Makna Istilah Pada Label Produk Kecantikan

Makna Istilah Pada Label Produk Kecantikan
ISTOCK

Beberapa label terkadang tidak ada maknanya. 

Gaya hidup ramah lingkungan sekarang menjadi lebih tren. Ini membuat orang tidak hanya membawa botol minum atau menghindari plastik, tapi juga mempengaruhi pilihan produk kosmetik yang dioleskan ke badan. Produk tersebut harus baik untuk Bumi. Namun, tahukah kamu bahwa terkadang istilah-istilah yang sepertinya sangat hijau tersebut sama sekali tidak mengandung arti sehijau yang kita bayangkan? Misalnya, istilah "natural" sebenarnya tidak ada regulasi formalnya. Perusahaan apapun bisa menancapkan label tersebut di kemasan, bahkan jika isinya adalah bahan-bahan kimia sintesis—apalagi jika mengandung bahan seperti petroleum, yang berpotensi membahayakan dan secara teknis bukan natural. Jangan histeris dulu, dengan sedikit cek-ricek dan bantuan Google kamu bisa membedakan mana produk yang natural dan  mana yang hanya mengklaim dirinya natural. Untuk tahu itu, kenali dan pahami dulu pengertian istilah-istilah yang sering kita temui di produk kecantikan. 

NATURAL

Meski istilah ini sama sekali tidak diregulasi, tidak semua produk yang menyantumkan kata “natural” di labelnya berarti melakukan penipuan. Cara terbaik untuk menentukannya adalah dengan memperhatikan bahan-bahannya. Ingat bahwa produsen produk tersebut mendaftarkan dari persentase tertinggi ke terendah, jadi lihat produk yang bahan sintetiknya biasanya berada di urutan terbawah—itupun kalau dicantumkan.

Ini yang membingungkan: nama ilmiah beberapa bahan alami terdengar sangat sintetis. Misalnya, sodium chloride merupakan nama ilmiah dari garam laut, dan citric acid untuk bahan yang ditemukan di lemon dan buah sitrus lainnya. Jangan takut dulu—semakin sering membaca, kita akan semakin paham. Plus, seiring dengan berjalannya waktu, ada banyak cara untuk memastikan apakah produk pilihanmu memang alami.

ORGANIC

Istilah ini—yang artinya bahan-bahannya dibudidayakan secara organik—diatur oleh berbagai institusi sertifikasi berbeda di seluruh dunia. Sebuah produk yang benar-benar organik memiliki cap “Certified Organic” dari organisasi sertifikasi resmi. Akan tetapi, yang sering terjadi adalah tidak mungkin memenuhi syarat 95% organik untuk mendapatkan cap tersebut. Contohnya, sebuah krim pelindung matahari biasanya memerlukan 10% titanium dioxide atau zinc oxide, sehingga persentase tertinggi yang bisa dicapainya adalah 90% organik. Jika sebuah kosmetik mengandung mineral, seperti titanium dioxide, zinc oxide, mica, atau iron oxides yang digunakan untuk memberi warna, mineral-mineral itu sendiri menghabiskan jatah 5% dari bahan-bahan non-organik yang diperbolehkan. Jadi, dalam banyak kasus, sangat tidak mungkin menciptakan produk kecantikan yang berguna atau produk perawatan kulit yang 95% organik.

PLANT-BASED ATAU SYNTHETIC-FREE

Secara teori, sebuah produk berlabel “synthetic-free” berarti tidak mengandung produk yang dibuat oleh manusia—100% dari elemen atau bahan alami. Istilah “plant-based” terkesan lebih fleksibel, tapi pada dasarnya mengindikasikan bahwa produk terbuat dari bahan-bahan botani. Kedua istilah ini tidak ada peraturan resminya. Akan tetapi, tidak ada salahnya untuk mengetahui bahwa sebuah produk bisa saja bebas sintesis dan tidak organik, dan begitu juga sebaliknya.

CRUELTY-FREE

Pernah memperhatikan simbol kelinci di label kosmetik? Itu adalah sertifikasi Leaping Bunny, yang berarti bahwa tidak ada bahan produk yang diuji-cobakan kepada binatang. Situs Leaping Bunny sendiri merupakan sebuah sumber bagus untuk para pecinta kecantikan yang peduli dengan cara pembuatan dan percobaan sebuah kosmetik, karena secara berkala memperbaharui daftar merk dunia yang menghentikan sistem animal testing. Bisa jadi banyak produk indie atau skala kecil yang tidak memiliki sertifikasi Leaping Bunny, tapi bukan berarti mereka tidak cruelty-free. Pastikan dengan melirik kemasannya atau konfirmasi lewat Google.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada tahun 2013 Eropa melarang semua perusahaan yang membuat dan menjual produknya di kawasan tersebut melakukan tes pada binatang. Beberapa negara bagian di Amerika sudah melakukannya—tapi semua perusahaan kosmetik yang menjual produknya di Cina mengharuskan mereka untuk menjalani tes pada binatang (karena hukum negara), sehingga masih banyak perusahan besar yang melakukannya. Coba cari tahu lebih lanjut dengan Google.

VEGAN

Sebuah produk diberi label “vegan” artinya sama sekali tidak mengandung bahan-bahan hewani (utama ataupun bahan turunannya). Sama seperti orang yang mengikuti diet vegan dilarang untuk memakan Nutella, sebuah produk kecantikan vegan kemungkinan sarat dengan bahan kimia sintesis. Faktor terpenting adalah sepanjang tidak ada hewan yang menjadi korban selama proses pembuatan. Jadi: baca daftar bahannya!