Siapa yang Takut dengan Ketombe? Sejujurnya... Banyak

Siapa yang Takut dengan Ketombe? Sejujurnya... Banyak
ISTOCK

Baca penjelasan super lengkap ini dari seorang ahli kulit. 

Dulu, duluuu banget (ini untuk memberikan kesan masih muda, generasi milenial, bukan Y) ada tag line yang beken sekali: ketombe, siapa takut? Salah satu interpretasinya adalah bahwa kita berani dan menantang ketombe untuk datang. Sekarang, hari ini jika ditanya hal yang sama, "ketombe, siapa takut?", jawabnya: "Saya takut. Horor. Ngeri. Tidak. Terimakasih." Jika ini membuat predikat kami—generasi milenial—semakin "payah dan tercoreng," kami tidak takut. Karena ketombe susah dihilangkan, iya 'kan? Benarkan? 

"Ketombe bisa dihilangkan dengan beberapa pilihan terapi tetapi tidak menjamin ketombe akan hilang selamanya karena banyaknya faktor pencetus," terang dr. I Dewa Ayu Supriyantini, SpKK, salah satu dokter  kulit di Department Kulit dan Kelamin RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. 

Tuh, kan! Sebelum, menjelaskan lebih lanjut tentang faktor pencetus tersebut, dokter Ayu menjelaskan bahwa ketombe adalah sejenis kelainan kulit atau peradangan kulit kepala yang sangat ringan, namun sering menjadi masalah bagi penderita karena dapat mengganggu penampilan seseorang. "Ini karena rambut terlihat kotor akibat ketombe. Soalnya, ketombe mengakibatkan pengelupasan pada kulit kepala yang berlebihan; umumnya ditandai dengan adanya serpihan kulit kepala di rambut dan sering disertai dengan rasa gatal," katanya. 

Gatal yang dirasa, terkadang melebihi gatal akibat diserang nyamuk. Kalau tidak percaya, tanya saja mereka yang pernah ketombean. 

Namun, sebenarnya apa yang menyebabkan ketombe?

"Banyak teori mengenai bagaimana terbentuknya ketombe, tetapi penyebab yang pasti belum diketahui," jelas dokter Ayu. "Salah satunya adalah akibat produksi sel tanduk yang berlebihan pada kondisi tertentu sehingga sel-sel kulit mati menumpuk di permukaan kulit dan terlihat sebagai ketombe. Ketombe tampak berwarna putih, kering kecil yang terdapat pada kulit kepala bagian atas.

Oh, dan apakah bisa menyerang semua jenis rambut? *semoga tidak*

"Ketombe memang sering terjadi orang yang mempunyai kulit kepala berminyak tetapi ketombe ini dapat terjadi pada semua jenis rambut karena faktor pencetusnya bukan hanya pada kulit kepala yang berminyak," tegasnya. 

Hah... baiklah. Namun, karena saya perempuan kecenderungan berketombe ini semakin kecil 'kan, ya? Soalnya banyak yang bilang, laki-laki lebih rentan alias ketombe lebih "berani" menyerang kulit kepala mereka dibanding wanita. 

"Secara umum, ada perbedaan jenis kulit kepala antara laki-laki dan perempuan. Kulit kepala pada pria lebih berminyak, lebih kuat dan tahan. Namun, dengan aktivitas yang lebih aktif, ditambah kelenjar keringat yang lebih banyak, membuat kulit kepala pria lebih mudah berketombe," paparnya. "Sebenarnya," lanjutnya, "kulit kepala pada perempuan lebih kuat. Hal ini berhubungan aktivitas pada perempuan yang lebih sedikit, kelenjar keringat yang juga lebih sedikit serta tidak berminyak. Namun karena banyak 'manipulasi' terhadap rambut seperti pengeringan dengan hairdry, highlight, dikeriting, dan diluruskan membuat rambut mengalami traumatik sehingga mengganggu kulit kepala. Jadi  perempuan juga rentan punya ketombe," tegasnya. 

