Bagaimana Memperbaiki Manajemen Waktu yang Amburadul

Bagaimana Memperbaiki Manajemen Waktu yang Amburadul
ISTOCK

Kita semua memiliki masalah ini.

Sering telat tiba di kantor, selalu datang mepet saat janjian atau meeting dengan orang lain, atau keseringan menunda-nunda pekerjaan atau tugas yang sudah setinggi Pegunungan Himalaya. Dan tak jarang berpikir: “Nanti aja deh dikerjainnya, masih banyak waktu ini."

Kesimpulan dari pola hidup seperti di atas: manajemen waktu yang buruk. Ada yang bilang, bukan waktunya yang salah, tapi manusianya. Perkara semantik. Intinya, kebiasaan seperti ini harus dihilangkan dan diganti dengan yang lebih "masuk akal" dan manusiawi. Oleh karena itu, Woop punya lima trik sederhana agar lalu lintas hidupmu tidak membuat macet jadwal orang lain. 

1. JADWALKAN!

Trik pertama ini mungkin tidak akan berlaku bagi mereka pekerja kantor. Pasalnya, sehari-hari mereka sudah tahu harus pergi jam berapa dan pulang jam berapa. Namun bagi mereka yang bekerja di rumah atau freelancer, membuat jadwal itu wajib.

Salah satu kelebihan freelancer adalah mereka bisa mengatur waktu sendiri, kapan harus tidur dan kapan harus bangun. Namun, kamu bisa kebablasan! Oleh karena itu, tulis agenda setiap hari agar lebih produktif. Kalaupun mau tidur sampai jam 12 siang, tapi karena memang sudah dijadwalkan, kamu sudah tahu harus melakukan apa dan sampai jam berapa agar semua pekerjaan dan tuntutan klien terselesaikan dengan rapi dan baik. Dan ingat: taati agenda dan jadwalmu sampai titik darah penghabisan. 

2. PRIORITAS

Sebaiknya, miliki tujuan yang ingin dicapai per hari. Sortir: tugas mana yang lebih mendesak dan harus diselesaikan hari itu (prioritas nomor satu))—dan bisa menunggu (asal jangan lupa dikerjakan!) juga agar tidak merusak agendamu yang sudah tersusun dengan rapi untuk seminggu. Baik untuk kepuasaan diri: silang (tandai) pekerjaan yang sudah selesai—ini baik untuk memberikan kepuasaan dan penghargaan bagi diri sendiri. 

3. DURASIKAN

Paling mudah dikatakan, tapi giliran mengeksekusi... hanya Tuhan yang tahu. Begini caranya: setelah kamu menetapkan jadwal yang akan kamu jalankan, bagilah rutinitasmu dalam beberapa blok waktu. Misalnya, jika kamu bekerja delapan jam, maka berikan jatah maksimal dua jam bagi setiap pekerjaan (terkecuali jika pekerjaan tersebut membutuhkan waktu delapan jam atau lebih untuk selesai). Jadi, selama dua jam tersebut, kamu harus benar-benar bekerja tanpa gangguan (jangan tahan hasrat ke toilet, ya). Setelah periode tersebut, kamu bisa beristirahat. Tujuan dari pembagian durasi ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang mengatur waktu. Jika berhasil, berarti pengaturan waktumu sudah baik! 

4. KATAKAN "TIDAK!"

Bagi kamu yang memilik tabiat "selalu ingin menyenangkan hati orang dan tidak enak jika menolak," ini merupakan salah satu trik terberat. Tidak mudah memang mengatakan "tidak"—rasa bersalahnya itu, lho. Namun, biasanya awalnya saja yang sulit! Terlalu sering mengatakan "iya" dari bibir, padahal sebenarnya "tidak" di dalam hati, akan mengganggu dinamika dan ritme pekerjaanmu. Akhirnya, manajemen waktu dan agendamu hari itupun rusak. Jadi, berlatihlah untuk mengatakan "tidak." 

5. ZONA BEBAS GANGGUAN

Salah satu rintangan terbesar yang harus diatasi: menyingkirkan gangguan yang ada. Mulai dari video lucu kucing, kicauan-kicauan di Twitter yang lagi trending, percakapan di grup WhatsApp yang memanas dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan, sampai gosip terkini di kantor. Tetapkan pikiran dan teguhkan hati. Minimalkan gangguan-gangguan tersebut dari sekitar mejamu. Bisa dimulai dari sekarang!