Penelitian Ini Menyarankan Mewarnai Rambut Maksimal Enam Kali dalam Setahun

Penelitian Ini Menyarankan Mewarnai Rambut Maksimal Enam Kali dalam Setahun
ISTOCK

Ahli bedah ini mengatakan ada korelasi antara frekuensi pewarna rambut dengan kanker payudara. Tapi bukan, sebab-akibat.

Berapa kali kita sebaiknya mewarnai rambut dalam setahun? Profesor Kefah Mokbel, yang bekerja di Princess Grace Hospital di London, menyarankan agar para wanita mewarnai rambut tidak lebih dari dua sampai enam kali setahun.

Saran diberikan berdasarkan studi yang dilakukan Mokbel yang mengindikasikan bahwa frekuensi mewarnai rambut disebut-sebut memiliki kaitan dengan peningkatan resiko terjadinya kanker payudara.

Dia juga menyarankan untuk menggunakan produk-produk rambut berbahan alami sebanyak mungkin, seperti henna, beetroot atau rose hip, seperti yang dilaporkanThe Sunday Times

Lewat twitternya, Mokbel menyarankan agar para wanita mengurangi eksposur pewarna rambut sintetik sebanyak dua sampai enam kali setahun dan melakukan pengecekan payudara dari usia 40 tahun. 

"Apa yang memprihatinkan saya adalah fakta bahwa industri merekomendasikan para wanita harus mewarnai rambut mereka setiap empat sampai enam minggu sekali," kata Profesor Mokbel.

"Meskipun penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengonfirmasi hasil kami, penemuan kami mengindikasikan bahwa eksposur terhadap pewarna rambut bisa berkontribusi terhadap resiko kanker payudara." 

Profesor Mokbel juga menekankan bahwa kaitan keduanya hanyalah sebuah korelasi. "Asosiasi positif antara penggunaan pewarna rambut dan resiko terkena kanker payudara tidak merepresentasikan hubungan sebab-akibat," tulisnya di Facebook. 

Sanna Heikkinen dari Finnish Cancer Registry secara terpisah mengatakan penelitian Finlandia menemukan sebuah hubungan antara perempuan yang menggunakan pewarna rambut dan kecenderungan terjadinya kanker payudara. 

"Kami sudah mengobservasi asosiasi statistik antara penggunaan pewarna rambut dan resiko kanker payudara dalam studi kami," katanya seperti yang dilaporkan Dailymail. Namun seperti Mokbel, Heikkinen menekankan bahwa para ilmuwan belum yakin akan hubungan sebab-akibat keduanya. 

"Tidak mungkin untuk mengonfirmasi koneksi penyebab yang sebenarnya," katanya. "Ini bisa jadi, misalnya, para wanita yang menggunakan pewarna rambut juga memakai kosmetik lain lebih banyak daripada mereka yang tidak pernah menggunakan pewarna rambut."