Bayangkan Jika Semua Orang di Dunia Sama: Ukuran Badan sampai Kepercayaan

Bayangkan Jika Semua Orang di Dunia Sama: Ukuran Badan sampai Kepercayaan
ISTOCK

#HariToleransiSedunia. #International Day of Tolerance.

Tahukah kamu bahwa hari ini adalah Hari Toleransi Sedunia? Sedikit berbicara sejarah, pada ulang tahun ke-50-nya, 16 November 1995, anggota-anggota UNESCO sepakat untuk mengadopsi sebuahDeclaration of Principles on Tolerance. Pastinya banyak poin yang dideklarasikan, salah satunya adalah menyatakan bahwa toleransi bukan aksi memanjakan atau membiarkan. Melainkan rasa respek dan menghargai atas kebhinekaan budaya di dunia, cara berekspresi dan menjadi manusia. Deklarasi ini juga menyatakan bahwa pada dasarnya setiap orang itu berbeda; dan hanya toleransilah yang bisa memastikan keberlanjutan komunitas di setiap region di dunia ini. 

Pertanyaan: kapan terakhir kali kamu mengecek berita dan media sosial? Woop mengerti kalau seandainya kamu baru pulang dari Mars dan belum sempat update berita dan gosip terbaru, tapi yang jelas: level intoleransi makin mengkhawatirkan. Tidak hanya di Indonesia, tapi di seluruh dunia. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Centre pada tahun 2010 menyimpulkan bahwa intoleransi, terutama soal agama, semakin meningkat. Menyedihkan? Namun, berita bagusnya: mayoritas orang di dunia ini mengatakan bahwa mereka tidak percaya bahwa ada ras, agama atau budaya yang lebih superior dari yang lain. Itu hasil poling yang dilakukan oleh WIN/Gallup International pada akhir tahun 2016 dan dipublikasikan pada Juni 2017. 

Nah, untuk memperingati hari penting ini, Woop bertanya kepada beberapa teman: bayangkan jika di dunia ini semua orang sama (bentuk wajah, gaya, pakaian, hobi, cara pandang, gaya rambut, dll), apa yang akan terjadi? Apa yang membuat perbedaan itu penting. Ini beberapa jawaban yang menurut Woop patut toleransi. 

Stevany Sastra, @stevanysastra

"Sepertinya tidak akan terjadi apa-apa. Mungkin juga tidak akan ada kehidupan. No fight, no love, nothing. Karena hidup itu adalah tentang belajar akan perbedaan. Dari situ akan muncul rasa saling menghormati, sayang. 

Dari perbedaan saya belajar toleransi, agama lain, budaya lain, pemikiran lain. Contohnya dalam keluarga, keyakinan saya berbeda tapi justru itu yang buat saya special. 

Keberagaman itu baik. Layaknya semboyan Sumpah Pemuda 'Kita tidak sama, kita kerja sama.'" 

Lisa Purnamasari, @lisapurn

"Gak akan ada yang namanya kreativitas, hidup akan boring karena tidak ada ide untuk menjadi unik dan beda. 

Perbedaan penting supaya kita dapat saling memahami, saling membantu, saling mengisi satu sama lain dan saling menghormati."

Qiny Shonia, @inshonia

"Jika semua sama? I can't really imagine. I bet that would be so boring. hehehe. Meski kita memang sama-sama manusia, nggak bisa lepas dari perbedaan.

Imho, adanya perbedaan seharusnya bisa membuat lebih banyak ruang. Ruang untuk kita lebih banyak belajar. Belajar bersyukur, belajar memahami orang lain, bahkan belajar memahami diri sendiri. Setelah bisa memahami, akan ada self-love. Buat saya self-love adalah awal untuk menjalani hidup., karena kita akan sadar bahwa kalau kita nggak bisa hidup sendirian. Dan ini menjadi jalan untuk menerima perbedaan yang ada." 

Tsamara Amany Alatas, @tsamaradki

"Kalau semua orang sama, apa menariknya? Dunia terasa hambar karena gak ada perbedaan yang terjadi. Yang bikin dunia menarik justru perbedaan itu. 'Oh dia berambut hitam', 'Oh dia berambut cokelat'. Beda itu indah karena menampilkan berbagai bentuk kecantikan, bukan hanya satu bentuk kecantikan. 

Alangkah bosannya dunia ini jika hanya ada satu tipe manusia. Sama seperti beli handphone tapi produknya sama semua & semua orang terpaksa harus membeli produk yang sama. Apa enaknya?"

Iluk Reskiyana, @ilukreskiyee

"Kalau semua orang sama di dunia ini makan akan berhenti di satu titik, karena sudah puas dengan standar yang ada. Jadi nggak akan ada improvement yang tercipta. 

Dan kalau semua orang sama, kita nggak akan tahu mana yang benar dan mana yang salah. 

Dengan perbedaan, sebenarnya kita diminta untuk belajar memahami dan berkompromi untuk menjawabnya. Kita akan mengerti sesuatu yang tidak kita tahu, mengerti bahwa perbedaan bukannya harus disalahkan, karena dengan hal--hal perbedaan tersebut akan muncul pemikiran kritis, kolaborasi dan menghasilkan inovasi.