaklukan rute puluhan kilometer dalam lomba lari maraton bisa membuat diri kita bangga. Oleh karena itu, hal terpenting yang harus dijaga adalah kaki, jangan sampai kamu melakukan kesalahan fatal selama mengikuti lomba lari maraton.

“Tentunya sebelum berlari atau mengikuti lari maraton, banyak persiapan yang harus dilakukan agar kamu tidak mengalami kram atau cedera kaki. Biasanya di mulai dari nutrisi yang cukup hingga latihan yang benar,” kata Matias Ibo, seorang Sport Physiotherapy of Sport Science yang ditemui Woop di kawasan Senayan, Jakarta.

img

Dok. Instagram @matiasibo

Yep, karena kaki menjadi bagian tubuh terpenting yang harus dijaga agar tidak mengalami kram ataupun cedera yang parah saat lari. Lantas, apa yang mesti dilakukan jika tiba-tiba kaki mengalami kram?

“Pastinya, jangan berikan es kepada kaki yang kram,” tegasnya. “Banyak orang yang sedikit-sedikit memberikan es, itu sebenarnya penanganan yang kurang baik dan benar. Karena hal itu malah akan memperparah kram. Otot yang diberikan es akan kian mengeras, atau bertambah kejang,” sambungnya Ibo.

Adapun cara yang bisa dilakukan untuk menghindari kram otot yaitu dengan dynamic stretching.

Dynamic stretching yakni menggerakkan persendian secara repetitif dan bergantian memanjangkan serta memendekkan otot. Lakukan dynamic stretching selama 10 sampai 20 menit lewat penanganan tersebut (bisa dilakukan sambil berjalan), seharusnya sudah ada perubahan pada kondisi kram. Jangan sampai pelari langsung berhenti total atau berdiri statis, maka hal itu akan mempengaruhi kondisinya, seperti heart rate, pernapasan, kondisi tubuh yang kembali jadi dingin. Semua mulai lagi dari awal karena ritme berlarinya hilang. Jadi apapun yang terjadi, harus tetap berjalan, kecuali kondisinya tak memungkinkan lagi untuk berjalan atau berlari,” ungkapnya.

Ia melanjutkan, “Jika terjadi salah tumpuan saat berlari terutama bila tidak terjadi pembengkakan dan masih bisa berjalan, maka bisa mencoba lari sepanjang 100 hingga 200 meter. Lari tersebut dengan tempo pelan untuk melihat bagaimana kondisi tersebut. Kalau nyaman ya boleh dilanjutkan, kalau tidak ya berarti harus berhenti.”

Selanjutnya: penting dibaca untuk para ibu yang baru melahirkan, inilah saran Zee Zee Shahab agar cepat kurus setelah melahirkan.