Interview: 3 Perempuan Hebat tentang Suka Duka Mewujudkan Mimpi

Interview: 3 Perempuan Hebat tentang Suka Duka Mewujudkan Mimpi
WOOP.ID

Founders speak up.

Apakah sedang berniat mendirikan sebuah usaha, atau bahasa jamannya: startup? Atau sudah melakoninya, dulu semangat tapi sekarang dalam kondisi 'hidup segan, tamat tidak mau'? Woop berbincang dengan tiga perempuan dengan usaha yang berbeda dan berharap setelah mendengar ceritanya, kamu kembali semangat mewujudkan mimpimu.

CYNTHIA LARASANTI, FOUNDER of BUBA AND BUMP   

img

Restoran memang tempat yang menyenangkan bagi banyak orang, tapi dilematis bagi ibu, karena hanya segelintir yang ramah anak! Menyadari keabsenan tersebut, Cynthia Larasanti bersama kedua sahabatnya, Priscilla Angriawan dan Kimberly Sarah,membuka sebuah tempat bernama Buba and Bump di Jakarta sembilan bulan yang lalu. 

“Sebenarnya, ini ide dari salah satu partner aku (salah satu pendiri Buba and Bump) saat pulang dari Amerika,” ujar Cynthia, kepada Woop. “Kebetulan, aku dan satu dari founderBuba and Bump ini adalah seorang ibu. Mungkin, karena itu kita berdua ingin menciptakan kayak tempat ini, yang belum ada untuk keluarga. Dari awal pengen banget buka bisnis, cuma dari awal kita tahu kalau perempuan sudah punya anak akan susah buat ngapain-ngapain. Kebetulan bisnis ini untuk kita bertiga, [bisa dilakukan] sambil kerja dan sambil jagain anak juga. Ya, yang namanya perempuan, number one priority-nya tetap anak 'kan. Bisa mewujudkan mimpi tapi tetap bisa mengurus anak juga,” terangnya. 

"Alasannya bukan cuma yang kita bilang, bukan cuma karena ini khusus bagus untuk keluarga. Kita pikir sebagai ibu ‘kok nggak ada tempat di Jakarta yang benar-benar memperhatikan kebutuhan ibu gitu. Seperti tempat menyusui, tapi bukan mal ya. Kita ngomonginnya kayak tempat yang ada tempat main, trus, misalnya saat ibunya sedang kerepotan, dia juga bisa beli barang di sini, bisa juga ngumpul sama ibu-ibu lain di sini, bisa main bareng juga,” ceritanya, dengan semangat. 

Namanya, Buba and Bump–apa artinya? 

Buba-nya itu mom, Bump-nya itu dari kata pregnancy. Atau, bisa diartikan Bump-nya itu sebagai anaknya,” ceritanya sambil tertawa. Jadi, Buba and Bump = Ibu dan Anak!

Saat Woop mengunjungi Buba and Bump, banyak hal yang menarik dari tempat “Ibu dan Anak”. Misalnya, menu makanannya yang sehat (tapi enak). 

“Sebenarnya, kita mikirnya nggak cuma ibu-ibu (kebanyakan ibu menyusui) ini," kata Cynthia. Fokus utamanya adalah tidak hanya ibu, tapi karena makanan tersebut juga akan diserap oleh bayi, maka "kita pikir, kenapa nggak sekalian aja kita buat kafe sehat,” ceritanya. Yah, salah satu hal baik dari era modern adalah kesadaran dan kepedulian orang terhadap pilihan makanan sehat.

Bukan hanya itu, Buba and Bump juga menjual peralatan bayi, mulai dari baju sampai pernak-pernik. Juga, beberapa kelas olahraga. “Konsep yang kita tawarkan adalah seperti one stop destination. Pemikiran kita, kita akan cover seribu hari pertama dari ibu dan anak,” paparnya.

Tunggu, seribu hari pertama? Maksudnya? “Iya, selama sembilan bulan mengandung, habis itu dua tahun pertama anak. Kita mikirnya dari dia hamil, dia sudah enjoy kelas-kelas kita, misalnya kelas prenatal yoga, atau childbirth education. Selain itu, setelah melahirkan, kita juga memberikan edukasi kepada anaknya dan ibunya sendiri, seperti kelas baby massage, kelas ASI-MPASI. Trus, untuk baby-nya sendiri ada kelas sensory juga. Kenapa one stop destination? At the same time, kelas, lalu turun bisa belanja langsung keperluan dan bisa sekalian makan juga,” ungkapnya.

Merintis startup company, ehm... bukanlah sesuatu yang sederhana. Terutama, jika usaha tersebut 'berbeda'. Apakah Cynthia merasakan hal itu juga?

“Iya, ada suka dan duka yang harus dijalankan,” tuturnya, serius. "Sukanya sih, sudah pasti," lanjutnya, "kita happy lihat banyak ibu yang datang ke sini, padahal mereka masih menyusui. Mereka kerepotan misalnya anaknya ada dua; satu baby, satunya sudah besar. Tapi senang karena mereka bisa happy, happy, dan bisa dapat edukasi yang benar juga. Kalau dukanya? Mungkin, lebih ke awal-awal berdiri kali ya, taruh nama kita di luar, benar-benar meyakinkan orang-orang, kalau tempat kita ini memang cocok untuk keluarga, dan kita juga bisa memberikan edukasi.”  

VERNA SUKIAT, FOUNDER of WATT: WALK THE TALK  

HALAMAN
1234