Duh, Stigma Cantik Itu Kurus Bikin Perempuan Punya Masalah Kejiwaan

Duh, Stigma Cantik Itu Kurus Bikin Perempuan Punya Masalah Kejiwaan
iStock

Stigma di masyarakat memang seringkali membuat perempuan stres. Duh!

Hampir semua perempuan peduli dengan penampilan. Ketika tubuh menggemuk, mereka menjadi tidak percaya diri. Ini karena stigma ‘cantik itu kurus’ yang meluas di masyarakat. 

Demi mengikuti stigma tersebut, banyak perempuan kemudian melakukan diet penurunan berat badan. Bahkan sejumlah perempuan melakukan diet ekstrem yang membuat mereka mengalami masalah gangguan makan. Menurut psikolog, gangguan makan (eating disorder)termasuk salah satu masalah kejiwaan. Benarkah?

“Perempuan diet awalnya karena ada standar kecantikan sosial di majalah atau media sosial. Kalau cantik itu harus kurus lho, nggak kurus nggak cantik. Terus terjadi shaming, ‘Kok gemukan sih? Kalau gemuk nggak bisa nikah lho’, berkomentar soal tubuh sehingga perempuan semakin terobsesi untuk kurus. Akhirnya obesitas, anoreksia, bulimia, atau binge. Ketika kena eating disorder itu termasuk gangguan kejiwaan. Yang paling kita takutkan diet kacau balau atau eating disorder,” jelas psikolog Tara De Thouars, BA. Psi, saat berbincang di The Hook Restaurant, Jakarta Selatan.

Tara melanjutkan, sampai saat ini banyak perempuan yang masih mengikuti standar sosial kecantikan. Namun realitanya tidak mudah yang membuat mereka mengalami pertentangan dalam diri untuk bebas makan atau ingin kurus. Beberapa perempuan mengalami ’konflik’ dalam diri yang besar hingga akhirnya mempunyai masalah gangguan makan.

“Intinya semakin jauh kita dari standar kecantikan sosial yang ada maka konflik dalam diri dan kemarahan pada diri sendiri semakin tinggi. Jadi ada perasaan kesal, buruk, kurang percaya diri, semakin itu terjadi semakin marah pada diri sendiri,” kata psikolog dari klinik lightHOUSE itu.

Kemudian ketika diet dipicu karena rasa amarah umumnya tak akan bertahan lama dan berhenti di tengah jalan. Namun ada pula yang akhirnya menjadi ‘bodo amat’ dengan diri sendiri sehingga mengalami obesitas. Atau berakhir dengan gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, atau binge.

Untuk itu, Tara menyarankan agar menanamkan self love ke dalam diri sejak dini jika tidak ingin mengalaminya. Self love akan membantumu mengendalikan diri untuk tidak terlalu mengikuti standar kecantikan sosial yang ada namun tetap mengontrol makan demi tubuh sehat.

“Kalau mau punya relationship baik ke makanan maka kita harus punya self love dulu. Kalau nggak punya self love maka bisa mempengaruhi pola makan yang kacau,” tambah psikolog lightHOUSE yang baru meluncurkan buku berjudul In Relationship with My Body itu.”

Selanjutnya: Kamu juga perlu mengerti ini kunci utama jika ingin punya bentuk tubuh ideal. bukan sekadar makan sayur dan jauhi lemak ya.