Menurut dokter Ayu itu merupakan sebuah fakta yang harus diingat semua orang. Namun, di sisi lain ada beberapa "katanya-katanya" yang sebenarnya hanya mitos, isapan jempol semata dari generasi ke generasi. Di antaranya: 

  • Ketombe dapat berpindah dari orang ke orang lain. "Anggapan yang keliru," katanya dengan tegas. Dokter Ayu menjelaskan bahwa ketombe tidak dapat menular dengan saling bertukar atau meminjam sisir dan bantal. Serpihan yang tampak pada rambut adalah sel kulit mati yang dihasilkan oleh jamur Mallassezia yang ada di kulit kepala setiap orang, "artinya kita semua berkemungkinan untuk terkena ketombe."
  • Ketombe bisa hilang dengan menggaruk-garuk kepala sebelum keramas. "Ada orang-orang tertentu yang percaya bahwa dengan agar kulit ketombe lepas sebelum mereka keramas, ketombe akan hilang secara efektif. Tapi cara ini sangat tidak direkomendasikan. Selain belum terbukti secara ilmiah, proses menggaruk kepala berlebihan justru membuat kulit kepala merah dan terluka."

Wow, ketombe, kamu sangat menakutkan! Apalagi, seperti sudah disebut tadi oleh Dokter Ayu bahwa penyebab timbulnya ketombe belum diketahui secara pasti. Namun, jika tiba-tiba, misalnya, kamu memiliki ketombe, padahal sebelum ini sepertinya rambutmu kebal ketombe, menurutnya kemungkinan penyebabnya bisa:

  1. Stres, yang menyebabkan meningkatnya aktifitas kelenjar minyak pada kulit kepala.
  2. Genetik/keturunan. Seseorang mempunyai kecenderungan mendapatkan ketombe lebih besar dalam keluarga yang mempunyai kasus yang sama.
  3. Usia tertentu. Ketombe sering terjadi pada usia remaja, dimana terjadi perubahan hormon yang menstimulasi kelenjar minyak untuk menghasilkan lemak. "Hormon androgenik memegang peranan penting. Kasus ketombe ini jarang terjadi pada usia di atas 50 tahun. Insiden yang berhubungan dengan usia ini menunjukkan bahwa faktor hormon androgenik memegang peranan penting."
  4. Kolonisasi bakteri dan jamur Mallasezia yang berlebihan. "Sebenarnya bakteri dan jamur Mallasezia ini merupakan bagian normal dari flora kulit, tetapi pada kondisi tertentu jumlahnya menjadi berlebihan. Peran jamur dalam menyebabkan ketombe lebih besar dibandingkan bakteri," katanya. 
  5. Gen kulit yang buruk dapat menyebabkan peningkatan jumlah flora kulit.
  6. Daya tahan tubuh yang rendah juga berperan dalam timbulnya ketombe, misalnya pada pasien AIDS.
  7. Suhu dan kelembaban rendah akan memperburuk kondisi ketombe pada seseorang.
  8. Faktor nutrisi.
  9. Kekurangan vitamin B2 dan vitamin B6, juga dikaitkan dengan ketombe.

Jadi jika ada orang yang belum pernah berketombe, "untuk mencegahnya sulit terlebih jika memiliki faktor-faktor pencetus yang tidak bisa dimanipulasi, seperti genetik dan hormon androgenik pada usia tertentu. Jadi kejadian ketombe meningkat, misalnya pada seseorang dalam rentang usia remaja, memang lebih beresiko," tuturnya. 

Namun, meskipun ketombe terdengar dan terlihat menakutkan—bentuknya putih, ringan, banyak bahkan bersinar di ruang gelap—bukan berarti tidak bisa diatasi. Dokter Ayu membeberkan beberapa tips praktis:

  • Melakukan pengobatan sesuai dengan tingkat keparahan ketombe. 
  • Menghindari faktor pencetusnya, seperti mengurangi stres. 
  • Menjaga kehigienisan kulit kepala agar tidak berminyak/lembab dengan mencuci rambut secara teratur. 
  • Hindari menggaruk-garuk kulit kepala untuk menghilangkan serpih-serpih ketombe karena malah akan menyebabkan iritasi. 

