Briptu Imah, Polwan Asal Indonesia yang Jadi Pasukan PBB di Afrika

Briptu Imah, Polwan Asal Indonesia yang Jadi Pasukan PBB
Dok. Instagram @Hikmanursyaa - Briptu Imah Polwan Indonesia untuk PBB

Perkenalkan Briptu Imah, perempuan hebat asal Indonesia yang menjadi pasukan perdamaian PBB di Afrika.

Apa rasanya menjadi salah satu anggota dari pasukan perdamaian dunia? Hmm, kalau Woop pasti sangat bangga. Mungkin itulah yang dirasakan oleh Brigadir Polisi Hikma Nur Syafa, atau yang akrab disapa Briptu Imah adalah Polisi Wanita (Polwan) asal DI Yogyakarta yang menjalankan tugas sebagai Pasukan Konga di Afrika. Parasnya yang cantik membuat Briptu Imah, populer di media sosial. Layaknya selebgram terkenal, Briptu Imah, kini memiliki sekitar 73ribu pengikut di Instagram. Dia pun kerap membagikan aktivitasnya sebagai polwan lewat media sosialnya.

Dok. Instagram @Hikmanursyaa -Briptu Imah Polwan Indonesia untuk PBB
Dok. Instagram @Hikmanursyaa - Briptu Imah Polwan Indonesia untuk PBB

Baca: Annisa Yudhoyono Rela Jual Barang Branded Demi Anak-Anak

Sebelum kita mengenal Briptu Imah dengan dekat. Ada baik untukmu mengetahui: apa itu pasukan Konga dan apa tugasnya? 

Yep, pasukan Konga pernah bertugas di berbagai negara konflik. Seperti kawasan Timur Tengah, Kongo, Vietnam, Irak, Iran, Namibia, Kamboja, Bosnia Herzegovina, Filipina, Tajikistan, Siera Leone, Liberia, Sudan Selatan, Afrika Tengah, dan lain –lain. Reputasi Pasukan Konga yang terkenal berani dan profesional dalam menjalankan tugas sudah mendapat pengakuan dunia internasional. Diantaranya, saat beberapa personelnya berani mengambil posisi buffer zone. Diantara, pasukan Lebanon dan Israel yang hampir bertikai untuk melerai kedua pasukan tersebut. Langkah berani tersebut mendapatkan perhatian internasional dan mengundang kekaguman.

Pasukan Konga yang dikirim ke berbagai penugasan luar negeri memang merupakan pasukan yang terdiri dari personel pilihan dari berbagai kesatuan. Baik TNI dan Polri sesuai specifikasi yang dibutuhkan. Selain memiliki kemampuan diatas rata-rata, pada umumnya personel Konga memiliki wajah tampan dan cantik. Serta memiliki aura semangat yang terpancar di wajah mereka. Inilah yang menjadi alasan mengapa Briptu Imah terpilih menjadi salah satu anggota pasukannya.

Yep, perempuan hebat ini sempat viral karena dianggap mirip dengan aktris cantik Pevita Pearce. Tidak hanya itu saja, ternyata Imah—panggilan akrabnya—juga disebut-sebut sebagai polwan cantik yang dimiliki Indonesia yang menjadi pasukan Konga di Afrika. Hebat!

Raut wajahnya yang anggun dengan balutan hijab, membuat siapapun terkesima ketika Briptu Imah tampil mengenakan pakaian dinasnya. Meski mempesona, dia tetap terlihat gagah berani ketika memakai seragam tempur. Wow!

Sebelum bekerja menjadi polisi, ternyata Imah pernah menempuh pendidikan di Universitas Gajah Mada selama setahun. Namun karena dorongan ibundanya, Imah memutuskan untuk beralih menjadi polwan di usianya yang masih sangat muda dan di tahun 2013, Imah menjadi seorang polisi lalu lintas di Bantul, Yogyakarta.

Dok. Instagram @Hikmanursyaa -
Dok. Instagram @Hikmanursyaa - Briptu Imah, Polwan Indonesia untuk PBB

Setelah menjalankan kehidupannya sebagai polwan, Briptu Imah akhirnya terpilih oleh Polri untuk menjalankan misi kemanusiaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Kawasan Bangui, Republik Afrika Tengah. Perlu diketahui bahwa ini adalah untuk pertama kalinya Polri mengutus seorang polisi wanita dalam misi kemanusiaan dunia ini.

Ada banyak tes yang harus dilalui Imah untuk bisa lolos di program misi kemanusiaan ini. Mulai dari tes jasmani, tes kejiwaan, tes bahasa dan sejumlah tes lainnya. Dari ribuan orang, hanya 500 orang saja yang dipanggil. Selanjutnya, mereka harus mengikuti tahap seleksi yang disaring menjadi 140 orang terpilih. Salah satunya yaitu Briptu Imah.

“Total yang ikut tes itu ribuan ya sepertinya. Dari ribuan orang itu yang dipanggil hanya 500 orang, kemudian difilter lagi jadi 200, dan terakhir jadi 140 orang,” ujar Briptu Imah.

Tentunya, masuk ke dalam barisan orang terpilih dan hebat tidak membuat Briptu Imah berpuas diri. Menjalankan pekerjaan untuk misi kemanusiaan dunia bukanlah hal yang mudah, diperlukan banyak persiapan yang harus dilakukan seperti persiapan fisik, mental, hingga bahasa. Briptu Imah pun mau tidak mau harus menguasai tiga bahasa sekaligus; bahasa Inggris, Perancis, dan bahasa Arab.

Tidak hanya itu saja, tinggal di benua yang sangat jauh dan iklim yang juga berbeda drastis dengan di Indonesia menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan.

“Setiap keluar camp di sana itu kita harus Full Gear. Seperti pakai senjata, helm anti peluru, dan perlengkapan yang kita pakai itu beratnya saja sudah lima kilo. Jadi memang cukup berat dan panas,” katanya.

Sebenarnya, tidak hanya masalah iklim dan udara saja yang dia rasakan tapi kehidupan masyarakat di Bangui Afrika benar-benar masih awam dengan kamera dan foto. Menurutnya, siapapun yang datang ke sana, benar-benar harus bisa menyesuaikan diri. Ditambah lagi, sebagian besar penduduk di negara Afrika Tengah tidak bekerja alias pengangguran, jadi tingkat kriminalitas di negara tersebut pun masih sangat tinggi.