Berhenti Terobsesi dengan 8 Pertanyaan Ini

Berhenti Terobsesi dengan 8 Pertanyaan Ini
ISTOCK

Karena tidak baik untuk kesehatan dan hanya menghabiskan energi.

Pertanyaan seperti, “Haruskah saya mulai berinvestasi?” atau “Saya ingin lebih sehat, apa yang harus dilakukan?” adalah jenis pertanyaan yang bisa ditanyakan kepada ahli keuangan dan dokter dan memang patut diajukan karena tujuannya baik. Namun, ada beberapa pertanyaan yang tidak ada gunanya terus didengungkan dan membuat kita terobsesi siang-malam. Pada akhirnya, pertanyaan tersebut malah membuat hidup kita nggak maju-maju, lebih susah dan terkadang menyakiti diri sendiri. Only God knows how to answer them so fire them away when you see Him, will you?

  • Apa yang salah denganku?

Pertanyaan ini bisa berguna jika kamu sudah makan bakso dua mangkok, satu potong steak (medium rare, WOOP's favorite), satu loyang cheese cake, tapi tetap merasa lapar. Namun, pada faktanya tidak sedikit dari kita mengajukan ini hampir setiap hari dan sama sekali tidak menyadari bahwa pertanyaan ini membuat hanya terfokus pada sisi negatif kita. WOOP menyarankan agar energi yang sama lebih baik digunakan untuk mengembangkan kebaikan dan talenta yang ada di dalam diri kita; belajar membuat cheese cake, misalnya?

  • Apakah si ______ benar-benar mencintaiku?

Well, jika pasanganmu sudah bertahun-tahun berada di sampingmu dan sepertinya bahagia (paling nggak 90% dari umur hubungan kalian), berhentilah mempertanyakan ini.

  • Kapan waktu saya akan datang?

Kapan saya akan menikah seperti dia? Kapan saya punya pacar kaya seperti si anu? Harapan yang menyenangkan bisa banget membantu menarik hal-hal baik di dalam hidup. Namun, terus menerus bertanya kapan waktunya, bisa jadi malah menjauhkan hal-hal tersebut. Punya pengalaman menunggu bus, tapi saat ditunggu malah nggak datang-datang dan ketika nggak diharapkan sama sekali malah antri di depan mata? Lebih baik kenali apa yang kamu mau, lakukan bagianmu untuk bisa mewujudkannya dan kemudian alihkan perhatianmu. The ship will come faster then you think.

  • Apakah saya terlihat gemuk dengan baju ini?

Sorry can’t control the fingers; WOOP is sending you rolling eyes emoji. Ingat dengan baik bahwa beberapa baju memang akan membuatmu terlihat lebih besar atau kecil, tapi faktanya adalah: apapun yang dipakai, berat badanmu nggak akan lantas berkurang atau berubah. Jika kamu bisa menerima dengan lapang dada kenyataan ini, niscaya kamu akan merasa lebih “ringan”.

  • Apa yang akan orang lain pikirkan?

Ini adalah contoh pertanyaan yang membuat kamu bisa “berempati” dengan burung di dalam sangkar. Apa yang orang lain pikirkan sama sekali bukanlah masalahmu. Tidak ada gunanya mengkhawatirkan pendapat orang lain jika itu membuatmu stagnan dan tidak bisa menikmati hidup secara maksimal!

  • Kenapa hal ini terjadi pada saya?

Jika mengajukan pertanyaan ini karena sebuah tragedi yang menimpamu, sangat bisa dimengerti. Namun apabila diucapkan dengan nada mengeluh, menyebalkan dan terus menerus, kamu akan terdengar seperti Donald Trump yang berkicau di akun Twitter-nya jam 2 pagi. Di lain sisi, ketika mempertanyakan ini dengan nada penuh pertimbangan, bisa jadi kamu akan mendapatkan pencerahan dan pelajaran dari setiap kejadian yang tidak menyenangkan di dalam hidupmu.

  • Bagaimana saya bisa menghindari kematian?

Dengan hanya makan salad—tanpa garam, bumbu, hanya sayuran hijau—setiap hari tanpa berani mencoba yang lain hanya karena takut mati cepat? Atau dengan menghindari naik pesawat terbang karena takut jatuh? Well, bad news: death will come one day. Alih-alih takut pada kematian, lebih baik fokus pada pesan yang tersembunyi di dalamnya: setiap hari sangat berharga, tidak ada yang bertahan selamanya, jadilah orang baik dan nikmati hidup.

  • Am I good enough?

Setiap bunga, anjing, kucing, piring, daun adalah sempurna. Termasuk manusia. You are absolutely perfect at being yourself, dan tidak ada yang bisa menggantikamu. No question.