6 Permainan Terbaik untuk Anak agar Lebih Pintar dan Bahagia

6 Permainan Terbaik untuk Anak agar Lebih Pintar dan Bahagia
ISTOCK

Kata kunci: beberapa permainan sangat "jadul".

Ambil papan congkak atau ular tangga dari gudang—sekarang juga. Bersihkan debunya, pastikan semua perlengkapan ada, dan mulailah bermain bersama si kecil. Pasalnya, permainan-permainan zaman "batu" tersebut ternyata adalah salah satu jenis permainan terbaik untuk anakmu. Permainan tersebut bahkan lebih positif efeknya dibandingkan "brain games" dengan ratusan level dari ponsel atau tablet. Berdasarkan penelitian, FYI, "brain games" tidak akan membuat si kecil lebih pintar—itu cuma mitos; mungkin dia memang akan lebih menguasai games tersebut dan mencapai level 50, tapi tidak mengajarinya tentang hal-hal penting dalam hidup. Tidak membuat kemampuan membacanya lebih baik. Atau jago aritmatika. 

Laura Markham, seorang psikolog dan penulis buku Peaceful Parent, Happy Kids: How to Stop Yelling and Start Connecting, mengatakan bahwa ada enam permainan terbaik yang sebaiknya dimainkan oleh anak agar pertumbuhan maksimal, pintar, bahagia dan sukses saat dewasa nanti. 

1. Permainan Tanpa Struktur

Misalnya membangun sebuah kota dari blok mainan (tanpa panduan gambar), atau menyanyikan lagu "aneh" dengan suara lantang. Intinya permainan dan aktivitas yang dipimpin oleh anak (bukan orangtua atau guru), bersifat kreatif dan penuh improvisasi, tanpa strategi atau panduan apapun. Sendiri atau bersama orang lain. Markham menjelaskan bahwa permainan ini memberikan kesempatan anak untuk belajar banyak hal, dan "bagaimana menavigasikan konflik." 

2. Mandi Sambil Bermain 

Jangan histeris dulu saat si kecil memutuskan untuk membawa puluhan mainannya ke kamar mandi. Menurut Markham, saat anak menuangkan air dan mengalami momen "aha" tentang seberapa banyak air muat di dalam kontainer yang berbeda-beda, itu adalah bentuk pelajaran matematika dasar. 

3. Board Game 

Sesekali sebaiknya "bebaskan" keluarga dari ponsel dan teknologi, dan beralih ke permainan-permainan jadul yang bisa dimainkan seluruh seluruh penghuni. Masih ingat ular tangga, congkak atau engklek? Nah itu—tapi bukan yang versi digital, melainkan analog (lengkap dengan ratusan biji buah congkak, atau gambar kotak-kotak di atas aspal). Dan ingat, "hilangkan tekanan untuk berkompetisi," ujar Markham. "Penting agar orangtua tahu bahwa meskipun anak perlu belajar untuk bersaing, tapi terkadang hal tersebut tidak cocok untuk yang masih berumur 3, 4, 5, 6, 7 tahun." 

4. Permainan Seni

Melukis, bermain Play-Dohclay, dan segala aktivitas seni yang  mengajarkan anak untuk berekspresi dan menggunakan bagian otak yang tidak digunakan ketika mereka berbicara. Oleh karena itu, disarankan agar orangtua selalu menyediakan perlengkapan permainan ini di rumah. 

5. Permainan Alam

Segala permainan dan aktivitas yang melibatkan anak dan alam, seperti kemping atau hiking. Sama seperti orang dewasa, "ketika anak-anak menghabiskan waktu di luar ruangan, mereka menjadi lebih tenang dan bahagia," kata Markham. 

6. Jurnal

Yep, jurnal, artinya ada proses tulis menulis dengan tulisan tangan asli. Ini akan sangat membantu mempererat hubungan anak dan orangtua, plus jika anak merasa tidak berani menceritakan sebuah pengalaman yang "memalukan". Bingung memulainya darimana? Markham menyarankan orangtua membagikan emosi mereka dengan si anak, misalnya "seberapa besar rasa rindu ketika orangtua jauh dari rumah." Dan pastikan, "tulis dengan singkat. Lalu respon dengan cepat sehingga anak tidak bosan." Kapan sebaiknya dimulai? Markham menyarankan untuk melakukan kebiasaan ini ketika anak berumur sekitar delapan tahun.