Perawatan Kulit yang Harus Kamu Lakukan Jika Bekerja dari Malam Sampai Pagi

Wellness
ISTOCK

Pertanyaan: kapan harus memakai krim malam dan krim siang?

Alih-alih aktif dari jam 9 pagi sampai 5 sore seperti kebanyakan orang, hidupmu berbanding terbalik. Tidur pun saat matahari bersinar terang. Kamu yang memiliki pola hidup ala burung hantu ini biasanya misalnya adalah pekerja di rumah sakit, aktor, model, polisi, staf di restoran/ toko buka 24 jam, editor malam sebuah kantor media, dll—mungkin juga presiden? Logikanya, jika hidupmu adalah antitesis dari pekerja siang (mayoritas orang), seharusnya perawatan kulitmu juga terbalik. Iya 'kan? Misalnya, saat memakai krim malam dan krim siang. Iya 'kan? 

Untuk mengetahui hal ini Woop bertanya kepada Dr. Ariana Suryadewi, M.Biomed (AAM), seorang ahli kulit. Berikut pembicaraan kami—dan solusi tentang day cream vs. night cream itu. 

APA PRINSIP UTAMA PERBEDAAN PEKERJA MALAM DENGAN PEKERJAAN REGULER?

Menurut Ariana, karena jam istirahat 'normal' manusia tidak digunakan oleh pekerja malam untuk beristirahat, kemungkinan terpapar radikal bebasnya lebih besar, "sehingga asupan antioksidannya harus lebih banyak," ujarnya. 

APA EFEK POLA KERJA SEPERTI INI TERHADAP KULIT? 

"Pastinya sangat mempengaruhi kulit," tukasnya dengan tegas. Ariana menjelaskan bahwa ada beberapa hormon yang memang diproduksi pada malam hari, saat kita sedang tidur. Sebut saja, misalnya melatonin, hormon yang diproduksi oleh otak, dan memiliki banyak fungsi di dalam tubuh; yang paling terkenal adalah tanggung jawabnya mengontrol ritme sirkadian (mengatur tidur dan bangun). 

"Melatonin ini seharusnya diproduksi malam, dan melatonin ini nantinya berpengaruh terhadap hormon pertumbuhan, yang kemudian mempengaruhi hormon-hormon lainnya, misalnya hormon seks, yang kemudian lagi mempengaruhi kulit. Jadi panjang dampaknya, padahal hanya karena melatoninnya tidak terproduksi dengan sempurna," paparnya. Dan itu baru satu hormon. 

BAGAIMANA CARA MEMPERBAIKINYA? 

Pekerjaanmu mengharuskanmu lari ke sana kemari, berpikir dan aktif saat malam hari. Jadi, "meskipun tidak sehat, harus tetap di-maintain. Misalnya, tidurnya harus cukup. Tidur yang dilakukan dari pagi sampai siang itu harus tetap dilakukan selama delapan jam," Ariana mengingatkan. 

"Jika terpaksa sekali, kita bisa menyuntikkan [melatonin]. Bisa ditambahkan," ujar Ariana. Tapi itu jika terpaksa. Menurutnya, perawatan kulit dan keseimbangan hormon pun bisa tetap kita lakukan dari gaya hidup. "Misalnya perbanyak konsumsi antioksidan, bisa dari buah-buahan dan sayuran yang dikonsumsi lebih banyak," lanjutnya, "atau misalnya lagi dari tablet." 

APA YANG HARUS DIPERHATIKAN SAAT MERAWAT KULIT UNTUK PEKERJA MALAM? 

Ariana mengumpamakan seorang model atau aktris yang harus menjalani syuting dan berada di bawah lampu kamera yang terang dan panas. Jika ini adalah profesi dan rutinitas yang kamu jalani hampir setiap hari, "jangan lupa pakai skin care sebelum ber-make up," sarannya. Lalu, "bersihkan wajah setelah beraktivitas karena ini sangat penting. Prosesnya sama saja antara pekerja malam dan pekerja siang." 

