Bagamana Agar Kamu (dan Dia) Tetap Kalem Saat Berdebat Politik

Bagamana Agar Kamu (dan Dia) Tetap Kalem Saat Berdebat Politik
ISTOCK

Atau saat membicarakan gosip seleb, dan beli apa bulan ini. 

Apa yang menjadi subjek perdebatan panas dengan pasanganmu akhir-akhir ini? Giliran cuci piring? Oh, oh yang paling kekinian: jagoan calon presiden? Ah, kami mengerti. Atau, apa yang membuat kamu dan sobatmu sampai saling meng-unfollow di media sosial? Topik tentang "apakah si itu benar-benar hamil?" Ah, sejujurnya ini memang absurd. 

Apapun topik perdebatanmu, seharusnya tidak merusak hubunganmu; tetap berkepala dingin. Namun, bagaimana mungkin–apalagi ketika darah mendidih melebihi 200 derajat Fahrenheit, tanganmu terkepal dan otakmu rasanya ingin meledak, asap gaib keluar dari telinga kananmu, dan hidung kembang-kempis? Seorang terapis keluarga menyarankan sebuah trik efektif untuk dicoba saat kamu sedang berapi-api mengalahkan gunung vulkanik: berbicaralah dalam bentuk pernyataan-pernyataan, bukan pertanyaan. 

"Pertanyaan-pertanyaan dengan mudah memicu hal-hal yang berhubungan dengan masa kanak-kanak," tulis Robert Taibbi di Psychology Today. "Mental dan ingatan-ingatan emosional saat ayah/ibu menjulang di atas kita dan menggerak-gerakkan jarinya [sambil mencecar dengan pertanyaan]: Kenapa kamu terlambat? Apakah kamu sudah mengerjakan PR-mu? Apakah kamu memukul adikmu? [Pertanyaan-pertanyaan] dengan cepat memicu kecaman dan membuat tegang—seperti bahwa ada sesuatu yang salah, bahwa kamu sudah melakukan sebuah kekeliruan, bahwa kamu sedang berbohong. Reaksi-reaksi ini tertanam secara permanen di dalam otak kita." Apalagi saat pertanyaan yang selalu membuat kedua belah pihak emosi dan meluncurkan rudal masing-masing tanpa ragu, terucap: "Kenapa kamu selalu saja...?" Bum. Duaaar. 

Di lain sisi, pernyataan-pernyataan, akan "menyabarkan, menenangkan dan menyatukan," tulis Taibbi. Pernyataan seperti "Aku tahu kamu marah, aku sama sekali tidak bermaksud jahat, aku mengatakan itu karena khawatir ..." tidak hanya memampukanmu menyampaikan pendapatmu (valid, tentunya) dengan efektif, tapi juga akan membantu "mengurangi temperatur emosi". Dan untuk yang penasaran, pernyataan yang paling menenangkan adalah: aku mengerti.