Ini Kenapa Ibu Rumah Tangga Lebih Berat Dari Wanita Karir

Ini Kenapa Ibu Rumah Tangga Lebih Berat Dari Wanita Karir
Anak ngambek kepada orang tua

Bahan perdebatan ibu-ibu. Apakah Hidup Ibu yang Seharian di Rumah Lebih Berat (Atau Ringan) Dibandingkan Ibu Bekerja?

"Ini mungkin ada benarnya, namun mungkin juga tidak benar sepenuhnya," ujar Liza. "Memang ada kondisi dimana IRT sungguh sangat perfeksionis," bebernya, "yang mengakibatkan tidak diperbolehkannya orang lain untuk membantu dirinya sehingga lalu stres sendiri. Jika ini yang terjadi maka IRT harus jujur akan kecenderungan ini lalu berusaha belajar untuk dapat mendelegasikan tugas dan menerima bahwa hasil yang dikerjakan oleh orang lain mungkin tidak sama persis dengan jika ia yang mengerjakannya.

"Hanya saja terkadang ada kondisi dimana IRT sudah bersedia untuk mendelegasikan tugas, namun suami atau anggota keluarga lain tidak mau berusaha untuk lebih belajar menyelesaikan tugas tersebut, hampir mirip dengan apa yang memang seharusnya diselesaikan," paparnya.

Menurut Liza yang terkadang terjadi adalah pihak-lain-non-istri sepertinya kurang berusaha untuk menyelesaikan sebaik mungkin dan—hanya mengerjakan secepat mungkin sehingga bisa lekas selesai tanpa memperdulikan hasil akhir seperti apa.

"Hal ini tentu akan membuat IRT semakin merasa stres dan akan semakin merasa orang lain tidak peduli akan kesejahteraan kondisi keluarga. Jika ini yang terjadi, maka suami atau anggota keluarga lain harus mulai belajar untuk mengerjakan tugas juga sebaik mungkin sehingga IRT dapat merasa bahwa suami atau anggota keluarga tersebut memang sudah berusaha keras untuk membantunya dan bukan hanya sekedar 'asal bantu,'" tegas Liza. 

ilustrasi medsos
ilustrasi medsos

Bayangkan (bukan untuk mendramatisir situasi): realitas di atas ditambah media sosial (medsos)—dunia maya. Untuk ibu-ibu rumah tangga yang sering rajin membuka Facebook atau Instagram tahu betul kerasnya tekanan-tekanan dari dunia yang unsur realitasnya sangat bisa dipertanyakan itu. Teman pergaulannya, sebut saja namanya si A, yang juga IRT hampir selalu memposting hal yang sama: ekspresinya selalu bahagia saat mengerjakan apapun, #alwaysbeautifulandproudtobehousewife. Dan yang paling penting, terlihat selalu gaya dan berdandanan lengkap—bukan, bukan memakai daster atau rambut yang selalu kusut seperti penampilanmu di hampir setiap hari. Kamu pun akhirnya bertanya-tanya: apa yang salah dengan sistem kerjamu di rumah, mengapa dia bisa begitu kamu tidak, bagaimana bisa dia tetap rapi dan terlihat selalu bahagia sementara dandananmu seperti, maaf, si Ibu di Pengabdi Setan. 

Baca: Cara Ussy Sulistiawaty Mengatasi Anak Kecanduan Gadget

"Sebenarnya tidak hanya IRT, tapi juga setiap individu pengguna medsos harus belajar untuk menyeimbangkan antara logika dan perasaan. Bahwa apapun yang terlihat, tidak semua mungkin nyata adanya, sehingga tidak perlu baperan dan membuat semua jadi terasa susah sendiri," tekan Liza. "Setiap individu memiliki keunikan hidupnya masing-masing. Gunakanlah medsos dengan bijak. Selalu ingat untuk memasukkan unsur logika dalam segala hal yang terbaca oleh kita di medsos."

Dan ada satu hal lagi, situasi-ibarat-mana-yang-lebih-dulu-ayam-atau-telur: anggapan bahwa IRT tanpa karir, sepanjang hari di rumah lebih rumit daripada ibu karir. "Ibu karir nggak usah berkomentar apapun, deh," kata IRT. Lalu, "Ibu yang kerjanya cuma ngurus anak di rumah pasti nggak bisa membayangkan kesulitan mengatur kerjaan dan keluarga," kata ibu yang berprofesi guru/wartawan/direktur/blogger/pegawai negeri sipil, dsb. 

"Sesungguhnya buat saya pribadi, hal seperti ini sungguh seperti pertempuran tanpa akhir yang tidak akan pernah jelas juga tujuan pertempurannya apa dan untuk apa dilakukan," ujar Liza yang juga seorang ibu dengan empat orang anak. 

"Setiap pilihan hidup punya konsekuensinya masing-masing dan punya kerumitannya masing-masing. Rumit atau sederhananya hidup kita bergantung pada kecerdasan emosional kita. 

"Ada IRT yang memang merasa hidup penuh tantangan tapi bahagia saja menjalaninya, sama sekali tidak merasakan kerumitan yang bikin stres. Tapi mungkin ada IRT yang sungguh sudah sangat stres karena merasa hidup begitu rumit. Begitu pula dengan ibu berkarir, yang kata IRT hidupnya jauh lebih sederhana, tapi pada kenyataanya nggak sedikit yang juga mengalami stres dan merasa hidup begitu rumitnya. 

Baca: 5 Ide Praktis Menu Bekal Anak Untuk Ibu Yang Sibuk

"Mengapa perbandingan seperti ini bisa muncul, karena kita selalu punya keinginan untuk bisa lebih baik dari orang lain, selalu ingin menenangkan tantangan tertentu. Padahal sekali lagi, ini bukan pertempuran dengan orang lain sebenarnya. Ini pertempuran kita dengan diri kita sendiri. Bisa tidak kita menjadi individu yang mampu untuk secara emosional cerdas mengelola kerumitan hidup, baik sebagai IRT maupun IRB, sehingga stres juga bisa selalu terkelola dengan bijak," Liza menuturkan. 

Untuk mengelola diri sendiri, agar bebas stres dan tetap sehat meski seharian di rumah, adakah yang bisa dilakukan? 

"Menyadari bahwa menjadi IRT adalah pilihan pribadi, "jawab Liza. Jika bukan karena pilihan pribadi maka menurutnya kemungkinan stres akan lebih besar, sehingga  "lebih baik segera menimbang dengan bijak pilihan hidupnya."

Pergi Liburan
Pergi Liburan