Nasib Sial Menimpa Coconut Oil

Nasib Sial Menimpa Coconut Oil
ISTOCK

Ternyata, oh ternyata.

Ada "mantra" yang diulang-ulang akhir-akhir ini: coconut oil. Jerawatan? Coconut oil. Rambut rusak? Coconut oil. Pencernaan tidak lancar? Coconut oil. Putus cinta? Coconut oil. Dipecat? Encok? Coconut oil. *emoji: rolling eyes

Memang sih, ada benarnya—contohnya, minyak ini bagus sebagai masker rambut dan perawatan kulit—tapi kebanyakan terlalu terobsesi dan menganggap cairan putih ini adalah obat dari segala sesuatu. Lihat di Instagram, Pinterest, phiuuh... postingan tentang hal ini tidak ada habisnya. Sayangnya... dari sisi kesehatan, semakin banyak ahli yang mengindikasikan bahwa coconut oil tidak sebaik itu.

Yep, kamu sama sekali tidak salah dengar. Pertama, dari hasil survey yang dilakukan oleh New York Times. Mereka menanyakan orang biasa dan ahli nutrisi untuk menilai makanan "sehat". Hasilnya: 72% publik menganggapnya sehat, sementara hanya 37% nutrisionis setuju. 

Kemudian (drum rolls, pleaseJohn Mackey, pendiri Whole Foods, dalam wawancaranya dengan MindBodyGreen, mengatakan ini: "Menurut saya, minyak tidak bagus untukmu—bahkan seperti minyak alpukat atau coconut oil." Boom... "Cara saya untuk membuat orang mengerti tentang minyak adaah seperti ini: Apa itu gula? Pada dasarnya, kita mengambil keseluruhan makanan dari tumbuhan, dan hanya mengambil karbohidratnya saja. Hal ini sama dengan minyak—kita hanya mengambil keseluruhan tumbuhan, tapi hanya lemaknya saja. Orang-orang selalu memberikan predikat buruk pada gula, tapi tidak pada minyak, yang merupakan lemak murni. Saya sebenarnya malah berpendapat bahwa minyak lebih tidak sehat dibandingkan gula." Double boom...

Pernyataannya ini terbilang kontroversial, apalagi coconut oil dianggap sebagai simbol makanan (termasuk kale) dari wellness movement. Namun, perkataan Mackey belum bisa dikatakan "dakwaan final", sampai minggu lalu, American Heart Association secara terang-terangan menyarankan untuk tidak mengkonsumsi coconut oil, dan menambahkan bahwa minyak tersebut tidak lebih sehat daripada lemak sapi atau mentega. "Oleh karena minyak kelapa meningkatkan LDL cholesterol, satu penyebab CVD [cardiovascular disease], dan tidak diketahui efek penyeimbang positifnya, kami sarankan untuk tidak menggunakan minyak ini," kata asosiasi ini dalam Dietary Fats and Cardiovascular Disease Advisory. Hatrick boom

Jadi untuk simpatisan garis keras coconut oil, ikuti saran ini: banyak ahli yang bilang untuk menggunakannya hanya dalam level moderat, sama halnya dengan si pemain lama, mentega.