Apa yang Harus Dilakukan Ketika Kecanduan Tayangan Drama?

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Kecanduan Tayangan Drama?
WOOP.ID

Contohnya, opera sabun asal India dan Turki itu. 

Jika diperhatikan ada satu jenis tayangan televisi yang menjadi favorit di seluruh Indonesia saat ini: soap opera asal India, Turki dan pastinya Korea Selatan. Bahkan, plot ceritanya tak jarang menjadi trending di media sosial. Kalangan kelas menengah mungkin berkilah, "Ah, itu bukan tontonan kami", tapi alasan ini tidak mengurangi "demamnya" di kalangan mayoritas lokal. 

Namun sebenarnya adakah keistimewaan fenomena serial ini, misalnya jika dibandingkan dengan produk Taiwan, Meteor Garden, pada awal tahun 2000 dan drama seri asal Korea Selatan? 

Tiara Puspita, M. Psi., psikologdari Adult Clinical Psychologist, mengatakan, "Sebetulnya fenomena ini sudah ada sejak dulu. Jumlah tayangan yang banyak dengan durasi yang singkat membuat penontonnya menjadi penasaran dan ingin mengetahui kelanjutan cerita episode yang mereka tonton. Perilaku ini untuk sebagian orang, jika sangat berlebihan dapat mengganggu aktivitas keseharian orang tersebut, bahkan dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya.”

Dalam hal serial dari India atau Turki di televisi, Tiara berpendapat bahwa kemungkinan ini disebabkan karena banyaknya bintang-bintang film India yang berkunjung ke Indonesia. Bahkan ada juga yang ikut bermain di serial TV yang sama dengan artis Indonesia. Selain itu, "Ketika kita menonton serial TV, kita cenderung merasa ada keterikatan dengan jalan cerita yang sedang kita tonton. Karena ceritanya dekat dengan kehidupan sehari-hari.”

Untuk yang menikmatinya sebagai bagian dari sarana hiburan dan menontonnya jika sempat atau sambil melakukan sesuatu, mungkin tidak masalah. Namun, bagaimana jika nenek, kakek, anggota keluarga, atau teman menjadi kecanduan? 

“Tanyakan seberapa sering dalam sehari, bahkan seminggu mereka menonton serial TV tersebut. Lalu, ajaklah mereka untuk berpikir tentang sejauh mana perilaku ini sudah mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka, misalnya dalam mengurus anak, berbelanja, bekerja, dan sebagainya. Selain itu, ajak mereka untuk memikirkan dampak positif dan negatif dari menonton secara berlebihan, dan atur strategi bersama agar tetap dapat menikmati serial TV secara sehat dan tidak berlebihan. Seperti membatasi waktu menonton,” jawabnya. 

“Namun perlu diingatkan, melarang atau memarahi perilaku tersebut selain dapat menimbulkan reaksi negatif dari orang tersebut, juga menjadi kurang efektif untuk membuat mereka mau mengubah perilaku mereka. Orang akan sulit untuk diminta mengubah perilaku jika mereka tidak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan sudah mengganggu atau merugikan diri mereka. Untuk itu, ajak mereka untuk merasakan dan menyadari sejauh mana perilaku ini sudah mempengaruhi diri sendiri dan orang-orang disekitarnya,” paparnya.