Identitas Seksual: Apa, Bagaimana dan Mengapa Penting Mengetahuinya

Apa, Bagaimana, Kenapa Penting Mengetahui Identitas Seksual?
Apa, Bagaimana, Kenapa Penting Mengetahui Identitas Seksual?

"Kata Abraham Maslow: Makan, minum, dan seks adalah kebutuhan dasar manusia." Yuk disimak dulu!

Baca: No Sensor! Ini 5 Rekomendasi Film Tentang Sex Paling Seksi

"Itu akan sangat menentukan bagaimana dia berelasi atau membina relationship dengan orang lain. Seseorang yang masih belum nyaman dengan seksualitasnya, belum mengidentifikasikan seksualitasnya sesuai dengan orientasi tertentu, akan membuatnya jadi nggak punya self-esteem, dong. Nggak punya kepercayaan diri untuk mengekspresikan seksualitasnya dengan sehat, gitu. Karena itu kebutuhan dasar. Mungkin kalau ada orang yang nggak makan-makan, dia mati kelaparan. Nggak minum, dia bisa mati kehausan—[tapi] nggak ada sih, orang yang nggak bisa atau tidak melakukan hubungan seksual lalu mati karena itu. Tapi, banyak yang jadi gangguan jiwa 'kan?" 

BAGAIMANA MENGETAHUI IDENTITAS SEKSUAL KITA? 

BAGAIMANA MENGETAHUI IDENTITAS SEKSUAL KITA? 
BAGAIMANA MENGETAHUI IDENTITAS SEKSUAL KITA? 

"Kebanyakan orang sudah mulai bereksperimen, mulai lebih aware atau peka terhadap identitas seksualnya itu saat memasuki masa seksual aktif, atau masa pubertas. Menjelang seorang perempuan mengalami menstruasi, dan seorang anak laki-laki mengalami mimpi basah yang pertama, pada saat itulah mereka sudah seksual aktif. Nah, pada masa ini awareness itu perlu ditanamkan pada diri si anak, apa yang dia sukai. Apakah sesama jenis, atau dua-duanya? Bagaimana membedakan antara cinta pada orangtuanya dengan cinta yang romantis? Nah, identifikasi biasanya terjadi pada masa pubertas.

Baca: Hubungan Intim Kurang Enak? Ini 5 Tips Agar Sex Lebih Nikmat

"Itu sebabnya kenapa sex education harus diberikan sejak dini sehingga anak peka terhadap tubuh dan seksualitasnya, mana yang baik, mana yang buruk, sesuai dengan nilai-nilai agama, kepercayaaan dan budaya yang dimiliki keluarganya. Yang ingin ditanamkan juga pada si anak. Dan kenapa makin penting dan esensial—kalaupun tidak bisa dilakukan sedini mungkin, tapi pada masa transisi yaitu saat pubertas, atau pada masa menstruasi atau bahkan pada beberapa waktu sebelum menstruasi pertama anak perempuan dan sebelum masa mimpi basah si anak laki-laki, idealnya dari ibu kepada putrinya dan dari bapak kepada putranya—untuk memberikan edukasi ini karena inilah masa identifikasi seksual pertama yang penting dan signifikan untuk perkembangan kesehatan psiko-seksual seorang individu."

PERLUKAH MEMBICARAKANNYA DENGAN ORANG LAIN?

ISTOCK
ISTOCK

"Kalau menurut saya tidak harus dibicarakan kepada orang lain, karena identitas seksual 'kan personal ya, pengalaman sangat individual. Kalaupun ada pertanyaan-pertanyaan—jaman sekarang pembicaraan tentang seksualitas yang sehat sudah relatif terbuka—yah, bisa dicari dari sumber-sumber seksolog yang kredibel, bukan asal ahli yang ngomongin seks, yang belum tentu menjadi seksolog gitu, ya. Sudah ada Asosiasi Seksolog Indonesia dan para ahlinya yang bisa membantu individu untuk menjawab mengenai pertanyaan-pertanyaan seksualitasnya."

BAGAIMANA MEMBICARAKANNYA DENGAN KELUARGA,TERUTAMA JIKA IDENTITAS SEKSUAL TIDAK SESUAI KONSEP SOSIAL SEKELILINGNYA?

BAGAIMANA MEMBICARAKANNYA DENGAN KELUARGA,TERUTAMA JIKA IDENTITAS SEKSUAL TIDAK SESUAI KONSEP SOSIAL SEKELILINGNYA?
BAGAIMANA MEMBICARAKANNYA DENGAN KELUARGA,TERUTAMA JIKA IDENTITAS SEKSUAL TIDAK SESUAI KONSEP SOSIAL SEKELILINGNYA?

"Soal ekspresi bagaimana dia harus menyampaikannya atau tidak, terutama jika secara sosial ini masih dianggap sebagai penyimpangan, misalnya biseksual dan homoseksual, mungkin yang harus lebih disadari atau lebih concern adalah menyampaikan kepada keluarga.

  1. Pertama, ambil waktu dulu untuk diri sendiri. Setiap orang butuh waktu untuk memproses perasaannya. Nggak semua orang itu nyaman menerima, misalnya bahwa dia bukan seorang heteroseksual. Kayaknya kalau boleh milih, mungkin dia sukanya sama yang lawan jenis supaya sesuai dengan social concept, ya. Sesuai dengan kondisi sosial, pasti orang mau milih begitu, ya. Tapi, yah gimana namanya juga suka, nggak bisa dipilih preferensi, tiba-tiba mau suka ini, itu. Nggak segampang itu. Orang kita sama makanan aja, kalau nggak suka duren, dipaksa suka duren bisa muntah-muntah. Apalagi orientasi seksual, identifikasi seksual, sexual behaviour, ini 'kan lebih peka dibandingkan makanan. Lebih sulit. Jadi izinkan orang untuk menerima perasaan, termasuk ketika Anda juga ingin out of the closet. Beri waktu kepada diri Anda sendiri untuk menerima identifikasi seksual Anda, karena nggak akan gampang, dan nggak pernah gampang—kalau nggak, nggak ada seksolog juga di dunia ini 'kan?
  2. "Kedua, misalnya Anda bukan seorang heteroseksual, tapi seorang homoseksual atau biseksual, kasih waktu untuk keluarga untuk memproses perasaannya juga. Pastikan syok! Ada banyak shame, gitu ya, ada banyak mitos, ada banyak hal negatif secara seksual yang dipercaya oleh kebanyakan orang mengenai homoseksual dan biseksual. Mereka boleh syok, dong?
  3. "Ketiga, setelah Anda sampaikan, beri waktu untuk berbicara lagi mengenai penerimaan keluarga dan sampai mana mereka sanggup dan tidak sanggup—tanpa membuang anggota keluarga. Karena membuang anggota keluarga hanya karena orientasi seksual yang berbeda, sama saja kayak kita membuang anggota tubuh kita. Hanya karena dia lain sendiri dari kebanyakan orang."

Baca: Bicara Soal Seks, Ketahui Arti dan Fakta Unik dari BDSM!

Baca: Ini Kenapa Wanita Lebih Cepat Bosan dengan Seks

Baca: Ini Kenapa Seks Bisa Bikin Kamu Lebih Cerdas