Diet Ini Direkomendasikan untuk Perempuan yang Sedang Menjalani IVF

Rekomendasi Diet untuk Perempuan yang Sedang Menjalani IVF
ISTOCK

Mengonsumsi makanan sesuai dengan diet dapat meningkatkan secara signifikan kesuburan.

Diet apa yang sedang kamu jalani saat ini? Keto? Whole30? Low-carb diet? Atau Mediterania? Jika pilihanmu adalah yang terakhir—dan kamu kebetulan sedang menjalani program IVF untuk hamil—TEPAT sekali. Pasalnya, sebuah studi telah menemukan bahwa mengonsumsi makanan sesuai dengan diet tersebut secara signifikan bisa memperbesar kemungkinan seorang perempuan hamil melalui IVF. 

Penemuan ini, yang dipublikasikan di jurnal Human Reproduction, diperoleh setelah menganalisa pola makan sebanyak 244 perempuan selama enam bulan sebelum mereka menjalani IVF untuk pertama kalinya. Hasil analisa memperlihatkan mereka yang mengonsumsi sayuran segar, buah, gandum utuh, tumbuhan polong, ikan dan minyak zaitun saat melalui perawatan IVF memiliki kesempatan 66% lebih baik untuk berhasil hamil dibandingkan perempuan yang menikmati makanan tidak sehat. 

"Penemuan ini memperlihatkan pentingnya diet dan pengaruh kualitas diet terhadap kesuburan, dan memilih diet Mediterania untuk membantu performa reproduksi," kata Nikos Yiannakour dari Universitas Athena, pemimpin penelitian tersebut. Meski ini berita bagus, tapi para peneliti ingin mengingatkan bahwa penemuan ini tidak bisa diberlakukan kepada semua populasi, perempuan obesitas atau seluruh perempuan yang sedang menjalani proses kesuburan di seluruh dunia. 

SEANDAINYA KAMU BELUM TAHU... 

Diet Mediterania merupakan pola makan yang menggabungkan makanan sehat (protein tak berlemak, polong-polongan, kacang-kacangan, gandum murni, sayuran, dan buah) dengan lemak sehat, seperti olive oil dan sedikit red wine. "Ini merupakan diet favorit saya karena paling seimbang secara nutrisi," jelas John Baglioni, MPH, RD, CDN, seorang konsultan nutrisi dariGreen Life Center kepada Woop. "Diet ini juga menekankan pentingnya menikmati makanan bersama keluarga dan teman, serta berolahraga secara teratur. Elemen-elemen ini merupakan adaptasi dari kebiasaan tradisional memasak di negara-negara di sekitar Laut Mediterania. Penelitian membuktikan bahwa diet ini dapat mengurangi resiko penyakit jantung, kanker, Alzheimer, dan tingkat kematian," paparnya. 

Dalam bukunya yang berjudul The Mediterranean Diet Plan, nutrisionis Susan Zogheib memberikan tips untuk membantu menjalani diet ini. 

  • Selalu sarapan. Ada baiknya selalu menyediakan yogurt dan buah-buahan segar di dalam kulkas. 
  • Ketika makan di luar, makan hanya setengah porsi. Begitu makananmu tiba, langsung bagi menjadi dua bagian; bawa pulang sisanya. 
  • Sediakan selalu potongan sayur, seperti seledri, paprika, wortel, dan timun yang bisa dimakan tanpa dimasak.
  • Sediakan kacang-kacangan atau biji-bjian sebagai cemilan. Almond, walnut, kuaci merupakan pilihan yang lebih baik dibandingkan kue, kentang goreng, atau makanan olahan lainnya.
  • Jadikan buah-buahan sebagai makanan pentutup. Bila masih mengidam yang manis-manis tambahkan sedikit madu atau gula cokelat di atasnya. Intinya: sebarkan buah-buahan segar di sekitar rumah dan kantor sehingga gampang dijangkau ketika lapar.
  • Hindari makan di depan televisi atau saat membalas email. Hargai waktu bersama keluarga dan teman di meja makan. 
  • Libatkan keluarga. Minta anak untuk membantu menyiapkan makanan. Ini juga bisa menjadi momen menghabiskan waktu bersama mereka. 
  • Hindari makanan olahan. Kurangi, atau lebih baik, hilangkan junk food dan manis-manisan dari menu harianmu. 
  • Beralih ke gandum utuh.