Mau Jujur: Apa sih, Earthing atau Grounding Itu?

Apa Itu Earthing atau Grounding?
ISTOCK

Bentuk aktivitas yang biasa dilakukan saat earthing atau grounding adalah direct contact misalnya berjalan kaki

Dunia yang super modern dan super inovatif ini kadang-kadang membuat WOOP ingin memutar bola mata. Belum sepenuhnya bisa bertahan lama saat melakukan plank pose  (rekor terlama: 2 menit) dan masih mustahil melakukan firefly pose(yes, sorry we are still beginner), baru-baru ini WOOP mendengar istilah earthing. “Earthing? Grounding kali,” kata seorang teman?” Hmm… sepertinya dia tidak begitu aktif di media sosial (good for her!). Pasalnya kalau iya, dia pasti sudah membaca kehebohan earthing yang konon dipraktekkan oleh banyak orang. Saat menulis artikel ini, terdapat 96.375 posting dengan #earthing di Instagram dengan sebagian besar imej memperlihatkan kaki dan jempol. Pastinya, jempol kaki yang terlihat gaya (after all, we are talking about Instagram here, are we not?)

Daripada menebak-nebak tak jelas, WOOP kemudian bertanya kepada Adeline Windy,RYT-200 Certified Yoga Teacher, dan penjelasannya membuat saya ingat kegiatan pagi si Oma di rumah—setiap jam 6 pagi—berjalan telanjang kaki di atas rumput selama setengah jam dan saya yakin seyakin-yakinnya, dia sama sekali tidak tahu bahwa apa yang dilakukannya itu sedang tren sekarang ini (terutama di kalangan milenial). Kalau dia tahu, saya percaya dia akan memutar bola matanya berkali-kali dan bilang, "Memangnya sudah pada rematik, ya?" 

Lupakan si Oma, lebih baik dengarkan penjelasan Adeline Windy.

Apa itu grounding atau earthing? Apakah itu hal yang sama?

Adeline: Secara sederhana grounding atau earthing bisa diarikan sebagai kegiatan direct contact manusia dengan Bumi, tanpa mengenakan alas kaki. Tujuannya adalah untuk menyerap energi yang dihasilkan Bumi dalam bentuk elektron negatif. Alam semesta dipercaya memiliki energi yang luar biasa. Selain matahari (penelitian ilmiah membuktikan bahwa cahaya matahari memiliki manfaaat bagi kesehatan tubuh), Bumi pun merupakan salah satu penghasil energi dalam bentuk elektron. Elektron bebas ini merupakan antioksidan alami yang dapat menetralisir radikal bebas di dalam tubuh manusia. Contoh penyakit yang sering dihubungkan dengan radikal bebas adalah serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal. Dengan melakukan ini maka tercipta suatu keseimbangan dalam tubuh serta mengurangi peradangan di tubuh. Saat kita melakukan barefoot walk, tubuh yang sifatnya adalah konduktor (penghantar listrik) akan menyerap elektron bebas yang dihasilkan oleh Bumi.

Seperti apa posisi tubuh yang dilakukan saat melakukan grounding?

Bentuk aktivitas yang biasa dilakukan saat earthing atau grounding adalah direct contact misalnya berjalan kaki tanpa sepatu ataupun kaus kaki, merangkak (crawling) atau aktivitas lainnya yang melibatkan kontak langsung kulit tubuh dengan Bumi. Kegiatan ini lebih banyak dilakukan di luar ruangan, misalnya berjalan di atas rumput, pasir pantai atau lumpur (earthing outdoors). Elemen alam tersebut merupakan konduktor (penghantar listrik) yang baik dibandingkan dengan aspal dan kayu. Selain itu memungkin juga untuk dilakukan di dalam ruangan dengan bantuan alat tertentu (earthing indoors).

Darimana asal grounding/earthing?

Fenomena earthing ditemukan pada tahun 1998 oleh Clint Ober, seorang pensiunan industri tv kabel di Amerika. Clint Ober memperhatikan betapa banyak orang yang mengenakan sepatu sol karet. Karena karet merupakan isolator (materi yang tidak bisa menghantarkan listrik), maka elektron negatif bumi tidak dapat diserap ke dalam tubuh melalui telapak kaki. Bersama dengan beberapa ahli, Ober menciptakan “earthing system” yang dapat digunakan di dalam ruangan dan memberikan manfaat yang sama ketika melakukan barefoot walk di alam. Metode earthing system ini terinspirasi dari pengalaman menangani cable system selama bekerja.

Apa dampak positif atau keuntungan melakukan hal ini?

Seperti yang sudah disebutkan, earthing atau grounding dapat membantu menetralisir radikal bebas, sehingga dapat mengurangi resiko penyakit akibat radikal bebas, misalnya menormalkan fungsi jantung, ginjal dan menjaga tekanan darah. Selain itu mampu mengurangi stress. Beberapa studi juga membuktikan bahwa earthing memberikan pengaruh positif terhadap penderita diabetes. Akan tetapi praktek ini harus tetap dibarengi dengan gaya hidup positif, misalnya pola makan yang baik dan olahraga yang cukup.

Apakah efek positif baru akan terasa setelah melakukannya sekian lama?

Sama seperti teknik healing pada umumnya, efek nyata bisa dirasakan setelah melakukan earthing secara teratur. Namun pada umumya, saat pertama kali melakukan (bayangkan kita berjalan di atas pasir pantai) biasanya muncul perasaan nyaman dan rileks. Hal ini mampu memicu kualitas tidur yang lebih baik.

Apakah harus dilakukan setiap hari atau seberapa sering harus dilakukan?

Semakin sering dilakukan, semakin baik.

Perlengkapan apa yang harus dimiliki saat melakukan ini?

Sebenarnya tidak ada hal spesifik yang harus dipersiapkan saat earthing outdoor. Pastikan Anda tidak mengenakan alas kaki, kemudian berjalan, duduk ataupun merangkak di atas rumput, pasir pantai, lumpur atau tanah. Lakukan saat masih ada sinar matahari sehingga Anda dapat sekaligus mengambil vitamin D, dan juga terhindar dari benda tajam. Selain earthing outdoor, dikenal juga earthing indoor, yaitu earthing di dalam ruangan dengan menggunakan alas berbentuk matras yang disebut earthing matEarthing mat bisa diletakkan di bawah telapak kaki, di atas meja dan meletakkan tangan di atasnya, bahkan bisa digunakan di tempat tidur. Matras ini disertai dengan konfigurasi lainnya, sehingga elektron negatif dapat mengalir ke matras.

Adakah batasan atau kondisi tertentu yang harus diperhatikan saat akan membuat aktivitas ini sebagai rutinitas?

Hampir semua orang dapat mengadopsi kegiatan ini, tapi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum memulai. Orang yang mengonsumi jenis obat pencegah pembekuan darah tidak disarankan untuk melakukan earthing atau grounding.

Apakah Anda sendiri mempraktekkannya?

Praktek ini pernah saya lakukan, terutama sekali saat sedang mengunjungi daerah pantai atau wisata alam terbuka. Berjalan tanpa alas kaki mengurangi stress, sehingga tidur lebih nyenyak dan makan lebih terkontrol.