Transplantasi Cairan Vagina Jadi Solusi Baru Bagi Kesehatan

Transplantasi Cairan Vagina Jadi Solusi Baru Dunia Kesehatan
Transplantasi cairan vagina bagi kesehatan

Para peneliti menemukan cara baru yang bermanfaat dalam dunia kesehatan, yaitu transplantasi cairan vagina. Simak penjelasannya!

Usai kesuksesan mengenai transplantasi feses (kotoran manusia), para peneliti kini mulai menjadikan cairan vagina sebagai salah satu produk tubuh yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesehatan.

Peneliti dari Universitas Johns Hopkins baru-baru ini menuliskan studi mengenai Vaginal Microbiota Transplants (VMT), yang dianggap mampu merevolusi cara kita melihat dan mengobati kondisi yang memengaruhi saluran reproduksi wanita. 

Apa itu transplantasi feses?

Ide dasar dibalik VMT cukup mirip dengan transplantasi feses, atau Fecal Microbiota Transplants (FMT), yang sudah ada sejak bertahun-tahun silam. Umumnya, FMT bertujuan menggunakan produk tubuh yang mengandung mikroba untuk mengembalikan mikroba kompleks ke dalam organ tubuh seseorang yang sakit.

Poop
Poop

Jika melihat ke dalam usus manusia yang sehat, mikroba yang sedang berkembang cenderung terlibat dalam organ dan sel tubuh, mulai dari perputaran hormon, memengaruhi respon imun untuk melindungi tubuh dari kuman patogen, hingga membantu mengekstrak nutrisi dari makanan. Ketika kumpulan mikroba ini mati, maka kondisi tubuh menjadi tidak seimbang (dysbiosis), atau dipenuhi oleh kuman-kuman penyebab penyakit, dan disaat itulah FMT digunakan.

Baca juga: 6 Kebiasaan Buruk yang Pengaruhi Kesehatan Vagina, Duh!

Di era modern, FMT bisa dimasukkan ke makanan agar lebih mudah masuk ke dalam usus, menggunakan kapsul, atau menyuntikannya. Para peneliti juga kini mencari cara agar FMT bisa digunakan untuk menyembuhkan beragam kondisi, seperti obesitas, alergi, radang usus, hingga gangguan depresi.

Meski kerap mengancam jiwa, FMT terbukti sangat efektif dan mampu membersihkan infeksi pada 80% hingga 90% pasien. Namun, meski dengan penelitian yang mumpuni sekali pun, para peneliti masih belum memahami kinerja usus dan efek FMT untuk kondisi lain.

Transplantasi cairan vagina

Di sisi lain, berdasarkan apa yang telah dikumpulkan para peneliti sejauh ini, transplantasi mikrobiota vagina (VMT) tidak memiliki risiko sebesar FMT. Kumpulan mikroba dari vagina yang sehat relatif lebih sederhana dibanding mikroba dari usus, serta memainkan peran kunci dalam kesehatan.

Seperti yang dicatat oleh para peneliti Johns Hopkins dalam studi terbaru mereka, “Meskipun ada peningkatan kesadaran di spektrum yang luas, secara umum kumpulan mikrobiota vagina yang optimal didominasi oleh satu spesies bakteria, yaitu Lactobacillus ”, dilansir dari Arstechnica.

Baca juga: Gunakan 10 Ramuan Alami Untuk Atasi Bau Tak Sedap di Vagina

Namun sayangnya, jika kumpulan mikrobiota lain mampu tumbuh lebih beragam dan membuang Lactobacillus yang dominan, para wanita punya risiko terkena vaginosis bakteri. Penyakit yang terkait dengan serangkaian masalah kesehatan lain, termasuk peningkatan infeksi kandung kemih, infeksi penyakit seksual yang rentan, masalah kesuburan, dan kelahiran prematur.

iStock
Transplantasi cairan vagina

Maka dari itu, para peneliti berharap VMT dapat mengembalikan mikrobioma vagina yang sehat dan sederhana untuk menghapus semua risiko tersebut. Untuk mengantisipasi puncak klinis seperti itu, para peneliti di Johns Hopkins membuat studi sampel dari 20 wanita untuk mencari cara bagaimana menyaring donor potensial dari sekresi servikovaginal, yang kemudian dapat digunakan untuk transplantasi.

Berdasarkan data epidemiologis wanita yang melakukan hubungan seks dengan wanita, transfer mikrobiota vagina dimungkinkan dalam hal tersebut. Tetapi, hal itu masih perlu dibuktikan dan disempurnakan dalam pengaturan klinis.

Ini yang Bisa Terjadi pada Vagina Saat Kamu Sakit - 0
Transplantasi cairan vagina

Ada beberapa hal belum diketahui para peneliti, misalnya, apakah aspek-aspek lingkungan vagina — seperti lendir atau asam laktat— berperan penting untuk keberhasilan transplantasi, atau apakah jenis bakteri minoritas menjadi kunci dari semua hal itu.

Semoga saja penelitian tersebut bisa menjadi solusi bagi para wanita dan menjadi bermanfaat di bidang kesehatan. Bagaimana menurutmu, ladies?

Selanjutnya: Jangan salah langkah dalam menangani gangguan depresi. Berikut cara yang bisa kamu lakukan sebagai penanganan yang tepat