PRODUK DAN PERAWATAN ANTI KETOMBE

1. SAMPO 

Yep, artikel ini belum berakhir. Bagian ini dipisahkan khusus karena memang perlu. Selain berusaha mengurangi stres dan menahan jari-jari agar tidak mendarat dan menggaruk kulit kepala, salah satu hal yang paling praktis kita lakukan jika menghadapi masalah ketombe adalah memakai produk-produk yang berkhasiat mengatasinya. 

Menurut Dokter Ayu, unsur anti ketombe yang biasa terdapat di produk-produk rambut bertujuan untuk menurunkan kadar minyak pada permukaan kulit kepala, membunuh mikroba penyebab ketombe serta mengurangi gejala gatal. "Anti ketombe yang digunakan dapat berupa sampo, atau tonik yang mengandung sulfur, ketokenazole 1%, selenium sulfida, seng pirition, tea tree oil," katanya. 

Dan adakah yang harus dihindari?

"Sebenarnya tidak ada bahan-bahan khusus yang harus dihindari," responnya. "Tetapi sebaiknya hindari produk perawatan rambut yang mengandung minyak/lemak. Baca dengan benar aturan pakai sampo anti ketombe untuk menghindari efek samping, seperti dermatitis yang terjadi pada kulit kepala atau bahkan terjadi kerusakan rambut seperti rambut rontok, berubah warna dan patah-patah."

Aturan pakai: menurutnya, biasanya sampo harus didiamkan sekitar 3-5 menit di kulit kepala sebelum dibilas.

2. KONDISIONER

"Sebenarnya kondisioner digunakan untuk melembutkan batang rambut, sehingga kandungan dalam kondisioner menyebabkan batang rambut menjadi lembab. Jadi tidak dianjurkan untuk mengoleskan kondisioner pada kulit kepala yang dapat menyebabkan kulit kepala menjadi lembab, dimana kelembaban yang tinggi dapat mencetuskan timbulnya ketombe," Dokter Ayu menjelaskan. 

3. DRY SHAMPOO 

Bisa dibilang salah satu penolong kita. Namun, untuk rambut berketombe, apakah disarankan? "Dry shampoo adalah sampo yang digunakan pada rambut tanpa dibilas. Jadi tidak disarankan untuk digunakan setiap hari, karena walaupun dapat membersihkan rambut tentunya tidak seefektif menggunakan sampo biasa yang dibilas. Minyak dan kotoran tentunya akan menumpuk di kulit kepala apabila digunakan untuk setiap kali keramas sehingga memang bisa menimbulkan ketombe. Tetapi untuk pemakaian jarang mungkin masih aman," katanya. 

4. EKSFOLIASI, MASKER RAMBUT, HAIR OIL 

Sekarang kita tahu bahwa menggunakan alat pengering bisa mengganggu kulit kepala, tapi bagaimana dengan: eksfoliasi kulit kepala, masker, hair oil, pijat rambut apakah bisa mengurangi ketombe? "Eksfoliasi kulit kepala malah akan menimbulkan iritasi di kulit kepala. Masker rambut hanya digunakan pada batang rambut dan bukan di kulit kepala sehingga bila dioleskan di kulit kepala justru akan memicu timbulnya ketombe bila tidak dibilas dengan bersih, memijat rambut juga tidak ada manfaatnya untuk mengurangi ketombe," jawabnya. 

USAHA TERAKHIR

Seandainya, seandainya, berbagai sampo sudah dicoba, tapi tetap saja tidak ada perubahan, apa yang harus dilakukan? "Apabila sampo yang mengandung anti ketombe tidak dapat mengatasi berkurangnya ketombe, maka sangat perlu untuk dikonsulkan ke ahli kulit karena kasus seperti itu memerlukan pengobatan lebih lanjut, karena tingkat keparahan ketombe dapat ringan sampai berat," tandasnya.