DAN TENTANG NIGHT CREAM VS DAY CREAM UNTUK PEKERJA MALAM... 

Sama seperti namanya, krim siang digunakan untuk siang hari sebagai perawatan memberikan kulit nutrisi dan menjaga dari sinar UV. Demikian pula, krim malam, sejatinya dipakai sebelum tidur—saat sedang terjadi penguapan pada kulit sehingga terasa kering, dan menjadi momen yang tepat untuk mengaplikasikan nutrisi karena level regenerasi kulit sedang tinggi-tingginya pada malam hari. "Namun kalau misalnya pakai krim malam tapi pakai make-up, jadi sama aja. Tidak efektif," ujarnya. 

Jadi bagaimana solusinya? "Jadi, sebenarnya untuk pekerja malam bisa di balik pemakaiannya. Saat beraktivitas pada malam hari, pakai aja day cream. Dan saat mau tidur, meskipun secara waktu bukan malam, pakailah night cream," sarannya. "Memang tidak ideal, tapi kita harus melakukannya untuk merawat kulit dengan maksimal," tegasnya. 

APA YANG HARUS DILAKUKAN OLEH PEKERJA MALAM UNTUK MENJAGA KESEHATAN KULIT?

"Kalau ada waktu untuk mengistirahatkan kulit, istirahatkan kulit. Hindari memakai make-up 24 jam, kalau bisa kulit diistirahatkan. Saat libur, relaksasikan wajah, lakukan totok wajah untuk melancarkan peredran darah. Berikan me-time untuk kulit," Ariana mengingatkan. Jika dirasa tidak mungkin untuk melakukannya tiap hari, "kita bisa lakukan weekly. "

MITOS BAHWA PEKERJA MALAM KULITNYA LEBIH CEPAT RUSAK: MITOS ATAU FAKTA?

"Iya sih, yah karena ada gangguan produksi melatonin tadi yang berpengaruh kepada kulit. Bekerja, kurang istirahat pastinya aging-nya lebih cepat," akunya. Bahkan ketika tidur siang sudah cukup pun, "tubuh akan berusaha meng-catch up tapi pasti tidak akan sama dengan mereka yang tidur pada malam hari," ujarnya. "Makanya, pastinya kerutannya lebih banyak. Jadi kita harus me-maintain-nya harus lebih ekstra; mengonsumsi pelawan radikal bebasnya harus banya,  dan asupan produk skin care-nya harus lebih ekstra."

TIPS DARI SESEORANG YANG MERASAKAN SIKLUS MALAM

Sebagai seorang dokter, bekerja pada malam hari dan berusaha 'membalas dendam' tidur di siang hari bukanlah sebuah hal yang asing. Dirinya sendiri memiliki rutinitas perawatan kulit yang berusaha dilakukan secara rutin. 

  • Harian: "Saya melakukan pembersihan wajah, cleansing, pelembap, memakai pelindung terhadap sinar UV—ini wajib."
  • Mingguan: "Pijat atau totok wajah. Tidak harus di klinik atau salon ya, di rumah juga bisa pas maskeran atau scrubbing, dipijat-pijat. Kemudian masker, agar terhidrasi supaya wajahnya tidak kering."
  • Bulanan: "Regenerasi kulit, kadang-kadang laser, atau IPL, atau metode lain."

Dan yang tak kalah pentingnya adalah: "Asupan antioksidan dari dalam, karena kalau nggak ada kulitnya akan memprihatinkan. Itu dari buah-buahan tadi, dan kalau saya pribadi sih, juga mengonsumsi suplemen antioksidan."

Apakah semua orang harus?

"Jadi begini, sekarang di sekitar kita itu radikal bebas jauh lebih banyak. Jadi mau nggak mau, harus ada tambahan, tidak bisa hanya makanan. Dari asupan yang sudah kita makan saja hanya mencukupi 25% dari asupan antioksidan yang kita butuhkan secara general. Dan aktivitas kita ajuga makin banyak, kita makin capek, kemudian sinar mataharinya terik, jadi dibutuhkan sumber antioksidan yang lebih banyak," jelas Ariana.