Kata Ahli Kulit Ini: 'Wajah Adalah Aset Kita, Jangan Melakukan yang Tidak Perlu'

Kata Ahli Kulit Ini: Wajah Adalah Aset Kita, Jangan Melakukan yang Tidak Perlu
ISTOCK

Coba tebak: apa yang sedang dibicarakan ahli ini?

Seberapa sering kamu melakukan facial? Jika jawabanmu, "sering banget," Woop mau tidak mau harus memberikan tepuk tangan—bila perlu sambil berdiri—dan stiker 'kamu gila, ya?' Pasalnya, facial itu sakit banget! Tidak jarang air mata bercucuran saat prosesi penderitaan dimulai. Yeah, Woop tahu bahwa beauty is pain! (meskipun bukan hanya sakit di wajah, tapi juga di kantong). Memang sih, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian: wajah menjadi lebih cerah dan bersih setelahnya.

Ada banyak alasan orang menempuh facial. Beberapa orang ingin menghilangkan bintik-bintik menyebalkan di atas hidung. Lainnya yang masih berusia 20an ingin merawat kulit sebelum terlambat dan mempertahankan kemudaan. Orang yang lebih tua mengharapkan pertolongan dalam hal anti-aging. Sementara yang lain, hanya ingin rileks dan dimanjakan setelah bekerja bagai kuda berminggu-minggu. 

Namun, apakah sehebat itu pengaruhnya dan perlukah dilakukan sesering mungkin—dan apakah harus selalu sesakit itu?

“Wah, facial itu masih rancu ya, banyak yang masih berpikir, kalau facial itu mesti mencet-mencet komedo, karena wajah akan terasa bersih, jika tidak dilakukan ekstraksi, maka dipikir wajah tidak bersih. Mitos seperti itu salah sekali,” jelas Juliana Yu, MD. H, NH., seorang ahli kosmetikologis, dermatologis, dan nutritionis.

Lalu, yang seperti apa? “Different place, different taking care. Carilah tempat yang memang memiliki nama atau referensi dari majalah maupun orang yang bisa dipercaya, karena wajah adalah aset kita. Back to natural, janganlah melakukan sesuatu treatment yang harsh atau agak keras ke wajah. Misalnya, tidak usah melakukan peeling jika tidak terlalu perlu,” lanjutnya.

Jadi, kembali ke pertanyaan awal: apakah setiap kulit perlu—harus—menempuh proses facial

Go for Natural! Itu yang paling benar. Wajah adalah aset yang kita miliki, jangan lakukan hal yang tidak diperlukan ataupun berlebihan terhadap wajah kita. Janganlah melakukan facial hanya karena sedang trendi, atau teman-teman melakukannya. Yang harus kamu lakukan ya tetap berkonsultasi kepada ahlinya,” ujar Juli.

“Memang untuk melakukan perawatan harus sedini mungkin, tapi lakukanlah dengan cara paling alamiah. Namun jika memang ingin menjaga wajah dari yang namanya sel kulit mati atau ingin mengangkat komedo yang banyak sekali, jangan melakukannya sendiri. Resiko inflamasi sangat besar yang akan terjadi. Jadi, kesimpulannya pilihlah pakar atau ahli yang dapat dipercaya dan berkonsultasi terlebih dahulu,” tutur Juli. 

Terkadang setelah melakukan facial, tak jarang entah kenapa kita merasa 'kok belum bersih ya?' Apa ada yang salah yang seharusnya tidak kita lakukan?

Saran Juli: "Sehabis facial, jangan langsung memakai makeup, karena wajah akan cepat sekali mengalami iritasi dan timbul jerawat, apalagi jika makeup yang digunakan tidak sesuai dengan jenis kulit kita. Yang paling baik adalah istirahatkan wajah dari makeup dua sampai tiga hari terlebih dahulu.”

Selain tidak boleh menggunakan makeup setelah melakukan facial, menurut Zoe Report ada beberapa hal lagi yang sebaiknya tidak dilakukan.

1. Hindari Sinar Matahari

Bukan berarti kamu dilarang untuk berpergian, ya! Biasanya, facial yang bagus menggunakan scrub ataupun peel yang menyebabkan perputaran sel dan membuat kulit lebih rentan terhadap kerusakan sinar matahari. Jadi, setelah melakukan facial, kamu diwajibkan menggunakan krim dengan SPF 30 atau lebih untuk meminimalisir potensi bahaya.

2. Cegah Berkeringat

Panas dan keringat bisa menyebabkan kulit terkelupas dan juga iritasi setelah melakukan facial. Jadi, sepertinya kamu harus berdiam diri di rumah, tidak melakukan aktivitas yang berlebihan agar keringat tidak bercucuran.