Mahir Mengatakan Tidak Tanpa Merasa Bersalah

Mahir Mengatakan Tidak Tanpa Merasa Bersalah
ISTOCK

Tidak? Iya? Tidak? Iya? Tidak. 

Sangat sulit mengatakan tidak. Bagi yang mengatakan sebaliknya, bisa jadi mereka sudah berlatih selama bertahun-tahun. Sebelum menjadi master, orang tersebut mungkin merasakan kesulitan dan rasa bersalah setiap kali hendak dan bahkan setelah mengatakan “tidak”.

Intinya, saat mengatakan tidak, kita mau menyampaikan dua hal: "Gue tidak bisa membantu lo kali ini tapi gue masih tetap ingin menjaga hubungan pertemanan ini." Jadi, bagaimana caranya mengatakan tidak tapi tidak perlu merasa bersalah? Berikut beberapa cara melakukannya.

  • Praktekkan dari Hal Terkecil

Jika kamu adalah pribadi yang memang secara natural memiliki kebiasaan menyenangkan orang lain, praktekkan mulai dari hal kecil dulu. Misalnya, buat resolusi bahwa kamu akan mengatakan tidak sebanyak tiga kali dalam satu hari. Practice makes perfect.

  • Miliki Respon Klise

Ada gunanya untuk memiliki balasan klise setiap kali berada di dalam situasi ini, terutama jika sama sekali tidak diduga. Misalnya, “Terimakasih udah mikirin gue. Tapi, maaf banget gue udah punya rencana lain, jadi kayaknya nggak bisa ikutan”, akan membuat sang pengundang mengerti tanpa membuatmu merasa bersalah.

  • Minta Waktu

Beberapa keputusan bisa dengan mudah dibuat. Bilang iya: menjaga anak tetangga saat keluarganya berada dalam situasi darurat. Bilang tidak: menjaga kelinci piaraan tetangga saat dia mau liburan. Yang bisa kita lakukan adalah meminta waktu untuk memikirkannya dan memberikan jawaban keesokan harinya. Dan bilang tidak jika kamu memang takut kelinci dan giginya! 

  • Berlapis Iya dan Tidak

Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah mengkombinasikan antara jawaban iya dan tidak. Contohnya: diminta tolong untuk memberi makan kucing selama seminggu 3x sehari karena tetangga harus pergi ke luar kota. Iya dari segi kepedulian (Molly kucing yang lucu); tidak untuk permintaan tersebut (kayaknya tidak bisa setiap hari); lalu iya untuk bantuan lain (tapi kalau Sabtu dan Minggu mungkin bisa, kalau itu bisa membantu).

  • Katakan “Aku Tidak,” Bukan, “Aku Tidak Bisa”

Sekilas tidak ada perbedaannya, tapi jika kamu menolak sesuatu karena prinsip hidup akan memberikan indikasi bahwa jawabanmu sama sekali tidak bersifat personal, tapi berlaku untuk semua orang. Misalnya, “Gue punya prinsip untuk tidak pernah meminjamkan duit ke teman.”

  • Usahakan Singkat

Jawaban yang panjang menyediakan jeda yang memberikan kesempatan pihak lain untuk membahasnya lebih lanjut. Ini sangat penting: setelah mengatakan tidak, hindari mengatakan hal yang tidak perlu. Misalnya, “Nggak papa, kan? Pokoknya kalau lo nggak bisa menemukan pengganti, kabari gue.” Jangan lakukan itu.

  • Jangan Berbohong

Terkadang kita berpikir dengan memberikan alasan, kita sedang berbuat baik: melindungi perasaan orang tersebut. Meski, alasan itu sebenarnya tidak benar alias kita sedang berbohong. Contohnya: “Gue pengen datang ke pesta lo, tapi sahabat gue lagi datang dari luar kota.” Tidak perlu terlalu spesifik jika mau memberikan alasan. Yang ada, setelah mengucapkan hal itu, malah kamu akan semakin merasa bersalah. Terlebih, setelah satu kebohongan, kamu harus berbohong lagi saat dia bertanya tentang sobatmu itu. Belum lagi, keberadaan media sosial membuat kebohonganmu bisa terkuak dengan mudah.