Ayu Utami: 'Ketika Tidak Terjadi, Berarti Its Not My Fate'

Ayu Utami: Bicara tentang Takdir
WOOP.ID/YOGO TRIYOGO

Cerita seorang perempuan yang ingin punya anak dan menjadi ibu. Bercerita tentang takdir.

"Semakin lo bertambah usia, semakin lo memilih lingkungan. Dan sejauh ini karena gue dari dulu temannya selalu sama laki-laki, gue tidak berada di dalam lingkungan dengan perempuan-perempuan cerewis. Dan somehow gue menghindar, sih dari perkumpulan yang ‘terlalu perempuan'. Haha," ujarnya tertawa geli. 

"Tapi, pernah saking kesalnya, gue jawab begini: 'Iya nanti sperma laki gue, gue botolin dan gue minum di depan lo semua.' Setelah pernyataan itu, percakapan berakhir, udah nggak ada komentar apapun lagi. Hahaha," ujarnya terbahak. Seandainya saya ada di tempat kejadian tersebut, sepertinya akan langsung pamit pulang. 

Ayu terbilang beruntung. Banyak perempuan yang tidak atau belum bisa hamil dan memiliki support system yang sangat menuntut: 'Kalau tidak punya anak, bukan perempuan. Kalau tidak menjadi ibu, bukan perempuan.'

Menghela nafas, Ayu menjawab, "Seiring gue bertambah umur somehow gue lebih rileks, gue lebih tidak peduli dengan omongan orang lain. Hmm... I feel more content, itu kali ya bilangnya. Dan gue tidak pusing, nggak yang mempertanyakan banyak hal, benar-benar I live my life aja."

Dan hal ini juga yang disarankan oleh Ayu kepada perempuan yang mengalami situasi kurang lebih serupa. 

"Hal pertama yang perlu lo lakukan itu adalah lo berusaha untuk mencintai diri lo sendiri, sih. Lo menghargai tubuh, usaha lo, intinya menghargai diri sendiri. You dont take crap from people. Lo nggak usah dengar semua apa kata orang—karena itu akan banyak banget. Misalnya gue aja pas bilang, ‘Iya gue lagi usaha ini,' langsung banyak berkomentar 'Lo udah coba dokter ini belum?’ ‘Lo udah coba cara ini belum? ‘Lo udah pijit ini belum? 'Lo udah ini, itu belum,''" repetnya dengan nada sebal. 

"Itu gue nggak dengarin. Bodo amat," katanya dengan intonasi bernyanyi. "Ketika lo sudah mencintai diri lo sendiri, lo menghargai tubuh lo 'kan? Akhirnya, apapun yang terjadi lo jadi lebih ikhlas, dan ini membuatmu lebih bebas, liberating," tambahnya berapi-api. 

Kalau begitu apakah sudah ikhlas jika seandainya akhirnya tidak memiliki anak? 

Tanpa menghela nafas atau berpikir, Ayu menjawab: "Oh, siap. karena dari awal 'kan gue juga fine nggak punya anak. Jadi ketika gue tahu ‘Oh ada masalah, berarti kemungkinannya 50-50’, mau nggak mau gue 'kan harus terima dua kemungkinan itu. Jadi, gue juga nggak masalah, kalau sudah jalannya. Yang penting gue tunjukkin gue udah mau usaha, gue tetap berdoa dan berharap dan ketika itu tidak kejadian, berarti it’s not my fate." 

Dan sepertinya memang Ayu dan suami sudah siap dengan segala kemungkinan. "Gue pernah terpikiran untuk adopsi, tapi ke sini gue malah berpikir untuk lebih memperhatikan keponakan-keponakan gue. Jadi ada keponakan gue yang kurang mendapat eh… cinta kasih yang cukup dari orangtua dan lingkungannya dia. Gue akan fokus ke dia, deh. Jadi instead of gue ngambil anak orang, yang di depan mata gue ada, nih. Kenapa gue nggak fokus ke dia, dua orang bahkan," katanya sambil mengangkat dua jarinya. "Itu sih, yang gue pikirkan. Jadi sambil menunggu, yang ada di depan mata gue urus. Sambil berharap, berdoa, berusaha, tapi tetap santai. Nggak usah muluk-muluk, hidup lo lebih damai," tegasnya. 

Dan berhenti merokok?

Ayu terbahak. "Itu kayaknya susah, tapi yang pasti gue udah bisa mengurangi sosmed," katanya dengan bangga.

Media sosial?

"Iya, karena ini juga mempengaruhi, sih. Lo bisa berjam-jam lihat sosmed dan tiba-tiba udah jam 1 saja, kapan tidurnya? Susahlah mau hidup sehat. Kalau ada cerita apa, lo bisa kebawa keselnya, kebawa auranya, energi negatifnya. Udah deh, jangan dulu, jangan terpengaruh dulu. Mendingan gue lihat meme aja, ngepost-ngepost meme, yang lucu-lucu, yang bikin gue happy. Dan akhirnya gue lebih tenang sih, orang-orang yang lebih banyak membicarakan politik juga gue hide, sih. Pokoknya, gue berusaha membalikkan rutinitas gue dulu sebelum jaman sosmed. Yang dulunya gue bawa handphone pas mau boker, sekarang nggak lagi. Biar nggak mempengaruhi emosi gue," tandasnya.